Berita Bangka Tengah

Misteri Jalur Maut Jalan Koba Perenggut Korban Jiwa, Sering Muncul Sosok Anjing Hitam Bermata Merah 

Kecelakaan lalu lintas sering kali terjadi di Ruas Jalan Namang-Koba Kabupaten Bangka Tengah (Bateng). Insiden itu sering kali menimbulkan korban.

Penulis: Arya Bima Mahendra |
bangkapos.com
Lokasi kejadian laka lantas tadi malam, Minggu (3/7/2022) di ruas Jalan Namang-Koba tepatnya di Dusun Pal Empat, Desa Penyak, Koba, Bangka Tengah yang menyebabkan dua orang pengendara sepeda motor meninggal dunia. (Bangkapos/Arya Bima Mahendra) 

Kesaksian serupa juga turut disampaikan oleh Amir (72), Warga Desa Kurau Timur yang mengaku hampir setiap malam melewati jalur ini.

Kemunculan sosok anjing berukuran besar itu disertai aroma busuk, tercium jelas jika berkendara dalam kondisi pelan.

"Setiap malam kan saya selalu lewat situ, bahkan pulangnya kadang-kadang jam dua atau jam tiga malam. Jadi selain tercium bau busuk, deket lokasi tersebut hawanya juga bisanya lebih dingin dibanding dengan di lokasi lainnya," tambah Amir.

Dia menyarankan, jika memang sewaktu-waktu ada pengendara yang mengalami hal serupa seperti dirinya, alangkah lebih baiknya berdoa dan berkendara secara tenang serta tidak terburu-buru.

"Kalau ketemu yang seperti itu, tetap aja fokus berkendara, jangan melamun, enggak usah ngebut dan banyak-banyak istigfar," imbaunya.

Sementara itu peristiwa Laka lantas yang terjadi di Ruas Jalan Namang-Koba beberapa hari terakhir ini membawa kekhawatiran tersendiri bagi para pengendara.

Apalagi bagi pengendara yang setiap harinya harus melewati jalur tersebut. Misalnya yang diungkapkan oleh Uda (58), seorang sopir mobil angkot (angkutan umum-red) Kop. Simpati Express yang biasanya membawa penumpang tujuan Pangkalpinang-Koba ataupun sebaliknya.

Pria asal Kelurahan Simpang Perlang, Kecamatan Koba ini mengaku bahwa setiap pagi dirinya membawa penumpang dari Koba menuju Pangkalpinang.

"Pagi-pagi biasanya saya angkut penumpang dari sini (Koba-red) dulu, sore baru bawa penumpang dari Pangkalpinang ke Koba," kata Uda kepada Bangkapos.com, Senin (4/7/2022).

Berpuluh-puluh tahun dirinya melakoni pekerjaan sebagai sopir angkot. Berbagai macam pengalaman pernah ia lalui, termasuk menyaksikan sejumlah peristiwa laka lantas di depan matanya sendiri.

Selama menjadi sopir angkot, ia mengaku bahwa kecelakaan memang kerap terjadi di ruas jalan antara Desa Kurau hingga Desa Terentang III.

Kata dia, peristiwa kecelakaan itu pun disebabkan oleh banyak hal, seperti pecah ban dan oleng karena sopir yang mengantuk.

Dia pun mengaku kerap mengantuk ketika melintasi ruas jalan tersebut. Pasalnya kondisi jalan yang mulus dan lurus kerap membuat sopir mobil seperti dirinya terlena untuk mengebut.

"Kalau lewat jalan itu, kita tancap gas 100 (km/jam) aja kayak enggak kerasa, soalnya lempeng (bebas hambatan-red) kan. Makanya kadang-kadang orang tuh jadi cepat ngantuk juga," kata dia.

Jika begitu, maka tak heran apabila banyak peristiwa kecelakaan yang korbannya mengalami luka parah bahkan meninggal dunia.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved