Dana Mengendap di Bank
Dana Mengendap, Ekonomi Melambat Jadi Tantangan Fiskal Bangka Belitung
Angka ini bukan sekadar statistik keuangan, namun merupakan cermin dari seberapa cepat atau lambatnya denyut pembangunan...
Penulis: Rizki Irianda Pahlevy | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
"Ketika belanja publik tertunda, dampaknya tidak hanya pada laporan keuangan namun akan terasa pada pembangunan fisik misalnya jalan yang tak kunjung diperbaiki, pasar rakyat yang belum direvitalisasi, hingga kegiatan ekonomi kecil lainnya yang akan kehilangan momentum," ucapnya.
Bagi pelaku usaha lokal, belanja pemerintah adalah “sinyal permintaan”, ketika permintaan turun maka pelaku usaha akan ragu berproduksi, melakukan penambahan tenaga kerja, atau memperluas investasi baru.
"Bagi masyarakat, keterlambatan proyek berarti keterlambatan manfaat. Lalu bagi investor, kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah daerah mampu mengelola likuiditasnya dengan baik?. Perlu keberanian fiskal dan akselerasi, artinya Bangka Belitung perlu reorientasi fiskal dari sekadar hati-hati menjadi produktif dan progresif," pungkasnya.
Devi menekankan setiap rupiah yang tersimpan di bank harus segera “dihidupkan”, menjadi aktivitas ekonomi nyata.
Pemerintah daerah harus mempercepat siklus belanja, perencanaan di triwulan I, realisasi maksimal di triwulan II–III.
Selain itu, daerah perlu meningkatkan PAD secara kreatif, bukan hanya mengandalkan pajak dan retribusi. Pengembangan potensi ekonomi kelautan, pariwisata, dan industri olahan hasil tambang serta perikanan bisa menjadi sumber baru.
Semakin kuat basis ekonomi lokal, semakin kecil ketergantungan terhadap transfer pusat.
Pihaknya juga mengungkapkan transparansi sebagai kunci kepercayaan publik, isu dana mengendap mudah dipelintir menjadi tudingan politik.
Terkait ini perlu keterbukaan, sehingga langkah sederhana ini bisa menumbuhkan kepercayaan publik sekaligus menekan ruang spekulasi negative, selanjutnya uang harus bergerak, bukan mengendap.
"Dalam konteks ekonomi daerah, uang yang diam adalah pembangunan yang tertunda. Dana mengendap bukan sekadar soal teknis akuntansi, tetapi cerminan dari efisiensi fiskal dan kemampuan manajemen pembangunan. Jika Bangka Belitung ingin tumbuh lebih cepat dan berdaya saing, maka perlu menggerakkan uang untuk menggerakkanekonomi," ungkapnya. (Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy)
| DPRD Babel Telusuri Dana Rp2,1 Triliun Mengendap di Bank, Pemprov Bantah, BI Ikut Bingung |
|
|---|
| Beredar Informasi Pemprov Babel Simpan Dana Rp 2,10 Triliun, DPRD Babel Akan Panggil Pemprov dan BI |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Ditantang Buka Data Pemda yang Simpan Dana di Bank, Sebut Babel Punya Rp 2,1 Triliun |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Sebut Babel Punya Dana Rp2,1 T di Bank, Pemprov Babel :Kami Mau ke BI, Mana Tahu Ada |
|
|---|
| Kepala Bakuda Heran Pemprov Babel Punya Simpanan Dana Rp2,10 T, BI Telusuri Disimpannya di Bank Mana |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.