Gubernur Riau Terjaring OTT
Profil 4 Gubernur Riau Ditangkap KPK, dari Saleh Djasit Hingga Abdul Wahid
Gubernur Riau Abdul Wahid diamankan tim KPK saat berada di sebuah kafe di Riau pada Senin (3/11/2025).
Ringkasan Berita:
- Abdul Wahid adalah Gubernur Riau keempat yang pernah ditangkap KPK terkait kasus korupsi.
- Tiga Gubernur Riau yang sebelumnya ditangkap adalah Saleh Djasit, Rusli Zainal dan Annas Maamun.
- Abdul Wahid bersama 9 orang lainnya diduga menerima suap anggaran proyek di Dinas PUPR Riau.
BANGKAPOS.COM - Daftar Gubernur Riau yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertambah menjadi empat.
Gubernur Riau terbaru yang diamankan yakni, Abdul Wahid.
Abdul Wahid diamankan tim KPK bersama orang kepercayaannya, Tata Maulana, saat berada di sebuah kafe di Riau pada Senin (3/11/2025).
Baca juga: Dari Kode ‘7 Batang’ Gubernur Riau Abdul Wahid Tersangka KPK, Terima Fee Rp4,05 M dari Dinas PUPR
Sejak tahun 1958, Provinsi Riau telah dipimpin 19 gubernur.
Dari 19 gubernur yang memimpin Riau, empat di antaranya ditangkap KPK.
Penangkapan terhadap Gubernur Riau pertama kali terjadi pada tahun 2023.
Baca juga: Profil dan Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid di-OTT, Kuli Berharta Rp4,8 M Kini Pakai Sandal ke KPK
Saat itu Riau dipimpin gubernur Saleh Djasit.
Kemudian Rusli Zainal pada tahun 2013, disusul Annas Maamun pada 2014, dan terbaru Abdul Wahid.
Berikut profil empat Gubernur Riau yang diamankan KPK, dilansir dari laman dipersip.riau.go.id dan Wikipedia:
1. Saleh Djasit (1998–2003)
Gubernur Riau Saleh Djasit tersandung kasus korupsi pengadaan 20 unit mobil pemadam kebakaran di Pemprov Riau pada tahun 2003 senilai Rp 15,2 miliar.
Saleh saat itu duduk sebagai anggota Komisi VII DPR-RI itu divonis hukuman penjara selama empat tahun dan denda sebesar Rp 200 juta subsider enam bulan penjara.
Akibat perbuatan tersebut negara mengalami kerugian sekitar Rp 4,7 miliar.
Di tingkat kasasi, Saleh dijatuhi hukuman penjara dua tahun oleh Mahkamah Agung pada 2009.
Setelah mendekam selama dua tahun lebih di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II B Bangkinang, mantan Gubernur Riau Periode 1999-2003, Saleh Jasit, Senin (16/8/2010) menghirup udara bebas.
Saleh Jasit mendapat Pelepasan Bersyarat (PB) yang SK-nya dikeluarkan Dirjen Pemasyarakatan melalui Direktur Bimbingan Pemasyarakatan, Jakarta, sebelum mendapatkan status bebas murni.
H. Saleh Djasit SH lahir di Kacamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau pada 13 November 1943.
Ia adalah Gubernur Riau ke-10 menggantikan Soeripto, untuk masa jabatan 1998 - 2003.
Sebelum menjadi gubernur, Saleh pernah menjabat Bupati Kampar pada 1986-1996.
Saleh Djasit merupakan seorang purnawirawan TNI berpangkat Brigadir Jenderal.
Di militer yang kala itu masih bernama ABRI, Saleh Djasit pernah mengisi sederet jabatan strategis.
Setelah tak lagi menjabat gubernur, Saleh terpilih menjadi Anggota DPR RI Fraksi Golkar periode 2004-2008.
2. Rusli Zainal (2003–2013)
Setelah Saleh Djasit, Gubernur Riau kedua yang terseret kasus korupsi yakni Rusli Zainal.
Saat itu, KPK menjerat Rusli dalam dua perkara, yakni korupsi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau dan kasus izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu tanaman (IUPHHK-HT) pada 2013.
KPK menetapkan Gubernur Rusli Zainal sebagai tersangka dalam dua kasus dan tiga delik, yakni suap pengurusan perda PON Riau, dugaan suap kepada anggota DPRD Provinsi Riau guna memuluskan pembahasan Perda pembngunan lapangan tembak PON Riau, dan korupsi pengesahan bagan kerja usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada tanaman industri di Pelalawan Riau.
Ia divonis 14 tahun penjara, sebelum kemudian mendapat remisi hingga masa tahanannya berkurang.
H.M. Rusli Zainal, S.E., M.P lahir di Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau pada 3 Desember 1957.
Rusli adalah seorang politikus Indonesia.
Ia merupakan Gubernur Riau dua periode yakni 2003-2008 dan 2008-2013.
Sebelumnya Rusli Zainal pernah menjabat sebagai Bupati Indragiri Hilir periode 1999-2003.
Tokoh masyarakat Riau itu memulai karir bisnisnya sebagai Pimpinan Cabang PT Mohairson Pekanbaru pada 1982, ketika masih berstatus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Saat duduk di bangku kuliah, dia menyandang profesi sebagai guru mengaji di sejumlah masjid di Pekanbaru. Ia menekuni sebagai guru mengaji sampai meraih gelar sarjana ekonomi.
Sebelum menamatkan kuliahnya, Rusli telah menjabat sebagai Wakil Sekretaris KNPI Riau.
Tujuh tahun setelah menamatkan kuliahnya, Rusli terpilih sebagai Ketua Umum Gapensi Riau.
Selama menjabat sebagai bupati, pada 1999 hingga 2003 Rusli Zainal dikenal sebagai motor penggerak kawasan Riau Selatan.
Berkat kerja kerasnya itu, akhirnya pada tahun 1982 sampai tahun 1990, Rusli menjadi Pimpinan Cabang PT Mohairson Pekanbaru yang berkantor pusat di Jakarta.
Di tahun 1990, ia kemudian menjadi Direktur Utama PT Kemuning Muda Pekanbaru. Pak Rusli memang termasuk orang ulet dan tekun bekerja. Sehingga, tak heran kalau sekarang kariernya melonjak.
Karirnya di dunia politik juga tak kalah cemerlang. Buktinya, di tahun 1997, Rusli pernah menjadi Anggota DPRD TK I Riau dari Partai Golkar.
Di samping itu, Rusli pun disibukkan dengan aktivitasnya sebagai Ketua Umum DPD Gapensi Riau.
Kepiawaiannya berpolitik makin terbukti ketika ia berhasil terpilih sebagai Bupati Indragiri Hilir di tahun 1999.
Karena ingin berkonsentrasi membangun Inhil yang sekaligus kampung halamannya, ia pun melepaskan jabatannya sebagai Ketua Umum BPD Gapensi Riau.
3. Annas Maamun (2014–2019)
Annas Maamun, yang akrab disapa “Atuk Annas”, ditangkap KPK pada September 2014 hanya beberapa bulan setelah dilantik sebagai gubernur.
Ia terbukti menerima suap terkait alih fungsi hutan di Provinsi Riau dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara.
Meski sempat mendapat grasi dari Presiden Joko Widodo pada 2020, Annas kemudian kembali terjerat kasus gratifikasi yang membuatnya kembali mendekam di balik jeruji.
Drs. H. Annas Maamun lahir di Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau pada 17 April 1940.
Annas menjabat Gubernur Riau sejak 19 Februari 2014 hingga 2019.
Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Rokan Hilir selama dua periode 2006-2011 dan 2012-2014 bersama wakilnya Suyatno.
Annas Maamun menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat 1 Bagansiapiapi pada tahun 1945.
Ia melanjutkan pendidikannya ke SGB Negeri Bengkalis pada tahun 1957 dan SGA Negeri Tanjung Pinang pada tahun 1960.
Kemudian ia menempuh pendidikan di PGSLP Negeri Padang Tugas Belajar pada tahun 1962.
Annas Maamun pernah menjadi guru di SMP Negeri Bagansiapiapi pada tahun 1960 hingga tahun 1964 dan juga menjadi guru di SMP Negeri 2 Pekanbaru pada tahun 1967 hingga tahun 1968.
Selain menjadi guru, Annas Maamun pernah menjadi birokrat di Kabupaten Bengkalis dan Kotamadya Pekanbaru.
I pernah menjadi pelaksana tugas Camat Rumbai pada tahun 1986.
Ia juga pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkalis dari tahun 1999 hingga tahun 2001.
Kemudian ia menjadi Ketua DPRD Kabupaten Rokan Hilir dari tahun 2001 hingga tahun 2005.
Pada tahun 2006 ia terpilih sebagai Bupati Rokan Hilir dan menjabat hingga tanggal 29 Januari 2014.
Ia diberhentikan sebagai Bupati Rokan Hilir karena terpilih dalam pemilihan Gubernur Riau 2013.
Ia dilantik sebagai Gubernur Riau pada tanggal 19 Februari 2014.
Annas Maamun pernah bergabung dengan Partai Golkar Riau 2014 dan Partai Nasdem pada 2021.
4. Abdul Wahid (2024-sekarang)
Terbaru, KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap sejumlah pejabat di Pemerintah Provinsi Riau.
Satu di antaranya yang ikut diamankan KPK dalam operasi tersebut adalah Gubernur Riau, Abdul Wahid.
Abdul Wahid ditangkap dengan dugaan terlibat kasus korupsi dengan modus pemerasan dalam penganggaran proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Riau.
Ia sempat melarikan diri ketika hendak ditangkap tim KPK.
Tim KPK melakukan pencarian dan pengejaran. Keberadaan Abdul Wahid terdeksi di sebuah kafe di Riau pada Senin (3/11/2025).
Ia kemudian ditangkap bersama orang kepercayaannya bernama Tata Maulana (TM).
Total ada 10 orang diamankan tim KPK terkait kasus tersebut.
Dari total 10 orang yang diamankan, sembilan orang ditangkap langsung dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan satu orang lainnya menyerahkan diri.
Abdul Wahid adalah adalah pengusaha dan politikus Indonesia dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kini menjabat Gubernur Riau periode 2025–2030.
Ia didampingi oleh SF Hariyanto sebagai wakil gubernur.
Keduanya dipercaya menjadi duet kepemimpinan yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi Bumi Lancang Kuning selama lima tahun ke depan.
Momen bersejarah ini ditandai dengan pelantikan yang digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 20 Februari 2025.
Pelantikan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, sebagai bagian dari pelantikan kepala daerah secara nasional.
Dilansir laman dpr.go.id, Abdul Wahid lahir di Desa Belaras, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau pada 21 November 1980.
Ia merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Abdul Wahid mulai aktif dalam dunia politik sejak awal 2000-an.
Sebelum menjadi Gubernur Riau, Abdul Wahid pernah menjabat anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2019–2024 mewakili dapil Riau II.
Ia juga pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Riau dua periode sejak 2009 hingga 2019.
Di samping karier politiknya, Wahid juga aktif dalam organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Riau selama dua periode, yaitu 2002–2004 dan 2004–2009.
Ia juga pernah menjadi Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 2002–2003.
Abdul Wahid pernah menjadi Direktur PT. Malay Nusantara Cipta.
Masa kecilnya diwarnai oleh kondisi ekonomi yang menantang, terutama setelah ayahnya wafat saat ia berusia 10 tahun.
Sejak saat itu, ia turut membantu mengelola kebun kelapa milik keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Pendidikan dasar ia tempuh di SD Negeri Sei Simbar, lulus pada tahun 1994.
Ia melanjutkan ke MTs Sei Simbar dan menyelesaikan pendidikan menengah pada 1997.
Selanjutnya, Wahid menempuh pendidikan agama di Pondok Pesantren Ashhabul Yamin, Agam, hingga lulus pada tahun 2000.
Pendidikan tinggi ia lanjutkan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, jurusan Pendidikan Agama Islam, dan meraih gelar Sarjana (S-1) pada 2004.
Ia kemudian mengambil kuliah S-2 Ilmu Politik dan meraih gelar Magister Sains dari Universitas Riau pada 2021.
(Bangkapos.com/Tribunnews.com)
| Rekam Jejak Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto Bakal Diperiksa KPK, Dulu Jadi Honorer |
|
|---|
| Hari Ini Status Hukum Gubernur Riau Cs Diumumkan, Jubir KPK: Ada yang Jadi Tersangka |
|
|---|
| Gubernur Riau Abdul Wahid Melarikan Diri saat Hendak Ditangkap Tim KPK |
|
|---|
| Profil dan Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid di-OTT, Kuli Berharta Rp4,8 M Kini Pakai Sandal ke KPK |
|
|---|
| Harta Kekayaan Abdul Wahid Gubernur Riau Kena OTT KPK, Punya Utang Rp 1,5 Miliar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.