Berita Bangka Selatan

Banyak Kasus Bullying, Kepala Sekolah di Bangka Selatan Ditempa ala Militer

Para Kepala Sekolah mengikuti apel retret di halaman Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0432/Bangka Selatan

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
APEL RETREAT - 64 orang kepala sekolah ketika mengikuti apel retreat di Kodim 0432/Bangka Selatan, Senin (17/11/2025). Retreat dilakukan untuk mengantisipasi kasus perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Para Kepala Sekolah mengikuti apel retret di halaman Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0432/Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (17/11/2025). 

Tampak para peserta retret tetap fokus mendengarkan arahan instruktur TNI

Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda mengatakan pemerintah daerah mengambil langkah dalam memperkuat ekosistem pendidikan.

Caranya melalui penyelenggaraan retret bagi para Kepala Sekolah jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri maupun swasta. 

Kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah dan Kodim 0432 Bangka Selatan yang sejak awal menunjukkan komitmen kuat untuk ikut berkolaborasi dalam pembinaan dunia pendidikan.

“Retret bagi kepala sekolah ini merupakan yang pertama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ujar dia kepada Bangkapos.com.

Menurutnya inisiatif ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk memperbaiki iklim sekolah dan memutus rantai kasus perundungan alias bullying maupun kekerasan di lingkungan pendidikan.

Maraknya perundungan di sekolah dalam beberapa waktu terakhir tidak boleh dianggap sebagai kejadian yang berdiri sendiri. Kasus tersebut harus dibaca sebagai indikator bahwa ada pola pengasuhan, kepemimpinan atau budaya sekolah yang perlu diperkuat. 

Pembinaan kepala sekolah menjadi salah satu titik masuk yang paling strategis. Retret yang dilaksanakan di lingkungan militer itu tidak hanya berisi latihan fisik atau kedisiplinan, tetapi juga pembentukan karakter kepemimpinan.

Para Kepala Sekolah mendapatkan materi mengenai kekompakan, loyalitas, keteladanan, mental tangguh hingga kemampuan mengelola konflik di lingkungan pendidikan. Nilai-nilai tersebut diyakini mampu membentuk pemimpin yang adaptif menghadapi dinamika peserta didik di era digital.

“Akhir-akhir ini kita lihat kasus bullying atau perundungan seringkali terjadi di lingkungan sekolah,” jelas Hefi Nuranda.

Adapun kegiatan retret ini diikuti oleh 134 Kepala Sekolah yang dibagi dalam dua gelombang agar proses pembinaan lebih efektif.

Gelombang pertama berjumlah 67 peserta dan berlangsung pada 17–19 November 2025. Sementara gelombang kedua dilaksanakan pada 19–21 November 2025 dengan jumlah peserta yang sama.

Selama kegiatan, para Kepala Sekolah menjalani rangkaian pembinaan intensif yang menggabungkan pendekatan fisik, mental dan kepemimpinan. Mulai dari latihan baris-berbaris, materi kewaspadaan lingkungan, pembentukan solidaritas hingga diskusi mengenai pola pengawasan dan pencegahan perundungan di sekolah.

Pendekatan lintas sektor ini diharapkan dapat membentuk pemimpin sekolah yang tidak hanya administratif, tetapi juga visioner dan responsif. Retret yang melibatkan institusi militer ini dinilai sebagai inovasi pembinaan pendidikan yang relevan dengan tantangan masa kini.

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved