Mengenal Golden Triangle, Sumber Uang TKI Dewi Astutik Pengendali Jaringan Narkotika Internasional

Golden Triangle adalah jaringan narkoba terbesar se-Asia Tenggara. Jaringan narkoba terbesar ini berpusat di Segitiga Emas tempat perbatasan Thailand

|
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
Kolase Kompas.com || lo;ase NRG/org
GOLDEN TRIANGLE -- (kiri) Dewi Astutik, TKI Ponorogo yang Jadi Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton / (kanan) ilustrasi Golden Triangle. 

BANGKAPOS.COM -- Dewi Astutik, TKI asal Ponorogo Jawa Timur dikenal sebagai buronan gembong narkoba internasional.

Perempuan Indonesia ini disebut menjadi dalang penyelundupan 2 ton sabu di Kepulauan Riau.

Bahkan ia disebut sebagai pengendali utama jaringan narkotika internasional tersebut.

Baca juga: Sosok Dewi Astutik Alias PA Otak Penyelundupan 2 Ton Sabu, Ini Hubungannya dengan Fredy Pratama

Dewi Astutik masuk jaringan narkoba terbesar di Asia Tenggara.

Jaringan penyelundupan narkoba tersebut dikenal dengan sebutan Golden Triangle.

Lantas apa itu Golden Triangle?

Menurut United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Golden Triangle adalah jaringan narkoba terbesar se-Asia Tenggara.

Jaringan narkoba terbesar ini berpusat di Segitiga Emas tempat perbatasan Thailand, Myanmar, dan Laos.

Baca juga: Sosok Fredy Pratama Gembong Narkoba Asal Indonesia yang Dilindungi Gengster di Thailand

Wilayah itu menjadi salah satu "koridor perdagangan narkoba terbesar di dunia".

Dari wilayah itulah barang-barang terlarang termasuk narkoba diperjualbelikan ke pasar-pasar yang menguntungkan di seluruh Asia Tenggara.

Perwakilan Regional Kantor PBB untuk UNODC, Jeremy Douglas, menjelaskan di wilayah Shan, Myanmar, merupakan tempat produksi heroin dan opium yang besar.

Tak hanya itu, di tempat itu juga diproduksi narkoba sintetis, seperti metamfetamin.

Saking besarnya Golden Triangle, jaringan ini menjadi pemasok narkoba untuk Asia Tenggara, Asia Timur, Australia, bahkan Selandia Baru.

Douglas menuturkan, produksi narkoba dilakukan di daerah-daerah Golden Triangle yang sangat terpencil.

Ia menyebut ada peningkatan produksi opium di Myanmar sejak pengambilalihan pemerintahan oleh militer.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved