Sosok Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Usai Terjaring OTT, Dulu Viral Beli Lahan Makam

Sugiri Sancoko lahir 26 Februari 1971, ia adalah Bupati Ponorogo yang menjabat pada periode periode 2021–2024.

TRIBUNJATIM.COM/PRAMITA KUSUMANINGRUM
OTT KPK - Foto arsip Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di lantai 2 Gedung Graha Krida Praja, Jalan Alun-alun Utara, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (6/10/2025). Sugiri terjaring OTT KPK pada Jumat (7/11/2025). 

Di sana, ia bertani jagung bersama beberapa rekan dari Jawa Timur. Berhenti dari bertani jagung, muncul tawaran untuk menetap di Sumatera.

Sugiri sempat dipinang untuk menjadi calon Wakil Bupati Banyuasin di Sumatera Selatan yang banyak dihuni transmigran asal Ponorogo.

Viral beli lahan makam

Sugiri atau Kang Giri merogoh kocek pribadi usai viral warganya di Desa Wates Kecamatan Slahung gotong jenazah melewati sungai.

Padahal secara infrastruktur tidak ada kerusakan.

Sugiro dengan keikhlasannya memakai uang demi membeli lahan makam untuk warganya.

Pantauan di lokasi, penyerahan dilakukan oleh Kang Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo.

 Kang Giri memilih untuk merogoh dana pribadi dan saweran kepada orang terdekatnya.

“Kalau menggunakan APBD lama. Akhirnya saweran mawon (saweran saja). Pakai APBD kesuwen (kelamaan),” ungkap Kang Giri, dikutip dari Tribun Jatim, Rabu (23/4/2025).

Lahan yang dibeli seluas 868 meter per segi. Lahan tersebut merupakan lahan milik Lukas Kamsari warga Dukuh Bukul, Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jatim.

 
“Kemarin memang sempat viral ya nduk. Namun kita tidak bisa menjawab begitu viral terus hari itu ada solusi,” kata Kang Giri ketika dikonfirmasi di lokasi.

Sehingga, jelas dia, dilakukan rembukan bersama Camat, kepala Desa, dan tokoh masyarakat. Sempat terbersit ide dibangun jembatan dari Desa Wates ke Desa Tugurejo dimana lokasi makam.

“Tetapi tentu masih butuh waktu, perencanaan dan lain-lain. Alternatifnya biar juga independen saudara-saudara saya di bukul punya makam sendiri maka kita lakukan cari tanah yang ikhlas dapat punyanya pak Lukas Kamsari,” tegasnya.

Hingga, dilakukan saweran. Menurutnya jika menunggu APBD prosesnya sulit dan lama.

“Waktu itu, ayo urunan waktunya pendek. Tidak sekedar menjawab viral memang kebutuhan masyarakat butuh makam,” tegasnya.

“Untuk luas lahan ada 800 meter per segi lebih. Yang penting cukup. Dan makam ini dinamakan astana bukul,” pungkasnya.

(Tribunnews/Kompas.com/Bangkapos.com)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved