Berita Bangka Selatan

Harga Cabai Capai Rp80.000, Pasar Murah Jadi Primadona Warga Bangka Selatan

Pemkab Basel kembali menggelar operasi pasar murah untuk menekan lonjakan harga sejumlah bahan pokok, terutama cabai besar yang mencapai Rp80.000 ...

Harga Cabai Capai Rp80.000, Pasar Murah Jadi Primadona Warga Bangka Selatan - 20251118-BERBURU-BAHAN-POKOK-Sejumlah-masyarakat-ketika-berburu-bagan.jpg
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
BERBURU BAHAN POKOK -- Sejumlah masyarakat ketika berburu bagan pokok dalam operasi pasar murah di Lapangan Merdeka Toboali, Selasa (18/11/2025). Dalam operasi pasar sejumlah bahan pokok dijual dengan harga lebih murah dibandingkan di pasaran.
Harga Cabai Capai Rp80.000, Pasar Murah Jadi Primadona Warga Bangka Selatan - 20251118-Masila-58-warga-yang-ikut-dalam-operasi-pasar-murah.jpg
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Masila (58) warga yang ikut dalam operasi pasar murah.
Harga Cabai Capai Rp80.000, Pasar Murah Jadi Primadona Warga Bangka Selatan - 20251118-BERBURU-BAHAN-POKOK-Sejumlah-masyarakat-ketika-berburu-1.jpg
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
BERBURU BAHAN POKOK -- Sejumlah masyarakat ketika berburu bagan pokok dalam operasi pasar murah di Lapangan Merdeka Toboali, Selasa (18/11/2025). Dalam operasi pasar sejumlah bahan pokok dijual dengan harga lebih murah dibandingkan di pasaran.

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kembali menggelar operasi pasar murah untuk menekan lonjakan harga sejumlah bahan pokok, terutama cabai besar yang mencapai Rp80.000 per kilogram di pasaran. Intervensi ini menitikberatkan pada penyediaan stok beras dalam jumlah besar serta komoditas dapur lainnya dengan harga lebih terjangkau.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda bilang operasi pasar murah digelar untuk memastikan masyarakat tetap dapat mengakses kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Menurutnya, momentum ini penting karena beberapa komoditas strategis sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dengan operasi pasar ini pemerintah menyediakan kebutuhan bahan pokok masyarakat dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di pasaran.

“Alhamdulillah kawan-kawan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID-Red)  sudah menyelenggarakan pasar murah,” ujar dia kepada Bangkapos.com, Selasa (18/11/2025).

Hefi Nuranda membeberkan cabai menjadi komoditas yang paling memicu inflasi pekan ini. Tak tanggung-tanggung di pasar cabai besar dibanderol dengan harga Rp80.000 per kilogram. Oleh sebab itu, pemerintah daerah berupaya mengantisipasi lonjakan harga dan inflasi bahan pokok menjelang akhir tahun 2025 ini. Dampaknya perekonomian masyarakat masih dapat berjalan seperti biasanya tanpa mengalami beban kebutuhan sehari-hari.

Pada pasar murah kali ini, beras menjadi komoditas yang disiapkan dalam jumlah terbesar. Pemerintah menyediakan 1.750 kilogram beras medium Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dikemas dalam ukuran lima kilogram. Komoditas ini dijual dengan harga Rp59.000 per kemasan, jauh di bawah harga pasar. Selain itu, TPID juga menyediakan Beras Premium Bulog ukuran lima kilogram dengan harga Rp76.000.

BERBURU BAHAN POKOK -- Sejumlah masyarakat ketika berburu bagan pokok dalam operasi pasar murah di Lapangan Merdeka Toboali, Selasa (18/11/2025). Dalam operasi pasar sejumlah bahan pokok dijual dengan harga lebih murah dibandingkan di pasaran.
BERBURU BAHAN POKOK -- Sejumlah masyarakat ketika berburu bagan pokok dalam operasi pasar murah di Lapangan Merdeka Toboali, Selasa (18/11/2025). Dalam operasi pasar sejumlah bahan pokok dijual dengan harga lebih murah dibandingkan di pasaran. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Meski jumlahnya tidak sebanyak SPHP, yakni 50 kilogram, keberadaannya tetap diharapkan mampu menambah pilihan bagi warga yang datang membeli. Penyediaan stok beras dalam jumlah besar merupakan strategi utama pemerintah daerah dalam mengendalikan tekanan inflasi. Di Bangka Selatan, beras menjadi komoditas dominan dalam pembentukan Indeks Harga Konsumen (IHK). Karena itu, menjaga stabilitas harganya menjadi prioritas utama.

“Dengan disparitas harga yang cukup jauh setidaknya bisa membantu masyarakat,” jelas Hefi Nuranda.

Tidak hanya beras, pasar murah juga menyiapkan sederet kebutuhan pokok lain dengan harga lebih rendah dibandingkan pasar. Komoditas tersebut antara lain gula pasir dengan stok 60 kilogram, dijual Rp18.000 per kilogram. Minyakita stok 60 liter, dijual Rp18.500 per liter. Tepung terigu stok 36 kilogram, dijual Rp11.500 per kilogram. Komoditas dapur lainnya juga mengalami penurunan harga signifikan dalam kegiatan ini.

Bawang merah dijual Rp35.000 per kilogram, lebih murah Rp3.000 dibandingkan harga pasar Rp38.000. Bawang putih Rp30.000 per kilogram, lebih murah Rp5.000 dari pasaran Rp35.000 per kilogram. Cabai besar Rp60.000 per kilogram, lebih murah Rp20.000 dari harga pasaran yang mencapai Rp80.000. Cabai kecil Rp35.000 per kilogram, harga pasar Rp50.000.

Sayuran utama turut dipasarkan dengan harga yang diturunkan. Kemiri Rp42.000 per kilogram, Kunyit Rp12.000 per kilogram dan kol Rp8.000 per kilogram. Sawi Rp10.000 per kilogram, terong Rp5.000 per kilogram, wortel Rp25.000 per kilogram dan tomat Rp10.000 per kilogram. Dengan rentang harga yang jauh lebih rendah, pemerintah berharap masyarakat dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga, terutama bagi keluarga yang terdampak kenaikan harga beberapa komoditas utama.

“Ragam buah seperti apel, kelengkeng, jeruk, anggur, stroberi, hingga pir dijual dengan selisih harga Rp10.000 hingga Rp20.000 per kilogram dibandingkan harga pasar,” urainya.

Hefi Nuranda menegaskan bahwa pasar murah ini adalah bagian dari strategi besar TPID Bangka Selatan dalam menjaga stabilitas harga pangan menjelang periode konsumsi akhir tahun. Intervensi langsung melalui penjualan komoditas dengan harga terjangkau dinilai lebih efektif untuk menahan laju inflasi dibandingkan menunggu perubahan harga di pasaran. Ia memastikan pasar murah dapat kembali digelar apabila kondisi harga di pasar bergejolak.

“Pemerintah daerah berharap kegiatan pasar murah mampu menjadi alternatif di tengah mahalnya sejumlah bahan pokok. Terutama cabai,” pungkas Hefi Nuranda.

Pantauan di lapangan menunjukkan antusiasme tinggi warga sejak pagi. Puluhan masyarakat mulai mengantre sebelum kegiatan dibuka. Banyak di antara mereka memilih langsung menuju stan beras SPHP dan cabai besar yang menjadi komoditas paling dicari akibat selisih harga yang sangat signifikan dengan harga pasar.

Salah satu warga Toboali, Masila (58), mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah. Misalnya harga beras, di pasaran beras medium dibanderol dengan harga Rp75.000 per lima kilogram, di pasar murah hanya Rp59.000 per lima kilogram. Selisih harga bisa digunakan untuk membeli kebutuhan bahan pokok lainnya. 

Belum lagi cabai di pasar harganya bisa tembus Rp80.000 per kilogram. Tentunya operasi pasar menjadi momentum yang ditunggu warga untuk memenuhi kebutuhan dapur dengan harga murah.

“Berharap pemerintah bisa melaksanakan operasi pasar murah secara rutin. Karena masyarakat terbantu,” kata Masila. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved