Bahaya, Anggur Program Makan Bergizi Gratis di Sukoharjo Ditemukan Mengandung Sianida

Anggur dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) Sukoharjo terdeteksi mengandung sianida. Dinas Pangan telusuri penyebab dan tarik seluruh distribusi

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Tribunnews.com
ANGGUR SIANIDA - Ilustrasi tumpukan nampan program Makan Bergizi Gratis. Terbaru viral kabar ada menu MBG yang anggurnya mengandung sianida. 
Ringkasan Berita:
  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sukoharjo heboh setelah ditemukan anggur hijau impor mengandung sianida.
  • Dinas Pangan menduga kontaminasi pestisida atau gudang anti-hama, dan segera menarik menu tersebut dari sekolah.
  • Gubernur Jateng Ahmad Luthfi serta Wapres Gibran menegaskan pengawasan bahan pangan MBG akan diperketat agar kasus serupa tak terulang.

 

BANGKAPOS.COM--Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik setelah ditemukan dugaan adanya kandungan sianida pada buah anggur hijau impor yang disajikan sebagai salah satu menu di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kabar tersebut mencuat setelah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Sukoharjo melakukan pemeriksaan rutin terhadap bahan makanan yang digunakan dalam program nasional tersebut.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan, anggur hijau yang diperuntukkan bagi peserta MBG terindikasi mengandung zat kimia berbahaya sianida (CN) dengan kadar sekitar 30 miligram per kilogram.

Temuan itu sontak menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan mendorong aparat serta dinas terkait untuk bergerak cepat melakukan penelusuran sumber kontaminasi.

Penyelidikan Dinas Pangan Sukoharjo: Dugaan Kontaminasi Pestisida dan Gudang Anti-Hama

Kepala Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo, Endang Tien, menyampaikan bahwa pihaknya tengah menelusuri dugaan penyebab munculnya kandungan sianida pada anggur hijau tersebut.

Menurutnya, ada dua kemungkinan utama yang menjadi perhatian penyelidik.

“Kami menduga kontaminasi bisa terjadi sejak proses penanaman yang menggunakan pestisida, atau dari penyimpanan di gudang yang disemprot zat anti-hama. Namun, kami belum bisa memastikan karena sampel anggur tersebut masih menunggu hasil pengujian laboratorium,” ujar Endang, Jumat (7/11/2025).

Lebih lanjut, Endang menjelaskan bahwa sampel anggur hijau impor tersebut akan dikirim ke laboratorium Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Kartasura untuk dilakukan pengujian mendalam.

Uji ini bertujuan memastikan kadar serta tingkat sebaran senyawa sianida pada buah tersebut sebelum hasil resmi diumumkan kepada publik.

“Kami perlu uji laboratorium untuk memastikan kadar dan sebarannya, agar keputusan yang diambil berbasis data ilmiah,” tambahnya.

Langkah Cepat: Menu Anggur Ditarik dan Diganti Buah Aman

Sementara hasil pengujian masih berjalan, pihak Dinas Pangan Sukoharjo dan Polres Sukoharjo telah mengambil langkah cepat dengan menarik seluruh menu buah anggur dari distribusi MBG di wilayah tersebut.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo, menegaskan bahwa kandungan sianida dengan kadar 30 miligram sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia, terutama anak-anak.

Oleh sebab itu, menu anggur langsung diganti dengan buah jeruk yang sudah melalui proses uji keamanan.

“Setelah diketahui adanya indikasi kandungan sianida, kami langsung berkoordinasi dengan BPOM, Dinas Pangan, dan instansi terkait. Menu buah anggur kemudian diganti dengan jeruk yang sudah dipastikan aman dikonsumsi,” ujar Anggaito.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun menegaskan bahwa insiden di Sukoharjo tidak akan menghentikan pelaksanaan program, namun akan menjadi momentum untuk memperkuat pengawasan keamanan pangan di seluruh wilayah pelaksana MBG.

Wapres Gibran Rakabuming Tinjau MBG di Salatiga

Menariknya, kasus anggur beracun ini mencuat hanya beberapa jam setelah Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, melakukan kunjungan kerja ke SMPN 9 Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (7/11/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Wapres didampingi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung proses distribusi dan dapur penyedia MBG di sekolah.

Sebanyak 749 siswa menjadi penerima manfaat dari program tersebut.

Gibran dan Luthfi sempat berbincang dengan siswa dan guru mengenai variasi menu serta kualitas makanan.

Salah satu siswi, Salma (13), mengaku senang dengan menu MBG yang diberikan pemerintah.

“Menunya komplet dan bergizi, ada sayur, buah, dan lauknya enak,” kata Salma dengan antusias.

Wapres Gibran menegaskan bahwa program MBG akan terus diperkuat dengan pengawasan bahan baku yang ketat.

“Penting bagi pemerintah daerah untuk memastikan setiap menu yang disajikan benar-benar aman, bergizi, dan sesuai standar. Jangan sampai program yang baik justru menimbulkan masalah kesehatan,” ujar Gibran di sela kunjungannya.

Fokus Pemerintah Jawa Tengah, Pengawasan dan Sertifikasi Keamanan Pangan

Menanggapi temuan di Sukoharjo, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan bahwa seluruh pelaksana program MBG wajib memiliki Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan Sertifikasi Laik Higiene Kesehatan (SLHK) dari dinas kesehatan setempat.

“Kebijakan ini memastikan bahwa petugas MBG, termasuk penjamah makanan, telah mengikuti pelatihan sesuai standar dan memahami tata kelola pangan yang aman,” tegasnya.

Dari data resmi Pemprov Jateng, hingga awal November 2025, sudah ada 323 titik SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang memiliki sertifikasi tersebut.

Sementara dari total target 3.228 titik, sebanyak 2.267 titik (70,22 persen) telah terealisasi di seluruh kabupaten/kota.

Pemprov juga membuka posko pengaduan MBG agar masyarakat dapat melapor jika menemukan menu atau bahan pangan yang diduga berbahaya.

Aduan dapat disampaikan melalui hotline 0811-2622-000 atau Call Center JNN di 150945.

Kasus Ini Jadi Peringatan Nasional Soal Keamanan Pangan Sekolah

Kasus anggur beracun di Sukoharjo kini menjadi peringatan bagi seluruh daerah pelaksana program MBG di Indonesia.

Pemerhati pangan menilai, insiden ini menunjukkan masih lemahnya rantai pengawasan dari hulu ke hilir, terutama dalam pengadaan bahan pangan impor.

Ahli keamanan pangan dari BRIN, Dr. Nurhadi Wibowo, menilai bahwa kandungan sianida pada buah bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari pestisida, penyimpanan tidak higienis, hingga proses pencucian yang tidak tepat.

“Sianida dalam jumlah kecil bisa saja muncul secara alami pada beberapa jenis buah, namun jika kadar mencapai 30 miligram, itu sudah menunjukkan adanya kontaminasi kimia dari luar. Pemerintah perlu memperketat uji mutu sebelum distribusi,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (8/11/2025).

Pemprov Jateng Perkuat Edukasi Gizi Aman dan Program B2SA

Selain pengawasan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga gencar melakukan edukasi gizi B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) kepada sekolah dan masyarakat.

Program ini berjalan beriringan dengan kampanye “Stop Boros Pangan” serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemantauan kualitas makanan.

“Kami ingin masyarakat, terutama orang tua, ikut mengawasi dan memberi masukan terhadap pelaksanaan MBG. Ini bukan hanya program pemerintah, tapi program bersama untuk generasi sehat dan cerdas,” ujar Luthfi.

Antara Niat Baik dan Tantangan Lapangan

Program Makan Bergizi Gratis sejatinya dirancang untuk melawan masalah gizi buruk dan menekan angka stunting di Indonesia.

Namun, kasus di Sukoharjo menjadi pengingat bahwa niat baik saja tidak cukup tanpa pengawasan ketat dan transparansi penuh.

Dinas Pangan Sukoharjo memastikan hasil laboratorium akan segera diumumkan dalam waktu dekat.

Sementara itu, seluruh stok buah anggur dari pemasok yang sama telah ditarik dari peredaran untuk mencegah risiko serupa.

“Kami ingin memastikan setiap menu MBG benar-benar aman sebelum sampai ke tangan anak-anak,” tegas Endang Tien menutup keterangannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ada menu MBG yang menggunakan anggur dan membuat munculnya kandungan sianida di dalamnya.

Belum dibagikan kepada siswa, menu MBG mengandung Sianida itu masih jadi sorotan.

Terbaru, MBG yang ditemukan diisi oleh kandungan Sianida itu terjadi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dinas pangan setempat lantas membeberkan penyebab sebenarnya buah anggurnya bisa mengandung sianida.

Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, sedang menelusuri adanya kandungan sianida pada anggur dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di kabupaten tersebut.

Kata Kepala Dinas Pangan

Kepala Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo, Endang Tien, menduga anggur tersebut kontaminasi dalam proses penanaman yang menggunakan pestisida, serta kemungkinan dari penyimpanan di gudang yang disemprot anti-hama.

Namun, dia belum dapat memastikan karena belum ada pengujian laboratorium terhadap anggur tersebut.

"Ini masih dalam tahap penelusuran dan penelitian," kata Endang, Jumat (7/11/2025), dikutip Kompas.com, Sabtu (8/11/2025).

Endang menambahkan, anggur hijau impor akan diperiksa di laboratorium milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kartasura.

"Kami perlu uji laboratorium untuk memastikan kadar dan sebarannya," ujar dia.

Anggur sianida, menu ditarik

Sebelumnya, diberitakan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Sukoharjo menemukan anggur hijau impor untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) terindikasi mengandung zat kimia berbahaya berupa sianida (CN).

Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo, mengatakan kandungan sianida pada anggur hijau yang diperiksa sekitar 30 miligram.

"Jumlah tersebut jika dikonsumsi tentu sangat berbahaya," kata Anggaito.

Anggaito menjelaskan, indikasi kandungan sianida ditemukan saat pemeriksaan rutin, melalui pengecekan fisik dan organoleptik serta metode kimia menggunakan alat rapid test.

Setelah diketahui ada indikasi kandungan sianida, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BPOM, Dinas Pangan Sukoharjo, dan instansi terkait lainnya.

"Menu buah anggur diganti dengan buah jeruk yang telah melalui proses pemeriksaan dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi," ungkap dia.

Di kawasan Jawa Tengah sendiri, MBG ditargetkan menyasar jutaan penerima.

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 9 Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (7/11/2025).

Gibran melakukan kunjungan kerja didampingi Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.

Sebanyak 749 siswa di sekolah tersebut, menjadi penerima manfaat dari program strategis nasional MBG. 

Selama peninjauan, Gubernur Luthfi bersama Wapres Gibran terlihat berbincang dengan siswa-siswi penerima manfaat.

Mereka juga meninjau langsung dapur serta distribusi menu MBG di sekolah.

Salah satu siswi kelas VIII SMPN 9 Salatiga, Salma, mengaku senang dengan adanya program MBG.

Selain menunya sehat, ia juga menilai variasi makanan yang disediakan cukup beragam.

"Menunya komplet dan bergizi, ada sayur, buah, dan protein," kata dia.

Di sela kegiatan, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menegaskan pentingnya pengawasan bahan pangan dalam program MBG agar kualitas dan keamanan makanan tetap terjamin.

“Bapak Wakil Presiden RI melakukan pengecekan untuk memastikan program MBG di wilayah sudah tepat sasaran, baik dari segi gizi, ketepatan waktu, kemudahan menu, maupun kepuasan anak-anak yang menerima manfaatnya,” ujarnya.

Berdasarkan data per 5 November 2025, pelaksanaan program MBG di Jawa Tengah telah menjangkau 6.308.163 penerima manfaat atau sekitar 65,44 persen dari total potensi 9,6 juta penerima.

Dari jumlah tersebut, 6.121.742 penerima merupakan siswa dari jenjang TK hingga SMK serta pondok pesantren, 20.536 ibu hamil, 43.579 ibu menyusui, dan 122.306 balita.

Baca juga: Pemprov Jateng Kembangkan Inovasi Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, BRIN Sarankan Fokus Komoditas Lokal

Dari sisi infrastruktur penyediaan pangan, Jawa Tengah telah merencanakan pembangunan 3.228 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Hingga awal November 2025, sebanyak 2.267 titik telah terealisasi atau setara 70,22 persen, yang terdiri dari 2.215 mitra, 22 dikelola Polri, 23 oleh TNI, 5 di pondok pesantren, 1 di BUMB Pemalang, dan 1 di Pemda Pati. 

Di Kota Salatiga, baru tersedia 12 SPPG dari target 22 titik.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan juga melakukan pemantauan terhadap kecukupan suplai serta pengawasan keamanan pangan di setiap SPPG.

Selain itu, dilakukan pula edukasi terkait pola makan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) serta kampanye Stop Boros Pangan.

Sebagai bentuk komitmen, pemprov telah membentuk Satgas Percepatan Program MBG berdasarkan SK Gubernur Nomor 100.3.3.1/88 tanggal 25 Maret 2025.

Hingga kini, 15 kabupaten/kota telah memiliki Satgas MBG, di antaranya Kabupaten Cilacap, Purworejo, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Klaten, Tegal, Demak, Kudus, Jepara, Rembang, Pemalang, serta Kota Tegal, Kota Semarang, dan Kota Pekalongan.

Selain itu, Pemprov Jateng juga memanfaatkan aset lahan melalui mekanisme pinjam pakai di 134 titik berdasarkan Surat Sekda Nomor S/500.1/37/25 tanggal 2 Juni 2025. 

Dari aspek keamanan pangan, 323 titik SPPG di Jawa Tengah telah memperoleh Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Sertifikasi ini mencakup inspeksi kesehatan lingkungan, pelatihan penjamah makanan, pemeriksaan laboratorium berkala, dan penerapan tata laksana bank sampel.

Luthfi menegaskan, seluruh pelaksana MBG di Jawa Tengah diwajibkan memiliki Sertifikasi Laik Higiene Kesehatan (SLHK).

“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah menetapkan kebijakan bahwa seluruh pelaksana MBG harus memiliki kualifikasi SLHK. Sertifikasi ini memastikan petugas MBG, termasuk petugas gizi, mendapat pelatihan sesuai standar dinas kesehatan masing-masing kabupaten/kota,” jelasnya.

Ia berharap kebijakan tersebut dapat mencegah terjadinya insiden negatif dalam pelaksanaan program.

Untuk menjamin mutu serta menampung aspirasi masyarakat, Pemprov Jateng juga membuka posko layanan pengaduan MBG melalui hotline 0811-2622-000 atau melalui Call Center JNN di 150945.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Anggur MBG Mengandung Sianida, Dinas Pangan Bongkar Penyebabnya, Menu Sudah Ditarik, https://jatim.tribunnews.com/news/523196/mbg-mengandung-sianida-dinas-pangan-bongkar-penyebabnya-menu-sudah-ditarik?page=all#goog_rewarded.
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved