Menanti Pahlawan Nasional dari Belitung
Pengakuan H AS Hanandjoeddin Jadi Pahlawan, Kontribusi Nyata dalam Sejarah Nasional
Pengakuan terhadap pahlawan daerah seperti H AS Hanandjoeddin bukan sekadar bentuk penghormatan atas kontribusinya di Bangka Belitung
Namun, masyarakat tidak banyak mengetahui kisah hidup dan perjuangan tokoh tersebut.
Orang tahu Depati Amir karena ada Rumah Sakit Depati Amir, tapi mereka tidak tahu siapa beliau sebenarnya, apa jasanya, atau bagaimana perjuangannya.
Kita tidak punya literatur populer atau penanda yang menjelaskan itu.
Kalau pahlawan nasional seperti Soekarno, kan kita tahu tempat pengasingannya di Ende atau Bengkulu. Itu menjadi penanda sejarah yang bisa dikunjungi.
Nah, untuk pahlawan daerah juga perlu dibuat hal serupa.
Misalnya rumah lahir, tempat perjuangan, atau makamnya bisa dijadikan lokasi edukasi publik. Kalau ada penanda visual dan tempat yang bisa dikunjungi, masyarakat jadi lebih sadar.
Misalnya, oh ini kampungnya, ini rumahnya, atau ini makamnya. Itu bisa jadi cara sederhana untuk mengenalkan sejarah daerah.
“Sekarang kan zamannya media digital. Sekolah atau kampus bisa membuat konten tentang tokoh-tokoh daerah, entah dalam bentuk video pendek, artikel, atau buku digital. Itu cara paling sederhana untuk mengedukasi masyarakat.
Kalau kita mau masyarakat mengenal pahlawan, ya harus ada proses edukasi yang konsisten. Tidak bisa hanya mengandalkan satu hari peringatan saja.
Harusnya kita tidak hanya berhenti di upacara atau pemasangan baliho.
Tapi juga menjadikan nilai-nilai kepahlawanan sebagai bagian dari identitas masyarakat Bangka Belitung. (x1)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.