Berita Bangka Selatan

Harga Cabai hingga Bawang Merah di Bangka Selatan Melonjak Tajam Gegara Pasokan Kurang

Kenaikan terutama terjadi pada cabai besar, cabai kecil, dan bawang merah. Lonjakan harga paling menonjol terjadi pada komoditas cabai merah

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Hendra
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
PEDAGANG BUMBU - Seorang pedagang bumbu dapur ketika tengah melayani pembeli di Pasar Terminal Toboali, Kamis (20/11/2025). Para pedagang kini mulai mengeluhkan naiknya harga tiga komoditas bahan pokok selama sepekan terakhir.   

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Di balik meja kayu yang mulai usang, Nursiah (38) menata tumpukan cabai yang warnanya tak lagi segar di Pasar Terminal Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (20/11/2025) pagi.

Tangannya cekatan memilah satu per satu cabai dagangannya, namun sesekali wajahnya tampak gelisah.

Sudah seminggu ini ia harus memasang harga lebih tinggi. Sementara pembeli terus bertanya kenapa semuanya naik.

“Banyak pembeli yang bertanya. Kenapa harga cabai terus naik,” katanya kepada Bangkapos.com.

Menurutnya harga bumbu dapur kembali merangkak naik dalam sepekan terakhir dan belum menunjukkan tanda penurunan.

Kenaikan terutama terjadi pada cabai besar, cabai kecil, dan bawang merah. Lonjakan harga paling menonjol terjadi pada komoditas cabai merah besar yang naik hingga kisaran Rp20.000-Rp23.000 per kilogram.

Semula harga cabai merah besar dibanderol dengan harga Rp55.000 per kilogram.

Kini harga jualnya mencapai Rp78.000 per kilogram. Cabai kecil pun tidak luput dari kenaikan.

Menurutnya, harga cabai kecil kini mencapai Rp55.000. Padahal, beberapa pekan lalu harga masih di kisaran Rp40.000 per kilogram. 

Mengalami kenaikan hingga Rp15.000 per kilogram. Lonjakan serupa terjadi pada bawang merah. Harga yang semula Rp38.000 per kilogram kini naik menjadi Rp46.000.

“Kenaikan harga cabai besar, cabai kecil dan bawang merah sudah seminggu terakhir,” ujar Nursiah sembari memilah cabai.

Diakuinya kenaikan ini bukan disebabkan permainan harga pedagang, melainkan murni akibat langkanya barang di tingkat pemasok.

Pedagang tidak bisa dihindari karena pasokan dari luar daerah mulai terhambat. Sementara kondisi cuaca yang kurang bersahabat memperburuk kualitas barang yang masuk ke pasar tradisional.

Banyak cabai yang tiba dalam kondisi busuk atau rusak karena perjalanan panjang.

Ditambah curah hujan tinggi di daerah penghasil. Hal itu membuat pedagang harus lebih selektif memilih stok, sementara jumlah yang layak jual semakin sedikit.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved