Diplomat Kemlu Tewas di Menteng

Dugaan Diplomat Kemlu Arya Daru Mengakhiri Hidup Menguat, Ada Sidik Jari di Lakban dan TKP

Di mata keluarga, sahabat dan rekan kerjanya, Arya Daru dikenal sebagai sosok yang cerdas, ramah, dan berdedikasi dalam pekerjaannya. 

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Tribun Jogja/ Neti Istimewa Rukmana
PEMAKAMAN ARYA DARU - Keluarga Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan saat mengikuti prosesi pemakaman almarhum di Pemakaman Sunthen, Jomblangan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/7/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. 

Mereka akan memberikan pesan-pesan terakhir hingga melakukan hal tak biasa.

"Umumnya memang orang-orang yang bunuh diri menampilkan gejala, apakah dari perkataannya, dari perilakunya yang aneh, atau juga indikasi-indikasi misalnya memberikan satu surat yang kok isinya aneh," katanya, dikutip dari kanal YouTube BeritaSatu.

Gejala lain, lanjut Adrianus, bisa berupa gejala yang memperlihatkan korban sedang stres atau linglung.

Terkait hal ini, Adrianus menilai, perlu dilakukan wawancara mendalam kepada orang-orang terdekat Arya Daru.

Langkah tersebut, bisa mengungkap apakah Arya Daru menunjukkan gejala-gejala hendak mengakhiri hidup.

Meskipun demikian, Adrianus menggarisbawahi, tidak semua kasus mengakhiri hidup menampakkan gejala sebelum kejadian.

"Kalau misalnya tidak ada sekali, ini juga bukan suatu hal yang luar biasa. Karena ada saja kasus bunuh diri dilakukan tanpa ada satu indikasi sama sekali, tanpa ada satu sebab," tandasnya.

Ada Kemungkinan Tekanan Psikis

Kriminolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Suprapto, mengingatkan bahwa analisis terlalu dini bisa menyesatkan. Ia membuka kemungkinan bahwa Arya Daru menghadapi tekanan mental atau gangguan fisik yang berat.

"Kalau memang tidak ditemukan kekerasan, bisa jadi ini disebabkan penyakit tertentu atau tekanan jiwa berat," ucap Suprapto.

Ia menambahkan, posisi lakban pada kepala juga bisa menjadi indikator kuat motif kematian.

"Mungkin saja lakban digunakan untuk menahan rasa sakit ekstrem akibat kondisi medis yang diderita," tambahnya.

Hal lain yang membuat dugaan semakin dalam adalah bahwa keluarga, termasuk sang istri, tidak mengetahui masalah yang sedang dihadapi Arya Daru. Artinya, beban itu dipikul Arya Daru sendiri dalam diam.

Penyelidikan Masih Berjalan

Tim Inafis gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Jakarta Pusat kembali menyambangi TKP pada Rabu (9/7/2025)untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

Mereka masuk ke dalam kamar korban, memeriksa area sekitar, termasuk rekaman CCTV dan barang-barang milik Arya Daru.

Kapolsek Metro Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengatakan bahwa hasil otopsi masih ditunggu, terutama bagian toksikologi dan histopatologi.

"Kami belum bisa memberikan keterangan resmi karena hasil otopsinya belum keluar. Masih ada beberapa pemeriksaan yang memakan waktu," jelasnya.

Setelah pemeriksaan awal selesai, keluarga Arya Daru ta jenazah segera dipulangkan ke kampung halaman di Yogyakarta.

Pada Rabu sore, jenazah tiba di rumah duka di Jalan Munggur, Banguntapan, Bantul, dalam sebuah peti berwarna putih.

Tangis pecah dari keluarga dan kerabat yang menanti sejak siang. Ambulans yang membawa jenazah dikawal tiga mobil, termasuk mobil patwal dan mobil dinas berpelat merah.

"Setelah tiba, almarhum Daru kita semayamkan, kita doakan," ucap Meta Bagus, kakak ipar Arya.

Jenazah Arya Daru kan dimakamkan di TPU Sunten, berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah duka.

Arya Daru pertama kali ditemukan meninggal dunia pada Selasa (8/7/2025) pagi di kamar indekos di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat.

Adapun awal mula terungkapnya kematian Arya Daru ketika sang istri meminta tolong kepada penjaga indekos karena suaminya tidak bisa dihubungi.

"Karena istri minta tolong kepada petugas makanya bisa diketahui bahwa korban sudah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa," kata rekan Arya, Iyarman Waruwu.

Iyarman mengungkapkan saat ditemukan, Arya Daru dalam kondisi kepala terlilit lakban berwarna kuning dan tertutup selimut.

Sementara menurut Kapolsek Metro Menteng Kompol Rezha Rahandhi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan dan tidak ada barang yang hilang, kita masih selidiki," ucapnya.

Di sisi lain, saat ditemukan, pintu kamar Arya Daru terlebih dahulu didobrak karena saat dipanggil tidak ada balasan.

Namun, ternyata, pintu kamar tersebut dalam kondisi terkunci dari dalam.

Pada Rabu (8/7/2025) sore, tim dari Inafis Polri melakukan penyelidikan lanjutan dengan mendatangi kamar yang menjadi lokasi ditemukannya jenazah Arya Daru.

Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, Seluruh tim pun memakai sarung tangan karet sebelum masuk ke area terbatas, yang sudah diberi garis polisi.

Tim Inafis pun sempat berbincang satu sama lain, seraya menunjuk ke arah kamera pengawas atau CCTV.

Setelahnya, beberapa petugas pun terlihat masuk ke dalam kamar kos, yaitu nomor pintu 105.

Kehadiran tim Inafis siang ini menandakan proses penyelidikan masih terus berkembang. 

Namun, polisi belum menyimpulkan apakah penyebab kematian mengarah pada bunuh diri atau dugaan tindak pidana.

Temui Kejanggalan

Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan terdapat kejanggalan.

Lalu, apa saja kejanggalan yang ditemukan terkait penemuan jasad Arya Daru? Berikut rangkumannya.

Menurut pengakuan kerabat korban, Iyarman Waruwu, Arya pertama kali ditemukan dalam kondisi terlentang di kasur dengan kepala tertutup lakban berwarna kuning.

"Korban ditemukan dengan posisi di atas tempat tidur dengan kondisi kepala tertutup lakban warna kuning. Korban tertutup selimut warna biru dongker," katanya.

Kapolsek Metro Menteng, Kompol Reza Rahandhi, mengungkapkan awal mula ditemukannya jasad Arya ketika sang istri menyatakan suaminya tidak bisa dihubungi.

Lalu, istri Arya pun meminta tolong kepada penjaga indekos untuk mengecek keberadaan suaminya tersebut.

Namun, ketika diketuk pintu kamarnya, tidak ada jawaban dari Arya. Akhirnya, pintu tersebut pun didobrak.

Ternyata, pintu kamar Arya dalam kondisi terkunci dari dalam setelah berhasil didobrak.

"Setelah dicek dan diketuk tidak dibuka, akhirnya kamar dibuka paksa. Di dalam ditemukan korban dalam kondisi sudah meninggal," jelas Rezha.

 Selidiki CCTV 

Deretan kejanggalan yang ditemukan dalam tewasnya Arya ini, membuat polisi melakukan penyitaan dan penyelidikan terkait kamera CCTV di sekitar lokasi.

Polisi juga menyita perangkat lain seperti memory card dan sistem Articoder guna menelusuri aktivitas terakhir korban di lokasi. 

"Kerabatnya sudah ada di sini, istrinya masih perjalanan. Mungkin masih di pesawat," ucap Rezha. (Tribunnews.com)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved