Buaya Bangka Mengganas dan Membunuh Pemancing di Sungai, Musim Kawin dan Habitat Rusak Jadi Pemicu
Buaya Bangka mengganas akhir-akhir ini. Warga yang beraktivitas di sungai menjadi korban serangan buaya tersebut.
Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
Dari dua kisah yang akan disajikan berikut, mungkin cara menghadapinya adalah dengan mengetahui bahwa kelemahan buaya ada pada matanya.
Setidaknya kita bisa belajar dari pengalaman dari dua korban yang pernah selamat dari serangan buaya berikut ini:
1. Dadang Dilepaskan Setelah Mencongkel Mata Buaya
Dadang (54) seorang warga di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung berduel dengan buaya sepanjang empat meter yang menerkamnya.
Ia berhasil dilepaskan setelah mencongkel mata sang reptil ganas tersebut.
Dadang selamat.
Meski demikian, kaki telapak kaki hingga setengah pahanya harus terluka.
2. Odik Tusuk Mata Buaya yang Menyerangnya, Cengkraman Pun Melemah
Kisah lainnya datang dari Odik Sudirman warga Desa Bumi Rapak SP 2, Keca matan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Ia selamat dari terkaman buaya muara di Sungai Kaubun, Jumat (24/5/2019) sore silam.
Padahal, gigi runcing buaya yang diperkirakan memiliki panjang 1,5 meter, mencengkeram kuat lengan kiri pria berusia 72 tahun tersebut.
Upaya kerasnya lepas dari cengkeraman buaya tersebut membuat dirinya masih bernafas hingga saat ini.
Istri Odik, Itik, menuturkan peristiwa terjadi saat ayah dari empat anak perempuan tersebut sedang memancing.
Saat itu kondisi sungai sedang banjir.
Tiba-tiba, terdengar suara,”blurp” di dekat Odik.
“Dengan suara di air, blurp. Bapaknya (Odik) pikir, ada ikan besar," ungkap Itik menirukan kata-kata Odik kepadanya.
Namun, tidak lama kemudian dari sungai tersebut langsung muncul buaya yang siap menerkam dengan mulut menganga.
"Buaya tersebut mengincar leher bapaknya. Tapi, ditangkis dengan tangan kiri. Jadi tangan kirinya yang diterkam,” katanya.
Odik, menurut Itik, sempat jatuh ke sungai dan bergulat dengan buaya.
Karena tangannya dicengkram cukup kuat buaya.
Ia tak bisa menarik tangan kiri karena sakit dan khawatir putus.
“Bapaknya ikutin aja pergerakan buaya itu di sungai. Sempat berguling di air juga," katanya.
Dalam posisi diterkam buaya, Odik masih sadar dan berupaya mencari mata buaya tersebut.
"Karena katanya kelemahan buaya ada pada matanya. Begitu dapat matanya, langsung ditusuk pakai tangan,” bebernya.
Usai menusuk mata buaya, cengkraman pun melemah.
Odik berhasil menarik tangannya.
Sementara buaya yang menerkamnya berangsur hilang di perairan.
Ia pun berteriak meminta tolong dan akhirnya diselamatkan warga setempat.
“Kami sangat bersyukur, bapak masih bisa selamat dari terkaman buaya,” timpal Siti, sang anak. (w4/s2) (w4/s2)
SMAN 1 Pangkalan Baru Kembali Berpartisipasi di Karnaval Kabupaten Bangka Tengah |
![]() |
---|
Penutupan Pawai HUT ke-80 RI di Bangka Tengah, Wujud Cinta Tanah Air dan Penggerak Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
SMP Stania Koba Tampil Apik Lewat Aksi Teatrikal Sejarah Sumur Tujuh di Karnaval Bangka Tengah |
![]() |
---|
Hari Kedua Karnaval Bangka Tengah Meriah, Warga Antusias Padati Kota Koba |
![]() |
---|
DPMPTK Bateng Perpanjang Pendaftaran Program Padat Karya, Masyarakat Bisa Usulkan Proyek Rp100 juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.