Buaya Bangka Mengganas dan Membunuh Pemancing di Sungai, Musim Kawin dan Habitat Rusak Jadi Pemicu
Buaya Bangka mengganas akhir-akhir ini. Warga yang beraktivitas di sungai menjadi korban serangan buaya tersebut.
Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
“Selain melakukan evakuasi terhadap satwa, tim juga melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat terkait satwa liar. Kita juga mengingatkan warga bahwa satwa liar tidak boleh ditangkap, dipelihara, diperniagakan dan dibunuh. Ke depannya tim terus melakukan komunikasi, tertama dengan pihak desa,” ungkapnya.
Tingkatkan Kewaspadaan
Terpisah Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung, Endy R Yusuf mengaku sudah menerima laporan soal adanya buaya yang menyerang manusia di Mendo Barat, Bangka dan Sungaiselan, Bangka Tengah.
Menurut Endy, masyarakat bersama BKSDA Sumatera Selatan telah menangkap satu ekor buaya berukuran sekira 3 meter di Sungaiselan.
Buaya itu langsung diserahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Foundation Bangka Belitung di Air Jangkang, Bangka Belitung.
“Yang nangkap itu masyarakat, lalu diserahkan ke Alobi, namun setelah ditangkap pembuktian
tidak bisa dilakukan, buaya yang mana yang menyerang,” katanya.
Dia membeberkan pada bulan September hingga Januari memang kerap terjadi konflik buaya dan manusia karena masuk musim kawin sawat liar tersebut.
“Sekarang ini memang rangkaian siklus musim kawin dari buaya, siklus mencari pasangan untuk kawin, maka lebih agresif, cenderung meningkat akhir tahun dan Januari,” sebutnya.
Dia pun mengimbau agar masyarakat waspada untuk beraktivitas di sungai saat musim kawin.
“Jadi kita imbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di habitat sungai dan jangan didekati,” tandasnya.
Musim Kawin Buaya
Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fadillah Sabri ikut menyoroti konflik antara buaya dengan manusia yang terjadi akhir-akhir ini.
Mengganasnya predator ini tak ditampik Fadillah, satu diantaranya karena daerah aliran sungai (DAS) yang rusak sehingga menganggu habitat hidupnya.
"Buaya itu memiliki daya insting yang tinggi soal percikan air, bahwasanya kerusakan itu membuat buaya itu menjadi lebih ganas karena habitatnya terganggu,"ujar Fadillah Sabri, Jumat (13/1/2023).a
Bahwa beberapa sungai-sungai di Bangka Belitung sudah rusak.
"Sungai-sungai itu rusak, tidak hulu, hilir dan muara. Di muara itu banyak buaya," lanjutnya.
SMAN 1 Pangkalan Baru Kembali Berpartisipasi di Karnaval Kabupaten Bangka Tengah |
![]() |
---|
Penutupan Pawai HUT ke-80 RI di Bangka Tengah, Wujud Cinta Tanah Air dan Penggerak Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
SMP Stania Koba Tampil Apik Lewat Aksi Teatrikal Sejarah Sumur Tujuh di Karnaval Bangka Tengah |
![]() |
---|
Hari Kedua Karnaval Bangka Tengah Meriah, Warga Antusias Padati Kota Koba |
![]() |
---|
DPMPTK Bateng Perpanjang Pendaftaran Program Padat Karya, Masyarakat Bisa Usulkan Proyek Rp100 juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.