Mengenal Pacu Jalur dari Riau yang Viral Diklaim Warganet Malaysia, Mulai Abad ke-17 dan Masuk WTWB

Warganet Malaysia yang diduga mengklaim Tradisi Pacu Jalur yang tengah viral berkat tren aura farming di TikTok menghebohkan dunia jagat maya. 

|
Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Istimewa/Dok. Humas Pemprov Riau
TRADISI PACU JALUR - Tradisi Pacu Jalur atau perlombaan mendayung khas Kabupaten Kuantan Singingi, Riau yang belakangan ini viral atau menjadi perbincangan hangat di media sosial. 

Arti Gerakan Anak Coki yang Medunia

Posisi Anak Coki inilah yang banyak diperagakan dalam video tren "Aura Farming" di media sosial.

Anak Coki umumnya diisi oleh anak-anak karena bobot tubuh mereka yang lebih ringan, sehingga tidak membebani laju perahu. Gerakan tari dari Anak Coki bukan sekadar pertunjukan hiburan, melainkan menyimpan filosofi tertentu. Ketika jalur memimpin perlombaan, Anak Coki akan menari dengan semangat hingga garis akhir.

Sesampainya di sana, mereka langsung bersujud sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Lambaian tangan yang dilakukan ke arah sungai memiliki makna penghormatan kepada Batang Kuantan, yaitu sungai tempat perlombaan berlangsung. Gerakan langkah kaki yang lincah menggambarkan kelincahan dan keharmonisan kehidupan masyarakat pesisir.

Sementara itu, gerakan tangan terbuka ke atas menyimbolkan rasa syukur atas keselamatan dan hasil panen yang melimpah. Tarian ini biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan serunai. Irama dari alat musik ini tidak hanya sebagai pengiring, namun juga menjadi penyemangat serta penggambaran dari perjuangan dan nilai kebersamaan dalam tradisi Pacu Jalur.

Dalam beberapa waktu terakhir, penampilan Anak Coki yang menari di ujung perahu kembali menjadi sorotan publik.

Hal ini seiring dengan tren "Aura Farming" di media sosial, yang menunjukkan semangat percaya diri para penari cilik dalam menampilkan gerakan khas mereka. Aksi ini menyita perhatian masyarakat luas, termasuk generasi muda. 

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan apresiasi terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi budaya Indonesia. Ia menilai bahwa platform digital menjadi salah satu jalur efektif untuk memperkenalkan warisan budaya Nusantara ke khalayak global. (Kompas.com)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved