Berita Bangka Selatan

Bukan Sekadar Pesta, Festival Kemilau Bangka Selatan Dongkrak Ekonomi Rakyat Hingga Rp815 Juta

Dampak ekonomi festival diperkirakan jauh lebih besar karena meluas hingga ke pelaku usaha rumah makan, hotel, homestay, serta toko ritel.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Hendra
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
STAND UMKM - Ribuan masyarakat ketika memadati stand bazar UMKM Festival Kemilau Pesona Bangka Selatan di Sport Center Junjung Besaoh, Jumat (24/10/2025) malam. Selama tiga hari perputaran ekonomi masyarakat dari pelaku UMKM mencapai Rp815 juta. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Festival Kemilau Pesona Bangka Selatan tahun 2025 dipastikan tidak hanya menjadi ajang hiburan tahunan, tetapi juga motor penggerak ekonomi rakyat.

Selama tiga hari, perputaran uang mencapai Rp815 juta dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berpartisipasi dalam bazar festival.

Tentunya menjadi bukti nyata bahwa semangat masyarakat mampu menggerakkan ekonomi di tengah keterbatasan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMINDAG) Kabupaten Bangka Selatan, Deka Indra bilang sebanyak 200 pelaku UMKM ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Mulai dari penjual makanan ringan, makanan berat, hingga minuman segar.

Namun, dampak ekonomi festival diperkirakan jauh lebih besar karena meluas hingga ke pelaku usaha rumah makan, hotel, homestay, serta toko ritel.

“Selama tiga hari bazar UMKM perputaran uang mencapai Rp815 juta. Kami perkirakan dampaknya masih sangat luas,” kata dia kepada Bangkapos.com, Sabtu (25/10/2025).

Deka Indra memaparkan dari hasil pemantauan dan laporan langsung para pelaku usaha, omzet penjualan meningkat signifikan setiap harinya.

Hari pertama omzet gabungan mencapai Rp150 juta, dengan rata-rata penjualan pelaku makanan ringan Rp725 ribu, makanan berat Rp1,6 juta, dan minuman Rp640 ribu. Hari keduamelonjak menjadi Rp210 juta, dengan rata-rata penjualan naik menjadi Rp977 ribu untuk makanan ringan, Rp2,4 juta makanan berat dan Rp858 ribu minuman.

Hari ketiga pendapatan melonjak Rp245 juta dan tembus Rp455 juta. Dengan rata-rata omzet mencapai Rp1,7 juta bagi pelaku usaha makanan ringan dan minuman serta Rp4,6 juta pelaku usaha makanan berat.

Peningkatan ini menjadi bukti nyata bahwa ekonomi masyarakat tetap bergeliat meski di tengah tantangan efisiensi anggaran dan perlambatan ekonomi nasional.

“Meningkatnya omzet pada hari ketiga karena banyak pengunjung datang pada malam puncak. Karena adanya hiburan dan konser gratis Jacson Zeran,” ujar Deka Indra.

Selama bazar berlangsung lanjut dia, pihaknya memprioritaskan bagi pelaku UMKM lokal. Panitia menyediakan 76 tenda berbayar, 96 tenda gratis, serta 28 tenda mandiri yang diisi secara swadaya oleh pelaku usaha lokal.

Sebanyak 200 pelaku UMKM resmi terdata ikut serta. Kebijakan ini sejalan dengan komitmen pemerintah daerah untuk menumbuhkan ekonomi rakyat dari bawah. 

Dengan memberi ruang seluas-luasnya bagi pelaku usaha kecil, diharapkan perputaran uang yang terjadi akan kembali ke masyarakat lokal. Acara tahunan ini bukan sekadar ajang hiburan masyarakat, melainkan ajang kolaborasi dan promosi produk unggulan daerah dari pelaku UMKM lokal agar naik kelas. Termasuk strategi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Karena memang kegiatan ini dampaknya dapat menggeliatkan perekonomian masyarakat di tengah lesunya kondisi ekonomi,” katanya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved