Berita Viral

Budi Arie Dicurigai Ingin Dapat Tameng Hukum dan Posisi Penting di Kabinet Prabowo

Tidak hanya kader Gerindra, pimpinan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga menutup pintu untuk Budi Arie.

Editor: Fitriadi
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
KETUA UMUM PROJO – Ketua Umum DPP Projo, Budi Arie Setiadi saat menyampaikan keterangan pers usai membuka Kongres III di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11/2025). Budi Arie terpilih kembali memimpin Projo, organisasi relawan yang dulu mendukung Jokowi, dan kini beralih menjadi pendukung Prabowo. 

Ketua Harian PSI, Ahmad Ali menyatakan secara tegas bahwa partai gajah tidak pernah mengajak Budi Arie untuk bergabung.

"Kalau PSI kan tidak perlu tawarin Budi Arie. Saya tegas katakan, bahwa PSI tidak pernah menawari Budi Arie untuk masuk di PSI," ujar Ali saat ditemui di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ahmad Ali menyinggung soal sikap Budi Arie yang melepaskan diri dari Jokowi.

Seperti diketahui, PSI adalah partai yang begitu mengagungkan Jokowi sebagai figur panutan.

Bahkan partai yang memperoleh 2,81 persen dari suara nasional pada Pileg 2024 itu menganut Jokowisme sebagai landasan ideologinya.

"Enggak, enggak ada namanya. Dia adalah relawan Pak Jokowi. Tapi di kemudian hari dia mengubah namanya, bukan lagi Pro Jokowi, dia berarti bukan relawan Pak Jokowi lagi," kata Ali.

Sementara itu, Ali enggan berkomentar perihal sikap sejumlah kader Partai Gerindra yang menolak Budi Arie bergabung ke partai besutan Presiden Prabowo Subianto itu.

Dia kembali menekankan bahwa PSI tidak pernah menawari Budi Arie menjadi kader.

"No comment. Tapi PSI tidak pernah tawari Budi Arie untuk masuk PSI. Itu penting untuk dicatat," imbuh Ali.

Pengamat Ungkit Durhaka

Pengamat politik Adi Prayitno mengungkit durhaka politik melihat langkah Budi Arie.

Ia pun melihat ramai penolakan dari pengurus Gerindra itu memperlihatkan relawan Projo ternyata tidak terlalu penting.

"Ini semacam pelajaran penting. Durhaka-durhaka politik semacam ini, lompat kanan lompat kiri politik semacam ini sepertinya sudah mulai tidak terlampau diterima di negara ini," kata Adi dikutip dari berbicara di lamam Youtubenya @adiprayitnoofficial, tayang Sabtu (16/11/2025).

Ia menilai Budi Arie yang memiliki basis politik kelompok relawan Projo sedang mentok.

Penolakan Gerindra dan PSI menjadi bukti Budi Arie tak menarik secara elektoral.

"Ternyata Pak Budi dengan relawan politiknya, barisan politiknya itu mentok kanan kiri. Tak ada satupun yang tertarik untuk merekrut dan mengajak Budi Arie menjadi bagian dari mereka," kata Adi saat berbicara di lamam Youtubenya @adiprayitnoofficial, tayang Sabtu (16/11/2025).

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu juga menyimpulkan bahwa Projo tak terlalu penting di kancah perpolitikan nasional.

Jumlah massa hingga ketokohan seorang Budi Arie tak laku bagi sejumlah partai.

"Ini kan menegaskan bahwa ya sebenarnya Projo dan Pak Budi Arie ini bukan siapa-siapa ya bahwa mereka Projo ini punya klaim sebagai relawan politik yang hebat dan seterusnya dan seterusnya. Mungkin  bagi mereka iya. Tapi ternyata diuji diuji cobakan ke partai yang lain, Gerindra ataupun PSI. Ternyata bukan apa-apa juga ini relawan ya."

"Logikanya kalau memang Projo mantap. Kalau Pak Budi Ari hebat ya, punya networking dan jejaring yang memang bisa diandalkan yang mestinya partai-partai ini berbondong-bondong melamar dong."

"Tapi kan nyatanya sekalipun Projo dan Budi Arie ingin bergabung dengan partai seperti Gerinda, ditolak, ini apa coba artinya coba? Ya, betapa memang relawan Projo ini enggak penting-penting amat," jelasnya.

Adi juga memandang ada karma atau hukum sebab akibat yang diterima Budi Arie ketika ditolak Gerindra dan PSI.

Sejak Projo didirik an dan dipimpin Budi Arie 11 tahun silam, Adi menilai manuver politiknya tak ramah.

Pada 2014, awal berdiri, Projo dekat dengan PDIP, memberi dukungan maksimal kepada Jokowi yang menjadi capres untuk periode pertamanya.

Budi Arie sendiri mantan kader PDIP dan sempat menduduki jabatan struktural di Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PDIP.

Namun pada 2014 ia keluar dan fokus memimpin Projo.

Begitupun pada 2019, Projo masih akur dengan PDIP dan sama-sama mengusung Jokowi di Pilpres.

Seiring retaknya hubungan Jokowi dengan PDIP, Projo pun bersikap.

Kelompok relawan itu memilih setia dengan Jokowi dan perlahan meninggalkan PDIP.

Kini, saat Jokowi tak lagi memiliki jabatan, Projo meninggalkan.

Budi Arie pun mencanangkan hendak bergabung ke Gerindra, partai besutan Presiden Prabowo Subianto, dan membawa gerbong Projo.

Adi menilai Budi Arie dengan Projonya telah durhaka. Ia pun menerima karma penolakan dari Gerindra dan PSI.

"Sepertinya setelah meninggalkan misalnya tidak lagi bersama kedekatannya dengan PDIP, Projo memilih bersama dengan Jokowi dan Pak Jokowi kemudian secara perlahan juga ditinggalkan dan ingin merapat dengan Gerindra, ditolak," katanya.

Awal Mula Isu Budi Arie Ingin Gabung Gerindra

Niat Budi Arie bergabung ke Gerindra disampaikannya saat Kongres III Projo di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Minggu (2/11/2025).

"Saya meminta izin kepada seluruh anggota Projo untuk saya bergabung ke Partai Gerindra, kan saya baru minta izin. Diizinin nggak sama yang bergabung ke Partai Gerindra? Kan kita belum bergabung," kata Budi seusai Kongres Projo, dikutip dari Tribunnews.com.

Eks Menteri Koperasi itu mengatakan relawan Projo menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk berpartai kepada dirinya.

"Menyerahkan sepenuhnya kepada saya untuk mengambil langkah-langkah untuk bergabung dalam Partai Gerindra," kata Budi.

Selain itu, Budi Arie Setiadi, membantah anggapan soal pihaknya yang hanya ikut-ikutan mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dia menegaskan bahwa sejak awal, Projo sudah mendukung Prabowo.

"Saya sudah bilang bahwa Projo ini sejak awal mendukung Pak Prabowo," kata Budi.

Dia mengatakan bahwa bahwa Projo adalah organisasi pelopor untuk mendukung Prabowo.

"(Jadi) bukan ikut-ikutan mendukung Prabowo, begitu ya," pungkasnya.

(Kompas TV/Kompas.com/TribunJakarta.com/Tribunnews.com) 

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved