Harga Sawit

Ekspor CPO Tersendat Picu Harga Sawit Anjlok, Mendag Minta Pabrik Beli TBS Sawit Minimal Rp 1.600

Kemendag akan mempercepat ekspor CPO agar harga TBS kembali normal mencapai di atas Rp 2.500 per kilogram.

Editor: fitriadi
Bangkapos.com/edwardi
Truk pengangkut TBS kelapa sawit sedang antre untuk masuk ke perusahaan pabrik kelapa sawit di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kementerian Perdagangan RI akan mempercepat ekspor CPO agar harga TBS kembali normal mencapai di atas Rp 2.500 per kilogram. 

Beban lain bagi industri sawit adalah tingginya pajak ekspor dan pungutan ekspor (levy).

Total pajak ekspor dan levy yang dibayarkan pelaku usaha sawit mencapai US$ 575 per ton CPO yang diekspor.

Beban yang besar ini pada akhirnya juga akan ditanggung oleh petani sawit karena harga TBS tidak akan pernah bisa pararel dengan harga CPO di pasar internasional.

“Dalam sejarah, mungkin sawit satu-satunya komoditas yang dipaksa untuk menanggung beban pungutan hingga setengah harga barangnya yang ujung-ujungnya dibebankan ke petani,” katanya.

Ekspor Menyusut, Stok CPO pada April 2022 Meningkat

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengumumkan realisasi kinerja industri sawit sepanjang bulan April 2022.

Tercatat, ekspor produk minyak sawit Indonesia pada bulan April 2022 sebesar 2,08 juta ton atau lebih rendah dari ekspor bulan April 2021 sebesar 2,63 juta ton.

"Rendahnya ekspor disebabkan upaya pemerintah menambah pasokan minyak goreng, karena sampai bulan April harga minyak goreng masih belum seperti yang diharapkan," tulis Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI dalam siaran pers, Jumat (24/6/2022).

Harga CPO Cif Rotterdam pada bulan April 2022 tercatat sebesar US$ 1.719 per ton, turun dari harga bulan Maret lalu sebesar US$ 1.813 per ton.

Sejalan dengan itu, nilai ekspor CPO turun dari US$ 3,51 miliar pada bulan Maret menjadi US$ 3,43 miliar pada bulan April.

Berdasarkan negara tujuan, penurunan ekspor terjadi untuk tujuan Pakistan, Amerika Serikat, China, dan India. Di sisi lain, ekspor CPO ke Belanda, Rusia, dan Bangladesh naik.

Konsumsi CPO dalam negeri menunjukkan kenaikan dari 1,50 juta ton pada bulan Maret menjadi 1,75 juta ton pada bulan April.

Kenaikan terbanyak terjadi untuk industri pangan dari 635.000 ton pada bulan Maret menjadi 812.000 ton pada bulan April.

Dalam hal produksi, terjadi kenaikan produksi CPO sebesar 100.000 ton dari 3,78 juta ton pada bulan Maret menjadi 3,88 juta ton pada bulan April.

Sementara itu, produksi Palm Kernel Oil (PKO) naik dari 368.000 ton pada Maret menjadi 373.000 ton pada April.

Dengan produksi, konsumsi, dan ekspor demikian, diperkirakan stok minyak sawit pada April 2022 mencapai 6,10 juta ton, atau naik dari 5,68 juta ton pada bulan Maret.

"Dengan cuaca yang relatif mendukung dan harga yang tinggi, momentum kenaikan produksi harus dijaga agar penerimaan mencapai hasil optimal," ungkap Mukti.

Selain itu, kenaikan stok perlu diwaspadai untuk mencegah penuhnya tangki akibat larangan ekspor.

Apabila tangki penuh, maka pabrik kelapa sawit akan berhenti beroperasi sehingga berakibat pada tidak adanya pembelian Tandan Buah Segar (TBS) milik petani.

(TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya/Kontan.co.id/Vendy Yhulia Susanto/Dimas Andi)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved