Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

Projo Puji Jokowi di Tengah Sorotan Proyek Whoosh, Sebut Karya Monumental

Whoosh yang beroperasi mulai 17 Oktober 2024 dianggap sebagai karya momumental Jokowi semasa pemerintahannya.

Editor: Fitriadi
Biro Pers Setpres
KERETA CEPATWHOOSH -- Presiden RI ke 7, Joko Widodo saat berpose di depan lokomotif Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Rabu (13/9/2023). Whoosh yang beroperasi mulai 17 Oktober 2023 dianggap sebagai karya momumental Jokowi semasa pemerintahannya. 

Ringkasan Berita:
  • Projo anggap Whoosh kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai karya momumental Jokowi saat memimpin Indonesia.
  • Projo tetap mendukung langkah KPK mengusut dugaan korupsi proyek Whoosh senilai Rp 116 triliun.
  • Jokowi sebut proyek Whoosh bukan untuk mencari laba, tapi keuntungan sosial bagi masyarakat.

 

BANGKAPOS.COM - Organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) memuji-muji Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di tengah sosotan tajam soal proyek Whoosh, kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Whoosh yang beroperasi mulai 17 Oktober 2023 dianggap sebagai karya momumental Jokowi semasa pemerintahannya.

Meski begitu, Projo mendukung upaya penegak hukum mengusut dugaan korupsi proyek yang menghabiskan investasi sekitar Rp 116 triliun.

Baca juga: Beda Kereta Cepat Whoosh Indonesia dan Land Bridge Arab Saudi, Lebih Boros Mana

Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Alex Damanik mengatakan secara bisnis, proyek Whoosh rasional.

Pasalnya, selama dua tahun beroperasi, EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization), yang berarti Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi dari Whoosh sudah positif.

"Kenapa rasional? Karena 2 tahun ini berjalan, EBITDA-nya sudah positif. Artinya, proyeksi bisnisnya ini ke depan sangat baik karena kemungkinan, karena EBITDA-nya positif bisa membiayai dirinya. Jadi harusnya proyeksinya dia bisa membayar utang itu ya," ujar Freddy Damanik dalam dialog Overview Tribunnews, Rabu (29/10/2025).

Projo Sebut Whoosh Bukan Beban Negara

Selain itu, Freddy mengungkapkan bahwa kereta cepat Whoosh telah bermanfaat bagi masyarakat dan bukan beban negara.

Baca juga: Proyek Whoosh Menggelembung Tiga Kali Lipat Diungkap Mahfud, Tim Senyap KPK Mulai Dikerahkan

"Kami memang melihat proyek Whoosh ini bukan beban ya, bukan beban, tapi lompatan peradaban. Yang kami tahu bahwa memang proyek Whoosh ini dijalankan dengan skema business to business, B2B ya. Jadi negara tidak mengeluarkan uang rakyat di situ dari APBN."

"Dari sejak awal ada PMN (Penyertaan Modal Negara) melalui BUMN ya kalau bicara memang pengeluaran yang dilakukan negara. Tetapi perlu kita ketahui juga dari PMN yang dikeluarkan itu ya proyek dari proyek-proyek, negara juga sudah mendapatkan lebih dari itu," imbuhnya.

Pria kelahiran Pematang Siantar itu kembali menegaskan bahwa proyek Whoosh merupakan kerja sama B2B.

"Jadi pemerintah hanya berperan inisiasi awal. pengawasan, fasilitasi yang tadi kemudian dukungan infrastruktur, nonfinansial. Jadi tidak ada beban fiskal langsung pada kasus negara seperti yang banyak disalahpahami publik di situ," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyebut hadirnya Whoosh juga sudah berdampak pada meluasnya perputaran sektor ekonomi. Mulai dari ekonomi di sekitar stasiun, pariwisata, properti, hingga UMKM.

"Jadi investasinya itu di situ. Bukan saya bilang tadi bukan seperti bisnis gorengan hari ini banyak enggak yang beli? Ah, enggak, berarti rugi, enggak gitu ngitungnya. Jadi, multiplier effect-nya di situ juga," ujarnya.

Sosok yang juga menjabat Komisaris Independen PT Sang Hyang Seri itu menilai Whoosh menjadi simbol lompatan peradaban dan visi jauh ke depan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved