16 Tahun Tsunami Aceh, Kisah Putri Selamat dari Maut Badai Tsunami setelah Cengkram Jerigen,

16 Tahun Tsunami Aceh, Kisah Putri Selamat dari Maut Badai Tsunami setelah Cengkram Jerigen,

SERAMBINEWS.COM/IST
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh saat bencana tsunami terjadi 26 Desember 2004 

Putri Magribna yang masih trauma ditemani ibunya Marliani (49), Senin (3/1) mengisahkan, ia tinggal di jalan TWK Raja Keumala 105 Merduati Banda Aceh.

Pada hari kejadian, Putri yang masih duduk di kelas V SD Negeri 38 Taman Siswa Banda Aceh ini sedang berada di rumahnya bersama 30 saudara sepupu saat gempa melanda Banda Aceh, sedangkan ibunya sedang barada di Jakarta untuk kepentingan dinas.

Kira-kira 15 menit kemudian, tiba-tiba ia mendengar suara orang berteriak mengatakan air laut sudah naik.

Kemudian ia melihat petugas irigasi berusaha menutup pintu air tak jauh dari rumahnya, namun pintu air itu bobol dan orang-orang berlarian kesana kemari.

Secepat kilat ia meraih tangan kakak sepupunya Yunika Arianda alias Yunun (13) untuk berlari keluar rumah dan menuju sebuah toko di jalan Lampaseh Kota Banda Aceh sekitar 500 meter jarak dari rumahnya.

Baca juga: Sosok Abdul Muti, Tokoh Muhammadiyah Bergelar Profesor yang Menolak Jadi Wamendikbud

Baca juga: Bocoran Sinetron Ikatan Cinta Malam ini: Al Pertemukan Andin dan Anak Kandung

la masuk pada lantai bawah toko berdesakan dengan 60 orang dewasa dan anak anak yang sudah duluan berada di dalam.

Dua menit kemudian arus badai tsunami menghatam pintu belakang hingga jebol dan mendorong manusia di dalam keluar toko.

Ia melihat banyak manusia yang terjepit saat dihantam gelombang.

Namun, tubuhnya yang kecil terhempas sejauh lima meter ke depan pintu toko dan sejak saat itu pula ia berpisah dengan Kak Yuyun.

la malihat melihat tubuh kak Yuyun sayup-sayup dihantam gelombang menjauh darinya.

Saat itu permukaan air laut sudah melewati lantai II toko yang ada di jalan Lampaseh Kota Banda Aceh.

Ia berenang sekuat tenaga dan tiba-tiba meraba sepotong papan sepanjang 30 sentimeter melintas di depannya.

Dengan berbekal kayu itu Putri dibawa arus air ke arah Jalan Taman Siswa, Merduati sekitar 450 meter dari Lampaseh.

Baca juga: Profesor Ken Osaka Jepang Sebut Varian Baru Corona Lebih Berbahaya, Berkembang 1,7 Kali Lebih Cepat

Baca juga: Kematian Diego Maradona yang Kontroversi, Hasil Autopsi Tunjukkan Kerusakan di Bagian Tubuh Ini

Baca juga: Wanita Ini Buta Hati Minta Cerai karena sang Suami Mandul, Kini Hamil Besar usai Nikahi Anak Tirinya

Di tengah perjuangan hidup mati, Putri melihat kakak sepupunya Nauvan (12) tenggelam di depan matanya.

Saat itu ia semakin galau, tubuhnya terhanyut sendiri di atas sebilah papan sementara ribuan orang lainnya di sekitarnya sedang berjuang melawan maut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved