Berita Bangka Tengah

KWT Anggrek Desa Belilik Manfaatkan Hasil Bumi untuk Produksi Bahan Pangan Alternatif

Mereka mampu menghasilkan bahan pangan alternatif berupa tepung dari singkong dan ubi jalar atau biasa disebut bijur

Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
Anggota KWT Anggrek, Desa Belilik Mastina Mayasari (53) saat menunjukkan produksi olahan bahan pangan alternatif berupa tepung Singkong dan Ubi kepada Bangkapos.com, Kamis (16/10/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kisah inspiratif datang dari para ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek, Desa Belilik, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, yang berhasil memproduksi bahan pangan alternatif.

Berbekal ilmu dari program pelatihan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Tengah, mereka mampu menghasilkan bahan pangan alternatif berupa tepung dari singkong dan ubi jalar atau biasa disebut bijur.

Anggota KWT Anggrek, Desa Belilik Mastina Mayasari (53) menyebut produksi ini sudah dilakukannya bersama kelompoknya sejak lima tahun terakhir, memanfaatkan banyaknya hasil bumi masyarakat sekitar.

"Kita sebagai anggota KWT sudah lima tahunan lah membuat ini. Dulu awalnya dari Dinas Pangan Bangka Tengah itu ada pelatihan di Desa Namang dengan pemateri dari Jakarta. Alhamdulillah kita nyangkut ilmunya," ujar Mastina saat berbincang dengan Bangkapos.com, Kamis (16/10/2025).

Menurut Mastina, produk-produk dari KWT Anggrek ini memiliki banyak kelebihan, terutama terkait kadar gula sangat rendah, sehingga sangat cocok dengan pola hidup sehat yang saat ini sedang digandrungi masyarakat.

"Tepung-tepung kita ini gluten free, jadi tidak bikin gemuk, tidak bikin diabetes juga tentunya," tambahnya.

Ia juga mengisahkan meski belum mampu memproduksi dengan skala besar, olahan pangan lokal ini sudah memiliki banyak peminat dari berbagai daerah.

"Peminatnya banyak, kadang barangnya tidak ada, karena kita produksi kue juga dari tepung ini. Kalau mau lebaran kita stop jual tepung, karena dipakai buat bikin kue, peminatnya seperti Pangkalpinang dan Mentok, juga ada dari Jawa minta dikirim juga pernah," terangnya.

Terakhir ia juga mengajak masyarakat untuk mulai beralih ke komoditas pangan lokal, agar tidak terus tergantung oleh alur pengiriman dari luar daerahm

"Semoga masyarakat bisa mengenal produk kami. Untuk ibu PKK lainnya, ayo tanam umbi-umbian, bagus untuk dimakan dan laku dijual," pungkasnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved