Bangka Belitung Memilih

Babel Masuk Kategori Rawan Sedang dalam Penyelenggaraan Pemilu, Pengamat Sebut Media Wasitnya Pemilu

Anggota Bawaslu Babel, Sahirin, indeks kerawanan pemilihan umum di wilayah Babel hampir sama dengan kerawanan politik uang.

Penulis: Riki Pratama | Editor: Novita
Bangkapos.com/Riki Pratama
Anggota Bawaslu Babel, Sahirin 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Provinsi Bangka Belitung masuk dalam kategori rawan sedang dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang.

Hal tersebut berdasarkan indeks kerawanan Pemilu 2024 yang pernah disampaikan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia belum lama ini.

Anggota Bawaslu Babel Sahirin menegaskan, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan terkait kategori rawan sedang tersebut.

"Mudah-mudahan tidak ada hal yang sangat luar biasa dengan. Kami Bawaslu, menggandeng banyak mitra sehingga unsur pencegahan itu dapat kami laksanakan maksimal," jelas Sahirin, kepada Bangkapos.com, Rabu (21/12/2022).

Ia mengatakan, indeks kerawanan pemilihan umum di wilayah Babel hampir sama dengan kerawanan politik uang.

Sehingga, menurutnya, pihaknya terus bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, sekolah melalui Panwaslu di setiap kecamatan.

"Salah satu indikator berhasil pendidikan politik kepada pelajar, yaitu munculnya mereka para pelajar. Mereka dapat menjadi relawan yang terputus kepada Bawaslu," ujarnya.

Dia mengatakan, kepada pelajar atau pemilih pemula, telah disampaikan bahwa Pemilu bukan hanya ajang pemilihan calon pemimpin. Tetapi melihat calon pemimpin yang akan mewakilkan rakyat.

"Menitikberatkan kepada pemilih pemula tidak memilih berdasarkan money politic tadi, kami menitikberatkan bahwa sarana kedaulatan rakyat ini hanya kita yang bisa menjaganya," kata Sahirin.

Ia juga menyadari, bahwa media memiliki peran penting dan telah menjadi bahan evaluasi bersama pada Pemilu 2019 terkait peran media masa bersama Bawaslu.

"Mari kita berperan, melalui catatan tinta semua media online, cetak, live streaming, menyebar pendidikan politik bersama mengawal proses demorkasi," ajaknya.

Mantan ketua Bawaslu Basel ini berharap media mainstream, dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat di Bangka Belitung.

Dengan media ini, diharapkan bisa memberikan informasi yang benar kepada masyarakat tidak ada berita bohong.

"Hari ini informasi sudah di tangan masyarakat. Dengan ini kita juga bisa mengimbangi agar masyarakat bisa mendapatkan informasi atau berita di lapangan, mana yang benar dan mana yang palsu, bisa terdeteksi dengan peran media," jelasnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Bangka Belitung, Faisal, mengatakan, media merupakan wasit dalam Pemilu 2024 mendatang.

"Yang harus dipahami media itu platfrom menjadi wasit Pemilu. Kenapa saya katakan wasit pemilu? Karena media ini menjadi sarana penyebar informasi. Dia bisa menetralitaskan informasi, dia bisa membuat arus informasi sesuai regulasi, dia juga memberikan edukasi tentang pemilu, yang memberikan kecerdasan politik," kata Faisal.

Faisal menegaskan, bahwa pada Pemilu ke depan, media akan menjadi wasit yang dapat memberikan edukasi dalam menyajikan informasi ke publik.

"Saya percaya, media ke depan dalam menghadapi hajatan Pemilu, menjadi wasit Pemilu mencerdaskan arus informasi publik, yang bisa memberikan ruang keadilan Pemilu dan membangun keadilan Pemilu di masyarakat," tuturnya. (Bangkapos.com/Riki Pratama)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved