Daftar 26 Beras Oplosan yang Rugikan Negara hingga Rp 1.000 Triliun: Sania, Fortune, hingga Alfamidi
Berikut ini daftar 26 merek beras oplosan yang tidak sesuai regulasi: Sania, Sovia, Fortune, Siip, Alfamidi Setra Pulen...
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Berikut ini daftar 26 dari 212 merek beras oplosan yang beredar luas di masyarakat.
Kasus beras oplosan ini ditaksir merugikan negara hingga Rp 1.000 triliun.
Seperti yang diketahui, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut sekitar 212 merek beras terindikasi melakukan pelanggaran.
Pelanggaran yang ditemukan mencakup pengurangan berat bersih dan pengoplosan beras kualitas premium dengan beras kualitas rendah.
"Contoh, ada volume yang mengatakan 5 kilogram, padahal 4,5 kilogram," ungkap Amran melalui video yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/7/2025).
"Kemudian, ada yang mengatakan bahwa ini (produk) premium, padahal itu adalah beras biasa," lanjut dia.
Praktik mengoplos beras itu bisa menyebabkan selisih harga Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram lebih mahal dibandingkan harga asli.
Jika praktik ini berlangsung selama 10 tahun, kata Amran, kerugian bisa mencapai Rp 1.000 triliun.
Berikut ini daftar 26 merek beras oplosan yang tidak sesuai regulasi:
- Sania
- Sovia
- Fortune
- Siip
- Alfamidi Setra Pulen
- Beras Premium Setra Ramos
- Beras Pulen Wangi
- Food Station
- Ramos Premium
- Setra Pulen
- Setra Ramos
- Raja Platinum
- Raja Ultima
- Leezaat
- Larisst
- Topi Koki
- Elephas Maximus
- Slyp Hummer
- Ayana
- Dua Koki
- Beras Subur Jaya
- Raja Udang
- Kakak Adik
- Pandan Wangi BMW Citra
- Kepala Pandan Wangi
- Medium Pandan Wangi
Kementerian Pertanian (Kementan) dan Satgas Pangan Polri mengungkap pelanggaran mutu dari ratusan merek beras di pasaran.
Setidaknya, ada 212 merek beras oplosan berdasarkan hasil investigasi.
Beras oplosan tersebut merupakan beras biasa bahkan beras SPHP yang kemudian dikemas dalam kemasan yang premium.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengungkap salah satu modusnya, yakni pencantuman label yang tidak sesuai dengan kualitas beras sebenarnya atau sering disebut oplosan.
Amran mencontohkan, sebanyak 86 persen dari produk yang diperiksa mengklaim sebagai beras premium atau medium, padahal hanya beras biasa.
Ada pula modus pelanggaran yang mencakup ketidaksesuaian berat kemasan, di mana tertulis 5 kilogram (kg) namun hanya berisi 4,5 kg.
Alasan Pramono Anung Tunjuk Eks Pj Gubernur Jakarta Jadi Komut Food Station, Singgung Track Record |
![]() |
---|
Cerita Warga Sidoarjo Untung Rp13 Miliar Oplos Beras Premium, Baru Produksi 2 Tahun |
![]() |
---|
Karyawan Gunarso Dirut BUMD Tersangka Kasus Beras Oplosan, Dulu Pejabat Perum Bulog |
![]() |
---|
Inilah 3 Tersangka Kasus Beras Oplosan yang Merugikan Rakyat, Dirut dan 2 Anak Buahnya Terlibat |
![]() |
---|
Warga Diminta Jadi 'Detektif' Pangan, Awasi Beras Oplosan di Pangkalpinang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.