Tak Mau Sekongkol, Ilham Kacab Bank BUMN Digebuk Hingga Tewas, 2 Kelompok Ini Penganiayanya

Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN menolak saat dipaksa bersekongkol memindahkan dana rekening dormant ke rekening penampung.

Editor: Fitriadi
Kolase Kompas.com/Baharudin Al Farisi | Dok Pribadi
KASUS PENCULIKAN -- (kiri) Jumpa pers terkait penculik yang mengakibatkan meninggal dunia terhadap Kepala Cabang Pembantu sebuah bank BUMN bernama Mohamad Ilham Pradipta (37), Selasa (16/9/2025) / (kanan) Ilham Pradipta 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih Jakarta Pusat tewas setelah sempat dianaya sejumlah pelaku penculikan.

Ilham dianiaya di dalam mobil yang digunakan komplotan penculik karena menolak saat dipaksa bersekongkol memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampung.

Dua kali Ilham dianiaya di dalam dua mobil berbeda hingga akhirnya lemas dan dibuang di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Korban sempat diculik di area parkir Lotte Mart Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025) sore.

Sehari kemudian korban ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), pukul 05.30 WIB.

Saat pertama ditemukan, korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban. Sementara, tubuh penuh luka lebam.

Peran 18 Tersangka Dalam 4 Klaster

Melansir pemberitaan Kompas, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengumumkan hasil penyidikan terkait kematian Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37), Selasa (16/9/2025).

Sebanyak 18 orang terlibat dalam kasus ini, terdiri atas 16 warga sipil dan 2 prajurit Kopassus.

Dari jumlah tersebut, 1 orang sipil masih buron. Ke-15 sipil ini adalah Candy alias Ken (41), Dwi Hartono (40), AAM alias A (38), JP (40), Erasmus Wawo (27), REH (23), JRS (35), AT (29), dan EWB (43).

Ada juga MU (44), DSD (44), Wiranto (38), Eka Wahyu (20), Rohmat Sukur (40), dan AS (25).

Sementara, dua prajurit Kopassus adalah Sersan Kepala (Serka) N (48) dan Kopral Dua (Kopda) FH (32).

Satu warga sipil yang masih buron adalah EG alias B (30).

Dari 18 tersangka, polisi membaginya ke dalam empat klaster, yakni dalang, eksekutor penculikan, eksekutor penganiayaan, dan tim pembuntut atau surveillance.

Klaster dalang atau mastermind meliput Candy alias Ken, Dwi Hartono, AAM alias A, dan JP.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved