Kasus Penusukan
Tak Terima Ditegur Kebut-kebutan, Ayah dan Anak Ditikam, Ratusan Warga Marah
Tak Terima Ditegur Kebut-kebutan warga Asal Selapan Tikam Ayah dan Anak, Ratusan Warga Marah
Arpan (48) tahun dan putranya Rafi (23) tahun ditusuk oleh pelaku sekitar pukul 16.30 WIB.
Ayah dan anak ini adalah pekerja talud.
Berdasarkan keterangan saksi Wawan yang merupakan teman kerja korban, insiden terjadi saat dua korban dan dirinya hendak pulang ke rumah di Desa Batu Belubang.
• Korban Penusukan di Desa Batu Belubang Adalah Ayah dan Anak, Begini Kronologisnya

Sebuah mobil Avanza melintasi kawasan Sampur yang sedang ada perbaikan talud. Karena kondisi berdebu, pekerja menegur pengendara mobil tersebut. Rupanya pengendara yang adalah pelaku tidak terima.
Sampai di Jalan Kelintang Desa Kebintik, dua pelaku penusukan sudah menunggu korban dan menyerang.
"Kami baru mau pulang ke rumah di Desa Batu Belubang, pas di situ kami ditahan," kata wawan saat menceritakan kejadian kepada bangkapos.com di tempat kejadian perkara, Sabtu (21/12/2019).
"Saya tidak tahu orang yang menusuknya," sambung Wawan.
Sementara itu, pasca penusukan, Arpan menderita luka sobek di perut dan Rafi luka tusuk di punggung.
Sekarang korban sudah dirujuk ke rumah RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.
Tempilang Membara
Peristiwa serupa pernah terjadi Desember dua tahun silam, Minggu (10/12/2017). Bentrokan antara warga setempat dengan oknum pendatang juga pernah terjadi di Tempilang.
Parahnya bentrokan itu bermula dari insiden perkelahian di arena billiar yang kemudian mengakibatkan warga setempat tewas.
Hal itulah yang menjadi cikal bajkal memanasnya situasi di Tempilang Bangka Barat.
Tidak terima warga mengamuk membakar speedboat dan sejumlah perlengkapan milik penambang ilegal di perairan Tempilang.

Berikut sejumlah fakta yang diperoleh Bangka Pos terkait peristiwa pembunuhan berujung amukan warga Tempilang.
1. Berawal di Arena Biliar