Berita Pangkalpinang

40 Cups 40 Stories: Perjalanan Fitri Rahmawati dari Toko Kopi ke Pameran Seni

Puluhan lukisan cangkir kopi hasil karya seniman muda asal Bangka, Fitri Rahmawati, menghiasi dinding Move Up Cafe Pangkalpinang...

|
Bangkapos.com/ Vigestha Repit
Seniman muda, Fitri Rahmawati menggelar mini exhibition (pameran mini seni) bertajuk “40 Cups 40 Stories" di Move Up Cafe, KotaPangkalpinang, Sabtu (8/11/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Puluhan lukisan bergambar cangkir kopi memenuhi dinding Move Up Cafe, Kota Pangkalpinang, pada Minggu (9/11/2025). Lukisan-lukisan itu merupakan hasil karya Fitri Rahmawati, seniman muda asal Desa Kace Timur, Kabupaten Bangka, yang menggelar pameran mini bertajuk “40 Cups 40 Stories.”

Pameran ini menjadi hasil perjalanan panjang Fitri dalam menelusuri berbagai kedai kopi di Bangka selama enam bulan terakhir. Setiap cangkir yang ia lukis memiliki cerita tersendiri, yang menggambarkan suasana, perasaan, dan pengalaman yang ia rasakan di setiap tempat.

“Awalnya belum terpikir mau bikin pameran kayak gini. Titik mulainya itu sekitar Maret 2025. Dua tahun sebelumnya aku sempat kena art block, bener-bener kehilangan arah buat berkarya. Akhirnya aku mampir ke coffee shop Kini Kawa, iseng-iseng mulai gambar lagi, dan dari situ semuanya berubah.” ujar Fitri kepada Bangkapos.com, Sabtu (8/11/2025).

Ia mulai dengan sketsa sederhana gambar gedung di depan matanya. Tak disangka, lukisannya itu mendapat perhatian dan dan dari situ semangatnya melukis menyala lagi.

“Sketsa itu sempat dinotis sama pihak cafenya dan entah kenapa rasanya kayak dapet dorongan buat lanjut. Dari situ aku mulai perjalanan bikin 40 sketsa kopi,” kisahnya.

Bagi wanita asal Kace Timur, Kabupaten Bangka tersebut kopi bukan sekadar minuman, tetapi juga sumber inspirasi yang menyalakan semangat dan menenangkan hati.

“Setiap kali aku sedih atau galau, aku datang ke toko kopi. Begitu mencium aroma kopi dan ngobrol sedikit sama barista, mood-ku langsung berubah,” tutur wanita 28 tahun tersebut.

Diakui Fitri selalu membuat sketsa kopinya langsung di lokasi. Satu gambar biasanya ia selesaikan dalam waktu dua hingga tiga jam.

“Alhamdulillah nggak ada kendala, karena aku memang melakukan hal yang aku suka, mulai dari eksplor toko kopi, menikmati seduhan kopi dan tentunya menggambar,” kata Fitri.

Selama enam bulan, ia sudah berpindah-pindah dari satu toko kopi ke toko kopi lain di Bangka yang didominasi di Pangkalpinang dan Sungailiat.

Alumnus ISB Atma Luhur tersebut menggambar dengan penuh perasaan. Hingga akhirnya, di September 2025, proyek “40 Cups 40 Stories” resmi tuntas.

Dari semua perjalanan itu, ada dua toko kopi yang paling membekas di hatinya, yakni Kini Kawa dan Arsa Jiwo.

“Yang paling berkesan itu Kini Kawa dan Arsa Jiwo. Karena Kini Kawa adalah toko kopi yang pertama kali kopinya kugambar dan jadi jembatan untuk bikin lukisan cup kopi berikutnya. Lalu Arsa Jiwo, aku suka ambience saat menggambar di sana," jelas Fitri.

Barista bukan sekadar profesi

Lewat lukisan-lukisan kopinya, Fitri ingin mengajak orang melihat barista dari sisi yang berbeda, bahwa barista bukan sekadar profesi.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved