Berita Bangka Selatan

Pemkab Bangka Selatan Pastikan Stok Pangan Aman, Tiga Operasi Pasar Murah Siap Digelar Jelang Nataru

Menjelang Nataru, Pemkab Bangka Selatan menggelar operasi pasar murah dan memperketat pengawasan stok pangan untuk menahan ...

Bangkapos.com/Cepi Marlianto 
Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, bergerak cepat untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok yang berpotensi melonjak pada masa libur panjang. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kini menggelar serangkaian operasi pasar murah yang dijadwalkan berlangsung hingga akhir Desember 2025 sebagai langkah strategis meredam gejolak harga.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda mengatakan, aktivitas pemantauan stok dan distribusi bahan pokok kini diperketat. Pemerintah memastikan ketersediaan barang, terutama beras komoditas yang paling rawan memicu inflasi dalam kondisi aman. Sejumlah komoditas penting lain seperti gula, minyak goreng, tepung, telur, dan cabai juga terus diawasi ketat di gudang distributor maupun pasar rakyat.

“Kami terus melakukan pemantauan terkait stok bahan pokok. Baik di gudang distributor maupun pasar,” kata Hefi Nuranda kepada Bangkapos.com, Selasa (18/11/2025).

Menurutnya pemerintah tidak ingin kecolongan di akhir tahun, sebab lonjakan harga saat Nataru adalah pola tahunan yang selalu harus diantisipasi sejak dini. Guna menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi hingga akhir tahun masih akan berlangsung sedikitnya tiga kali kegiatan operasi pasar murah. Gelaran dilakukan secara bertahap di sejumlah titik strategis agar menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Setiap kegiatan diprioritaskan pada wilayah dengan potensi kenaikan permintaan tertinggi. Operasi pasar tidak hanya difokuskan pada penjualan beras medium dan premium, tetapi bahan pokok yang harganya mengalami tekanan di pasaran. Pemerintah bekerja sama dengan Bulog hingga distributor besar untuk memastikan harga yang dijual benar-benar jauh di bawah harga pasaran tanpa mengurangi kualitas barang.

“Sampai akhir tahun 2025 masih ada tiga kali kegiatan operasi pasar murah,” ujar Hefi.

Adapun operasi pasar murah menjelang Nataru bukan sekadar rutinitas tahunan. Melainkan strategi pengendalian inflasi yang terukur. Pemerintah daerah mengantisipasi dua sumber tekanan utama, lonjakan permintaan dan potensi terganggunya distribusi akibat cuaca ekstrem serta libur panjang. Sebab, terdapat beberapa komoditas paling fluktuatif. Tahun ini pemerintah berupaya mencegah pola tersebut berulang dengan menjaga ketersediaan barang sejak November.

Termasuk memutus ruang spekulasi dari pihak yang mencoba menahan barang demi keuntungan. Kebijakan ini menopang stabilitas ekonomi daerah. Harga bahan pokok merupakan indikator sensitif yang langsung mempengaruhi daya beli di pasar. Dengan demikian, operasi pasar bukan hanya kegiatan sosial, tetapi bagian strategis dari manajemen ekonomi daerah.

“InsyaAllah TPID akan terus melakukan kegiatan operasi pasar murah,” ujarnya.

Kendati demikian kata Sekda, beras masih menjadi komoditas paling diperhatikan. Pemerintah menegaskan bahwa pasokan beras dari Bulog serta distributor swasta berada pada level aman untuk kebutuhan sampai Nataru. Pemantauan langsung di gudang dilakukan setiap pekan untuk memastikan tidak ada hambatan distribusi. Jalur distribusi dipastikan tidak mengalami kendala berarti, sehingga kemungkinan kelangkaan barang sangat kecil.

Pemerintah berharap masyarakat tidak melakukan pembelian berlebihan alias panic buying. Dengan stok aman dan harga terpantau, warga diminta berbelanja sewajarnya.

“Terutama beras dipastikan aman termasuk dengan bahan pokok lainnya,” ucap Hefi. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved