Berita Pangkalpinang

Bulan Ramadan, Sejumlah Manusia Gerobak Mangkal di Simpang Tujuh, Ini Kata Dinsos Pangkalpinang.

Editor: Novita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gerobak pemulung di Kota Pangkalpinang.

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Sejumlah gerobak tampak parkir berderet di tepi Jalan Simpang Tujuh, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (4/4/2022) siang.

Gerobak-gerobak berisi kardus, karung berisi botol plastik tersebut, ternyata milik pemulung yang berhenti di tepi Jalan Ahmad Yani.

Setidaknya ada delapan gerobak dan dua sepeda berhenti di simpang itu. Pantauan Bangkapos.com di lapangan, terlihat beberapa kali para pemulung mendorong gerobaknya untuk dipindahkan dari tepi jalan yang satu ke tepi jalan yang lain.

Hal itu mereka lakukan hanya untuk memperoleh bantuan dari pengendara yang lewat dari arah yang berlawanan.

Sesekali beberapa pengendara kendaraan bermotor berhenti tepat di depan mereka untuk memberikan bantuan seperti makanan, minuman hingga uang.

Ketika ada pengendara berhenti dengan membagikan makanan, sejumlah orang dengan mengenakan baju lusuh yang tak diketahui dari mana asalnya, tiba-tiba terlihat berlarian ikut menyambut sebuah bantuan makanan yang diberikan.

Yanti (38), satu di antara pemulung yang ada di tempat tersebut, mengatakan, dirinya sengaja berhenti di Simpang Tujuh guna mendapat bantuan dari pengendara yang melintas.

"Saya habis keliling cari barang bekas, sebelum pulang saya memang berhenti di sini. Biasanya kan banyak orang yang bagi-bagi makanan," kata dia kepada Bangkapos.com.

Saat mangkal Yanti tak sendirian. Dia ditemani anak perempuan berumur lima tahun yang dimasukkan ke dalam gerobak.

Ia juga mengaku kerap mangkal di Simpang Tujuh dan duduk di trotoar jalan mulai pukul 16.00 WIB hingga 17.30 WIB selama bulan Ramadan.

"Pokoknya kalau sekitar pukul 16.00 WIB sudah di sini, pulangnya menjelang magrib. Tapi, enggak setiap hari," beber ibu tiga orang anak ini.

Dalam sehari, pemulung asli Kota Pangkalpinang ini, bisa mendapatkan nasi hingga tiga kotak selama Ramadan.

Selain itu, beberapa bungkus minuman hingga kue juga ia terima.

"Biasanya bisa dapet tiga nasi kotak dan saya bawa pulang untuk makan berbuka puasa bareng keluarga. Kadang juga kue dan es. Kapan lagi bisa makan begini. Tapi, sempat juga enggak kebagian karena banyak pemulung lain," terangnya.

Hal senada juga diungkapkan Ratna (40), pemulung asal Sumatera Selatan. Ia kerap berhenti di Simpang Tujuh guna beristirahat melepas penat selepas mengais barang-barang bekas.

Halaman
12

Berita Terkini