Berita Pangkalpinang
Larangan Ekspor CPO Dicabut, Pengamat Sebut Angin Segara untuk Petani Sawit
Pemerintah memutuskan untuk mencabut larangan sementara ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pemerintah memutuskan untuk mencabut larangan sementara ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng karena pasokan dan harga minyak goreng curah kembali stabil
Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung Ari Agung Nugroho menyebut, larangan ekspor CPO resmi dicabut pemerintah merupakan Angin segar untuk para petani.
Menurutnya, larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng membawa dampak negatif berganda, bukan saja kepada pelaku usaha perkelapasawitan tetapi juga kepada 3 juta petani kelapa sawit di Indonesia.
"Ini angin segar untuk para petani sawit, setelah sebelumnya mereka sangat sesak, dengan ekspor dibuk kembali lagi ini harapannya harga TBS kembali meningkat yang sebelumnya mengalami penurunan," kata Ari kepada Bangkapos.com, Jumat (20/5/2022).
Baca juga: Ratusan Petani Sawit di Belitung dan Belitung Timur Unjuk Rasa, TBS Tak Laku Rugi Puluhan Juta
Baca juga: Imbas Larangan Ekspor CPO, Kebun Sawit Petani Terlantar, Surat Terbuka Dikirim ke Jokowi
Menurut Ari, kebijakan lebih banyak membawa dampak negatif, alih-alih bisa menjadi strategi pengendali harga minyak goreng.
"Kelebihan pasokan minyak sawit yang selama ini terserap di pasar ekspor tidak mungkin bisa diserap di pasar domestik. Kelebihan TBS dipabrik membuat harganya turun, makanya setelah ini ekspor dibuka namun harus seimbang kebutuhan didalam negeri dulu yang harus dipenuhi," sebutnya.
Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Cabut Larangan Ekspor Minyak
Baca juga: Larangan Ekspor CPO Dicabut, Pemerintah Kembali Terapkan Wajib Pemenuhan Kebutuhan Domestik
Larangan ekspor CPO untuk menstabilkan harga minyak goreng kata Ari bukanlah pilihan yang tepat.
"Permintaan TBS menjadi turun, harga di tingkat petani anjlok, petani dikhawatirkan enggan menanam atau memproduksi TBS lagi nantinya, karna panen banyak tapi sedikit perusahaan yang ingin menerima," tegasnya.
Dia berharap, kedepan dengan sudah terbukanya kembali keran ekspor CPO dapat kembali membuat para petani bernapas lega.
"Harapan semunya setelah ini semoga harga TBS bisa kembali naik, petani sejahtera. Dan pemerintah dapat kendalikan harganya," kata Ari.
(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)
