Profil Tokoh

Rekam Jejak Hasan Nasbi, Kritik Menkeu Purbaya soal Etika, Karier Mentereng, Eks Jubir Kepresidenan

Hasan Nasbi menyinggung soal etika komunikasi Menkeu Purbaya dengan pejabat publik. Menkeu Purbaya dinilai kerap menyinggung pejabat lain

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Fitriadi
Instagram Hasan Nasbi
HASAN NASBI -- Potret Hasan Nasbi. Gaya komunikasi Purbaya menurut Hasan Nasbi bisa merusak citra dan soliditas pemerintahan. Hasan Nasbi mengatakan, sesama anggota kabinet harus mampu menampilkan sikap saling dukung di depan publik. 
Ringkasan Berita:
  • Hasan Nasbi menyinggung soal etika komunikasi Menkeu Purbaya dengan pejabat publik
  • Menkeu Purbaya dinilai kerap menyinggung pejabat lain secara terbuka
  • Hasan Nasbi menilai, sesama anggota kabinet harus mampu menampilkan sikap saling dukung di depan publik

 

BANGKAPOS.COM -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendapat kritikan keras dari mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.

Hasan Nasbi menyinggung soal etika komunikasi Menkeu Purbaya dengan pejabat publik.

Menkeu Purbaya dinilai kerap menyinggung pejabat lain secara terbuka.

Gaya komunikasi Purbaya menurut Hasan Nasbi bisa merusak citra dan soliditas pemerintahan.

Hasan Nasbi mengatakan, sesama anggota kabinet harus mampu menampilkan sikap saling dukung di depan publik.

Melalui kanal YouTube pribadinya pada Minggu (26/10/2025), Hasan Nasbi mengingatkan bahwa pejabat setingkat menteri seharusnya mengedepankan komunikasi strategis.

Baca juga: Sosok & Harta Kekayaan Jeje Wiradinata, Bupati Pangandaran Sayembara Rp 5 Juta Tangkap Maling Kabel

"Kalau bicara dalam konteks pemerintah, sesama anggota kabinet sebaiknya tidak saling menyerang di depan umum," ucap Hasan Nasbi.

Ia menambahkan, perbedaan pendapat, koreksi, atau bahkan amarah, seharusnya disalurkan di ruang tertutup, bukan di hadapan publik yang bisa menafsirkan secara liar.

Menurutnya, komunikasi politik tidak hanya soal keterbukaan, tetapi juga cara penyampaian yang tepat.

"Transparansi itu penting, tetapi etika dan timing juga menentukan bagaimana publik menilai pemerintah," ucap Hasan Nasbi.

Ia memperingatkan bahwa komunikasi yang disampaikan oleh pejabat tanpa filter justru bisa menjadi blunder.

"Kalau semua disampaikan tanpa filter, justru bisa jadi bumerang," ucap Hasan Nasbi.

Rekam Jejak Hasan Nasbi

Dikututip dari Tribunnews.com, Hasan Nasbi merupakan sosok pengamat dan konsultan politik asal Bukittinggi, Sumatera Barat.

Baca juga: Sosok Wahyu Ferdian, Bupati Cianjur Klarifikasi soal WNA Israel Punya KTP Cianjur, Sebut Palsu

Pria kelahiran 1979 ini diketahui memiliki trah keturunan dari tokoh cendikiawan dan ulama Indonesia, yakni mendiang Buya Syafii Maarif.

Hasan Nasbi pernah mengenyam pendidikan di SMA 2 Bukittinggi dan melanjutkan kuliah ke Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI). Ia juga pernah menjadi wartawan pada 2005-2006.

Pada 2006-2008, Hasan Nasbi bekerja sebagai peneliti di Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia. Hingga akhirnya, ia mendirikan lembaga survei Cyrus Network.

Dalam perjalanannya sebagai konsultan politik, nama Hasan Nasbi melejit ketika menjadi konsultan politik Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada 2012 Jakarta.

Kala itu, Hasan Nasbi sukses membantu mengantarkan Jokowi-Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.

Pada 2017, nama Hasan Nasbi juga menjadi perbincangan karena ia menjadi inisiator berdirinya Teman Ahok, organisasi relawan Ahok pada Pilkada 2017 Jakarta yang maju secara independen.

Ia juga menjadi pemodal awal organisasi ini.

Namun, ia menolak bahwa lembaganya, Cyrus Network, sebagai pihak yang memodali Teman Ahok. Sebab, dana yang disumbangkan berasal dari uang pribadinya.

"Jadi, uang saya pribadi, bukan Cyrus," kata dia, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (17/3/2016).

Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Hasan Nasbi mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Sementara pada Pilpres 2024, ia mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Bahkan, Hasan Nasbi masuk dalam Tim Kampanye Prabowo-Gibran dengan jabatan sebagai juru bicara.

Selama Pilpres 2024, ia sering tampil di televisi nasional maupun podcast, baik dalam rangka debat maupun menyampaikan gagasan mengenai program Prabowo-Gibran.

Menjelang pergantian pemerintahan, Hasan Nasbi juga masuk dalam Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi.

Karier 

Karier Hasan Nasbi membentang dari dunia jurnalisme hingga survei politik dan pemerintahan. 

Setelah lulus dari UI, ia sempat menjadi jurnalis di Harian Kompas pada 2005-2006. 

Setelah itu, ia bergabung sebagai peneliti di Pusat Kajian Politik UI hingga 2008.

Perjalanannya terus berlanjut di dunia akademis dan politik.

Ia menjadi salah satu pendiri Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tan Malaka pada 2002 dan pernah menjadi sekretaris bagi peneliti asal Belanda, Dr. Harry Albert Poeze. 

Di bidang kepenulisan, Hasan pernah menulis buku Filosofi Negara Menurut Tan Malaka (2004) dan ikut mengarang buku Mewarisi Gagasan Tan Malaka (2006).

Pada akhirnya, Hasan dikenal luas sebagai pendiri lembaga survei Cyrus Network.

Lembaga ini kerap terlibat dalam hitung cepat (quick count) berbagai pemilihan umum, termasuk pada Pilpres 2024.

Puncaknya, karier Hasan menanjak di pemerintahan saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) pada 19 Agustus 2024.

Namun, jabatannya tersebut berakhir pada 17 September 2025 setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Angga Raka Prabowo untuk posisi yang merupakan transformasi dari PCO.

Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina

Mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, secara resmi ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) yang baru.

Penunjukan ini berlaku sejak 11 September 2025, berdasarkan Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama PT Danantara Asset Management selaku pemegang saham PT Pertamina (Persero) Nomor SK-247/MBU/09/2025 dan Nomor SK.055/DI-DAM/DO/2025.

Penunjukan Hasan Nasbi sebagai bagian dari dewan komisaris ini dikonfirmasi oleh Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso.

"Mengacu salinan keputusan para pemegang saham perusahaan, Bapak Hasan Nasbi ditetapkan sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) per tanggal 11 September 2025," ujar Fadjar dikutip dari Kompas.com, Sabtu (20/9/2025).

Dengan posisi barunya ini, Hasan Nasbi melengkapi jajaran komisaris Pertamina yang saat ini diisi oleh Mochamad Iriawan (Komisaris Utama), Todotua Pasaribu (Wakil Komisaris Utama), serta sejumlah komisaris lainnya seperti Nanik Sudaryati Deyang, Heru Pambudi, Bambang Suswantono, Condro Kirono, dan Raden Adjeng Sondaryani.

Harta Kekayaan Hasan Nasbi

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 9 Desember 2024, Hasan Nasbi tercatat memiliki harta kekayaan bersih senilai Rp 41.336.616.257.

Angka ini didapat setelah dikurangi utang sebesar Rp 575.740.089.

Kekayaan Hasan Nasbi terbagi dalam beberapa aset utama, yaitu tanah dan bangunan dengan total senilai Rp 13.967.787.329.

Aset ini tersebar di beberapa lokasi seperti Jakarta Selatan, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Cianjur, serta Kabupaten Bogor.

Selain itu, Hasan juga melaporkan beberapa unit alat transportasi yang totalnya senilai Rp 9.515.382.499.

Koleksi kendaraannya itu meliputi mobil mewah seperti BMW X5, Mini Cooper S Hatch, dan Mercedes-Benz G63, serta Honda HR-V, Toyota Hiace, dan motor Honda Beat.

Berikut rincian harta kekayaan Hasan Nasbi per 9 Desember 2024 menurut LHKPN.

1. Tanah dan bangunan dengan total senilai Rp 13.967.787.329

  • Bangunan seluas 74 m2 di Kota Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp 1.250.000.000
  • Bangunan seluas 51 m2 di Kota Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp 950.000.000
  • Tanah dan bangunan seluas 120 m2/150 m2 di Kota Bekasi, hasil sendiri Rp 1.333.000.000
  • Tanah dan bangunan seluas 240 m2/200 m2 di Kota Bekasi, hasil sendiri Rp 2.667.000.000
  • Tanah seluas 83 m2 di Kabupaten Sijunjung, hasil sendiri Rp 30.000.000
  • Tanah seluas 1.122 m2 di Kabupaten Sijunjung, hasil sendiri Rp 200.000.000
  • Tanah dan bangunan seluas 227 m2/249 m2 di Kota Bekasi, hasil sendiri Rp 2.442.750.000
  • Tanah seluas 1.082 m2 di Kabupaten Cianjur, hasil sendiri Rp 650.000.000
  • Tanah dan bangunan seluas 216 m2/297 m2 di Kabupaten Bogor, hasil sendiri Rp 4.445.037.329.

2. Alat transportasi dan mesin dengan total senilai Rp 9.515.382.499

  • Mobil BMW X5 tahun 2022, hasil sendiri Rp 1.200.000.000
  • Mobil Honda HR-V tahun 2022, hasil sendiri Rp 270.000.000
  • Mobil Toyota Hiace tahun 2018, hasil sendiri Rp 420.000.000
  • Mobil Mini Cooper S Hatch A/T tahun 2022, hasil sendiri Rp 899.000.000
  • Mobil Mercedes-Benz G63 A/T tahun 2023, hasil sendiri Rp 6.713.382.499
  • Motor Honda Beat tahun 2021, hasil sendiri Rp 13.000.000.

3. Kas dan setara kas dengan total senilai Rp 17.694.186.518

4. Harta lainnya senilai Rp 735.000.000

5. Utang senilai Rp 575.740.089

Jadi, total harta kekayaan Hasan Nasbi setelah dipotong utang Rp 575.740.089 adalah Rp 41.336.616.257.

(Bangkapos.com/Serambinews.com/TribunnewsMaker.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved