Sosok Irjen Gatot Repli Handoko, Dosen STIK Sebut Polri Babu Masyarakat, Jenderal Lulusan Akpol 1991

Gatot mengatakan, polisi kini harus mengedepankan pelayanan kepada masyarakat ...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
(KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
Dosen Kepolisian Utama Tingkat I STIK Lemdiklat Polri Irjen Gatot Repli Handoko saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA) 
Ringkasan Berita:
  • Dosen Kepolisian Utama Tingkat I STIK Lemdiklat Polri Irjen Gatot Repli Handoko menyebut bahwa polisi adalah pelayan masyarakat. 
  • Dia menyebut, polisi harus benar-benar melayani masyarakat sampai ke tingkat bawah.
  • Hal tersebut disampaikan Gatot saat mewakili kehadiran Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2025).

 

BANGKAPOS.COM -- Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (STIK Lemdiklat) Polri, Irjen Pol Gatot Repli Handoko, menyebut polisi babu masyarakat.

Hal tersebut mengacu pada tugas polisi yakni melayani masyarakat.

Gatot mengatakan, polisi kini harus mengedepankan pelayanan kepada masyarakat dan menjadikan kritik sebagai asupan energi untuk bisa lebih berkembang.

Pernyataan ini disampaikan oleh Gatot dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema 'Reformasi Polri Harapan Menuju Institusi Penegakan Hukum yang Profesional dan Humanis' di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2025).

Belakangan ini, Polri sedang disorot oleh masyarakat, sehingga Kapolri membuat Tim Transformasi Reformasi Polri dan Presiden Prabowo Subianto juga membentuk Komite Reformasi Polri.

"Yang paling penting adalah mindset pola pikir, pola pikir ini sampai ke bawah ini harus benar-benar budaya pelayanan, istilahnya kami (Polri) ini babunya. Kami babunya masyarakat," kata Irjen Gatot Repli Handoko, dikutip dari Kompas.com.

"Jadi, kita harus mengedepankan pelayanan, dan diharapkan juga ke depan semua yang berkaitan dengan aspirasi, kritik, masukan bagi kami bukan suatu hal yang bertentangan, tetapi menjadi asupan energi lebih berkembang," imbuh dia.

Baca juga: Biayai Kuliah S3 Dosen Untag, Kekayaan AKBP Basuki Hanya Rp 94 Juta, Tidak Tercatat Punya Rumah

Di hadapan peserta diskusi, Irjen Gatot menekankan bahwa perubahan terbesar harus dimulai dari cara pandang setiap personel polisi terhadap tugasnya.

Sebut Polri babu masyarakat, berikut ini sosok Irjen Gatot Repli Handoko.

Sosok Irjen Gatot Repli Handoko

Irjen Gatot Repli Handoko adalah perwira tinggi (Pati) di Polri.

Saat ini ia menjabat sebagai Dosen Kepolisian Utama Tk. I Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (STIK Lemdiklat) Polri.

Irjen Gatot Repli Handoko merupakan salah satu perwira tinggi (Pati) kelahiran 1 April 1969. 

Ia adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991.

Sejak Agustus 2025, ia dipercaya mengemban tugas sebagai Dosen Kepolisian Utama Tk. I STIK Lemdiklat Polri, sebuah posisi strategis yang menjadikannya bagian dari proses pembentukan generasi baru aparat kepolisian.

Sebelum memasuki dunia akademis, Gatot lebih dulu menorehkan kiprah penting di Divisi Humas Polri.

Baca juga: Sosok Sayidatul Fitriyah Guru SMP di OKU Tewas di Kos, Tangan dan Kaki Terikat Kain

Ia menjabat sebagai Karo Multimedia Divhumas Polri sejak Juni 2022 hingga Agustus 2025.

Pada periode tersebut, ia dikenal aktif mengawal strategi komunikasi publik Polri di tengah derasnya arus informasi digital.

Setelah masa tugasnya berakhir, tongkat estafet jabatan itu diteruskan oleh Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi.

Gatot mengawali rekam jejaknya dengan sejumlah posisi strategis di daerah.

Pada 2013, ia dipercaya sebagai Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya, tugas yang menuntut ketanggapan tinggi dalam menjaga keamanan kota metropolitan.

Dua tahun setelahnya, pada 2015, ia dipromosikan sebagai Wadirsabhara Polda Bengkulu, memperluas pengalamannya dalam penanganan keamanan wilayah.

Pada 2019, Gatot mulai memasuki ranah komunikasi publik dengan menjabat sebagai Kabag Produk Kreatif Romulmed Divhumas Polri.

Di posisi ini, ia terlibat dalam penyusunan berbagai materi komunikasi strategis institusi. 

Tahun berikutnya, 2020, ia dimutasi sebagai Analis Kebijakan Madya Bidpenmas Divhumas Polri, sebelum kemudian mendapat amanah besar sebagai Kabidhumas Polda Jawa Timur.

Di Jatim, ia dikenal sebagai figur humas yang cukup menonjol berkat kemampuan mengelola informasi publik dalam sejumlah kasus besar.

Perjalanannya berlanjut pada 2022 saat ia kembali ke Mabes Polri sebagai Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri, lalu naik menjadi Karo Multimedia Divhumas Polri, memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh penting di jajaran humas kepolisian.

Kini, dengan tanggung jawab sebagai dosen di STIK Lemdiklat Polri, Irjen Gatot Repli Handoko menjalani babak baru pengabdian mengalihkan fokusnya pada pendidikan, pembinaan, serta transfer pengalaman kepada para calon pemimpin kepolisian di masa depan.

Riwayat Jabatan Irjen Gatot Repli Handoko

  • Gadik Madya SPN Polda Jatim
  • Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya (2013)
  • Wadirsabhara Polda Bengkulu (2015)
  • Kabag Produk Kreatif Romulmed Divhumas Polri (2019)
  • Analis Kebijakan Madya Bid Penmas Divhumas Polri (2020)
  • Kabidhumas Polda Jatim (2020)
  • Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri (2022)
  • Karo Multimedia Divhumas Polri (2022)
  • Dosen Kepolisian Utama Tk. I STIK Lemdiklat Polri (2025)

Harta Kekayaan Irjen Gatot Repli Handoko

Mengutip dari laman e-lhkpn, Irjen Gatot Repli Handoko tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp100 juta.

Ia terakhir kali melaporkan hartanya di LHKPN KPK pada 3 Februari 2022 untuk periodik 2021.

Dalam laporannya, Gatot Repli tercatat hanya memiliki Mobil Suzuki senilai Rp75 juta dan kas sebesar Rp25 juta.

Gatot juga tak tercatat memiliki utang.

Wakapolri Akui Polisi Kalah Cepat dari Damkar

PRESTASI AKADEMIK CEMERLANG - Selama berdinas di Polri, Komjen Dedi Prasetyo dikenal sebagai polisi yang mempunyai prestasi akademik yang cemerlang. Bahkan dia berhasil meraih gelar profesor.
PRESTASI AKADEMIK CEMERLANG - Selama berdinas di Polri, Komjen Dedi Prasetyo dikenal sebagai polisi yang mempunyai prestasi akademik yang cemerlang. Bahkan dia berhasil meraih gelar profesor. (Istimewa/Kolase Tribun-Timur.com)

Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengaku bahwa polisi kalah cepat dari damkar dalam menanggapi laporan masyarakat.

Dari 4.340 Kapolsek, 67 persen under performance.

Menurut Komjen Dedi Prasetyo, quick response damkar lebih cepat.

Sementara jika melapor ke polisi, quick response-nya bisa mencapat lebih dari 10 menit.

Hal tersebut yang kemudian menjadi penyebab masyarakat lebih memilih untuk melapor segala sesuatu kepada damkar ketimbang polisi.

Hal ini disampaikan oleh Komjen Dedi Prasetyo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (18/11/2025).

Komjen Dedi blak-blakan mengungkap hasil evaluasi internal Polri yang menunjukkan banyaknya anggota kepolisian yang under performance di berbagai level.

Data yang disampaikan Komjen Dedi sungguh mencengangkan, terutama di tingkat Kapolsek.

"Kami lihat dari 4.340 Kapolsek, 67 persen ini under performance," kata Dedi, dikutip dari kanal YouTube TV Parlemen.

Komjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa tingginya angka under performance di level Kapolsek disebabkan karena sebagian besar posisi tersebut diisi oleh perwira lulusan Pendidikan Alih Golongan (PAG). 

PAG adalah program kenaikan pangkat dari Bintara ke Perwira.

"Kenapa under performance? Hampir 50 persen Kapolsek kami itu diisi oleh perwira-perwira lulusan PAG," sambungnya.

Tak hanya Kapolsek, Dedi juga mengakui adanya penurunan performa di tingkat pimpinan.

"Dari 440 Kapolres yang sudah kami lakukan assessment, 36 Kapolres kami itu under performance."

"Ini catatan dari kami kami harus melakukan perbaikan," ujarnya.

Komjen Dedi Prasetyo mengakui bahwa masyarakat saat ini lebih memilih menghubungi Pemadam Kebakaran (Damkar) ketika membutuhkan respons cepat, ketimbang melapor melalui layanan kepolisian.

Menurut Dedi, hal tersebut disebabkan oleh lambatnya quick response time di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

Sebab, standar internasional menetapkan waktu tanggap ideal di bawah 10 menit, sementara Polri masih berada di atas angka tersebut.

“Di bidang SPKT, dalam laporan masyarakat, lambatnya quick response time. Quick response time standar PBB itu di bawah 10 menit, kami masih di atas 10 menit. Ini juga harus kami perbaiki,” kata Dedi, dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI, Selasa (18/11/2025).

Kondisi itu, lanjut Dedi, membuat sebagian warga memilih melapor ke instansi lain yang dinilai lebih sigap, termasuk pemadam kebakaran.

Dia menegaskan bahwa pembenahan sistem pelaporan kepolisian menjadi prioritas, terutama melalui optimalisasi layanan aduan 110.

“Saat ini masyarakat lebih mudah melaporkan segala sesuatu ke Damkar, karena Damkar quick response-nya cepat,” kata Dedi.

“Dengan perubahan optimalisasi 110, harapan kami setiap pengaduan masyarakat bisa direspons di bawah 10 menit,” sambung Wakapolri.

Dedi menambahkan, Polri akan terus memperbaiki kecepatan layanan publik agar tingkat kepercayaan masyarakat membaik, terutama pada fungsi-fungsi yang bersentuhan langsung dengan warga.

“Pelayanan publik ini juga hal yang paling pokok, fundamental. Wajah kepolisian ini sangat dipengaruhi oleh pelayanan publik,” pungkas dia.

Baca juga: AKBP Basuki Tinggal Bareng Dosen Untag DLL, Kini Ditahan Propam, Bantah Ada Hubungan Asmara

Kepercayaan Publik Terhadap Polri 76,2 Persen

Hasil survei Litbang Kompas pada Oktober 2025, memperlihatkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencapai 76,2 persen.

Dikutip dari Kompas.id, Kamis (13/11/2025), sebanyak 71,5 responden menjawab percaya kepada Polri saat ditanya “Percaya atau tidakkah Anda dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)?” Kemudian, 4,7 persen menjawab sangat percaya kepada polri.

Sehingga, jumlah responden yang percaya kepada Polri mencapai 76,2 persen. Sementara itu, Litbang Kompas juga mencatat ada 2,4 persen responden yang tidak percaya dan 2,4 persen responden yang sangat tidak percaya kepada Polri.

Sedangkan 5,3 persen responden menjawab tidak tahu.

Kemudian, dari hasil survei yang sama memperlihatkan peningkatan pada tingkat kepuasan publik terhadap Polri yang mencapai 65,1 persen.

Angka tersebut meningkat dibandingkan hasil survei Litbang Kompas pada September 2025, yang berada di angka 42,5 persen.

Tak hanya itu, survei Litbang Kompas pada Oktober 2025 memperlihatkan citra positif Polri meningkat mencapai 64,4 persen.

Angka tersebut meningkat 19,9 persen dari hasill survei pada September 2025, yang sebesar 44,5 persen.

Peneliti Litbang Kompas, Yohanes Mega Hendarto menyebut, hasil survei Oktober tersebut memperlihatkan ada pemulihan terhadap kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

“Setelah mengalami penurunan tajam akibat kerusuhan besar pada Agustus 2025, kepuasan publik terhadap Polri kembali menunjukkan kenaikan,” tulis Yohanes dikutip dari Kompas.id, Kamis.

Kemudian, Yohanes menyebut, hasil survei Litbang Kompas tersebut mengonfirmasi adanya hubungan antara citra, kepuasan, dan kepercayaan publik.

Sebab, ketiganya bergerak pada satu pola yang menunjukkan bahwa persepsi terhadap kinerja berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan lembaga.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved