Berita Pangkalpinang

Bank Indonesia Babel Gelar BEF dan BBF 2025,  Dorong Hilirisasi Perikanan dan Akselerasi Kredit

BI Babel menghadirkan berbagai pemangku kepentingan daerah untuk membahas strategi hilirisasi perikanan hingga percepatan penyaluran kredit produktif

Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy (tengah) memberikan keterangan kepada awak media dalam kegiatan Bincang Kek Media Road to Babel Economic Forum (BEF) dan Babel Business Forum (BBF) 2025 saat agenda Bincang Kek Media, Senin (27/10/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (BI Babel) terus memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas sektor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Melalui dua agenda besar bertajuk Babel Economic Forum (BEF) 2025 dan Babel Business Forum (BBF) 2025, BI Babel menghadirkan berbagai pemangku kepentingan daerah untuk membahas strategi hilirisasi perikanan hingga percepatan penyaluran kredit produktif.

Kepala Perwakilan BI Babel, Rommy S. Tamawiwy, menjelaskan bahwa kedua forum ini menjadi momentum penting untuk mengakselerasi transformasi ekonomi Bangka Belitung melalui pendekatan berbasis riset, sinergi, dan kebijakan nyata di lapangan.

"Forum ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi wadah strategis untuk membangun sinergi konkret antar-pemangku kepentingan. Kami ingin memastikan ekonomi Babel tumbuh kuat, inklusif, dan berkelanjutan," ujar Rommy dalam agenda Bincang Kek Media, Senin (27/10/2025).

Babel Economic Forum (BEF) 2025 akan digelar pada Rabu (29/10/2025) di Ballroom Tanjung Kelayang, Kantor BI Babel. Kegiatan tahunan ini merupakan ajang diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) dan ruang diskusi terbuka yang tahun ini mengangkat tema:  
"Akselerasi Hilirisasi Perikanan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Kepulauan Bangka Belitung."

Rommy menjelaskan tema tersebut sejalan dengan arah pembangunan daerah bertajuk "Mandala Pengembangan Quality Tourism dan Ekonomi Biru".

Menurutnya, subsektor perikanan menjadi salah satu pilar penting dalam penguatan ekonomi biru di Bangka Belitung.

"Perikanan bukan hanya sektor pangan, tapi penggerak ekonomi lokal dan ekspor. Tahun 2024, kontribusinya terhadap PDRB mencapai 7,44 persen, dengan peran ekspor ikan dan udang sebesar 8,03 persen. Ini potensi besar yang harus terus kita hilirisasikan," terang Rommy.

Dalam rangkaian menuju BEF 2025, BI Babel telah menggelar sejumlah pre-event, antara lain:
Pelatihan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Dasar, bekerja sama dengan Badan Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan (BMKKP), diikuti 54 pelaku usaha hilirisasi perikanan se-Babel.

EcoTalk Goes to Campus, kolaborasi dengan ISEI yang diadakan di Universitas Bangka Belitung dan IAIN SAS Bangka Belitung, diikuti lebih dari 200 mahasiswa.

Pada main event BEF, akan hadir sejumlah narasumber nasional dan daerah, termasuk perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, akademisi, serta pelaku usaha perikanan lokal.  

Seremoni BEF juga akan diisi dengan penyerahan sertifikat HACCP, Book Chapter ISEI 2025, dan Laporan Perekonomian Provinsi Bangka Belitung kepada Gubernur Babel sebagai simbol penguatan kolaborasi kebijakan berbasis riset.

Masih di hari yang sama, BI Babel juga akan menggelar Babel Business Forum (BBF) 2025, yang tahun ini merupakan edisi perdana setelah melakukan rebranding dari kegiatan Temu Responden Kontak Liaison dan Survei.

Forum ini mengangkat tema: "Mendorong Penyaluran Kredit sebagai Akselerator Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung."

Rommy menyebut, BBF menjadi ruang strategis bagi perbankan, pelaku usaha, dan otoritas keuangan untuk memperkuat koordinasi dalam mendorong penyaluran kredit produktif.

"Pertumbuhan ekonomi yang kuat tidak lepas dari peran perbankan dalam menyalurkan pembiayaan produktif. Melalui BBF, kami ingin memastikan akses kredit di Babel makin inklusif, tepat sasaran, dan berkontribusi langsung terhadap sektor riil," kata Rommy.

BBF 2025 akan menghadirkan narasumber dari Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang akan membahas strategi mendorong kredit sehat dan berkelanjutan.

Kegiatan ini juga diwarnai dengan sejumlah side-event, di antaranya: Booth konsultasi one-on-one dengan OJK, BMPD, DPMPTSP, Bea Cukai, dan sejumlah bank nasional untuk layanan pembiayaan serta pembuatan QRIS. Kas Keliling Penukaran Uang Pecahan Kecil bagi masyarakat.

Sedikitnya 150 peserta dari kalangan perbankan, pelaku usaha, dan responden survei akan hadir langsung di forum yang digelar mulai pukul 13.00 WIB.

Sinergi Nyata untuk Ekonomi Babel

Rommy menegaskan, penyelenggaraan BEF dan BBF 2025 menjadi bentuk nyata implementasi mandat Bank Indonesia di daerah: menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan, dan memperkuat koordinasi kebijakan lintas sektor.

"Kami ingin memastikan setiap langkah kebijakan BI di Babel berdampak nyata, baik terhadap dunia usaha, ketahanan pangan, maupun kesejahteraan masyarakat," tutup Rommy.

Dengan dua forum strategis ini, BI Babel berharap Bangka Belitung tak hanya menjadi daerah penghasil komoditas, tetapi juga pemain penting dalam rantai nilai ekonomi biru dan sektor keuangan yang inklusif.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved