Tribunners
Arsitek Transformasi: Kepemimpinan Transformatif dalam Membangun Ekosistem Digital Bangka Belitung
Keberhasilan tidak lagi ditentukan semata oleh kekuatan modal atau strategi bisnis, melainkan oleh kemampuan pemimpin dalam mengarahkan perubahan
Melalui perhatian individual, pemimpin dapat memahami perbedaan kemampuan digital di antara anggota tim dan menyediakan pelatihan yang sesuai. Hal ini sejalan dengan program nasional yang digagas Kementerian Kominfo (2023) untuk mencetak jutaan talenta digital pada 2030.
Seperti diingatkan oleh Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, M.S., “Kepemimpinan di Indonesia harus menyeimbangkan nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong dan musyawarah dengan semangat inovasi dan kelincahan digital.” Nilai-nilai ini hidup dalam masyarakat Melayu Bangka Belitung, yang menjunjung tinggi kebersamaan, solidaritas dan rasa saling percaya. Di sanalah kekuatan sosial daerah ini berakar.
Menuju Kepemimpinan Transformasional di Babel
Bangka Belitung membutuhkan lebih banyak pemimpin yang tidak hanya memerintah, tetapi menggerakkan; bukan sekadar memimpin dengan jabatan, tetapi dengan teladan dan nilai. Pemimpin transformatif dapat hadir di mana saja, di pemerintahan, dunia pendidikan, organisasi sosial, bahkan komunitas nelayan dan pelaku UMKM.
Sebagaimana disampaikan Yukl (2013), kepemimpinan efektif bukan tentang kekuasaan formal, melainkan tentang kemampuan moral untuk menggerakkan komitmen kolektif. Dalam konteks Babel, hal ini berarti membangun kesadaran bersama bahwa transformasi digital harus menjangkau semua lapisan masyarakat dari kota hingga pulau-pulau kecil.
Kepemimpinan transformatif yang berpihak pada inklusivitas akan memastikan bahwa kemajuan digital tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi kekuatan kolektif seluruh masyarakat Babel menuju masa depan yang tangguh.
Penutup
Kepemimpinan transformatif adalah kunci menuju Bangka Belitung yang inovatif, cerdas, dan berdaya saing. Dengan menggabungkan semangat gotong royong, budaya lokal, serta visi digital yang progresif, para pemimpin di Babel dapat menjadi katalis perubahan yang membawa daerah ini menuju ekosistem digital yang berkelanjutan.
Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang manusia yang memimpin dengan hati, nilai dan keberanian untuk berubah. Bangka Belitung membutuhkan lebih banyak “arsitek transformasi” sosok pemimpin yang mampu menjembatani tradisi dan modernitas, serta menjadikan inovasi sebagai jembatan menuju kemajuan bersama. (*/E0)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.