Buaya Bangka Mengganas dan Membunuh Pemancing di Sungai, Musim Kawin dan Habitat Rusak Jadi Pemicu

Buaya Bangka mengganas akhir-akhir ini. Warga yang beraktivitas di sungai menjadi korban serangan buaya tersebut.

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
IST/Dokumentasi Warga Setempat
Warga Dusun Pangkalraya, Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, berhasil menangkap buaya pada Kamis (12/1/2023) dini hari lalu. 

“Selain melakukan evakuasi terhadap satwa, tim juga melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat terkait satwa liar. Kita juga mengingatkan warga bahwa satwa liar tidak boleh ditangkap, dipelihara, diperniagakan dan dibunuh. Ke depannya tim terus melakukan komunikasi, tertama dengan pihak desa,” ungkapnya.

Tingkatkan Kewaspadaan

Terpisah Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung, Endy R Yusuf mengaku sudah menerima laporan soal adanya buaya yang menyerang manusia di Mendo Barat, Bangka dan Sungaiselan, Bangka Tengah.

Menurut Endy, masyarakat bersama BKSDA Sumatera Selatan telah menangkap satu ekor buaya berukuran sekira 3 meter di Sungaiselan.

Buaya itu langsung diserahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Foundation Bangka Belitung di Air Jangkang, Bangka Belitung.

“Yang nangkap itu masyarakat, lalu diserahkan ke Alobi, namun setelah ditangkap pembuktian
tidak bisa dilakukan, buaya yang mana yang menyerang,” katanya.

Dia membeberkan pada bulan September hingga Januari memang kerap terjadi konflik buaya dan manusia karena masuk musim kawin sawat liar tersebut.

“Sekarang ini memang rangkaian siklus musim kawin dari buaya, siklus mencari pasangan untuk kawin, maka lebih agresif, cenderung meningkat akhir tahun dan Januari,” sebutnya.

Dia pun mengimbau agar masyarakat waspada untuk beraktivitas di sungai saat musim kawin.

“Jadi kita imbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di habitat sungai dan jangan didekati,” tandasnya.

Musim Kawin Buaya

Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fadillah Sabri ikut menyoroti konflik antara buaya dengan manusia  yang terjadi akhir-akhir ini.

Mengganasnya predator ini tak ditampik Fadillah, satu diantaranya karena daerah aliran sungai (DAS) yang rusak sehingga menganggu habitat hidupnya.

"Buaya itu memiliki daya insting yang tinggi soal percikan air, bahwasanya kerusakan itu membuat buaya itu menjadi lebih ganas karena habitatnya terganggu,"ujar Fadillah Sabri, Jumat (13/1/2023).a

Bahwa beberapa sungai-sungai di Bangka Belitung sudah rusak.

"Sungai-sungai itu rusak, tidak hulu, hilir dan muara. Di muara itu banyak buaya," lanjutnya.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved