Berita Belitung Timur
Pedagang Siomay Diduga Lecehkan Anak-anak di Beltim, Dinsospemdes Sebut Belum Dapat Info Valid
Dugaan pelecehan seksual terhadap anak tersebut pihak Dinsospemdes Beltim dapatkan laporannya dari salah satu keluarga korban di bulan Desember
Penulis: Sepri Sumartono | Editor: khamelia
BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Dinsospemdes Beltim Ronny Setiawan mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan pendampingan terhadap kasus dugaan pelecehan seksual atau kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh Pedagang siomay.
Dugaan pelecehan seksual terhadap anak tersebut pihak Dinsospemdes Beltim dapatkan laporannya dari salah satu keluarga korban di bulan Desember tahun 2022 lalu yang sampai saat ini masih terus berjalan pendampingannya.
Ronny mengungkapkan, peristiwa dugaan pelecehan terhadap anak tersebut terjadi pada saat korban hendak membeli siomay yang dijual oleh terduga pelaku di sekitar taman pendidikan Al-Qur'an (TPA).
"Jadi informasi awal kita dapat kalau anak-anak ada di luar lingkungan TPA sedang belanja siomay, di luar jam belajar, itu lah kasus yang dianggap pelecehan oleh orang tua anak-anak tadi, yang diduga dilakukan oleh pedagang siomay," kata Ronny, Senin (13/2/2023).
Berdasarkan laporan sementara dari Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Dinsospemdes Beltim kejadian di dekat TPA tersebut sebagai dugaan pelecehan seksual terhadap anak.
Hanya saja, Kepala Dinsospemdes Beltim mengaku masih belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait seperti apa bentuk dugaan pelecehan seksual oleh pelaku yang diduga pedagang siomay terhadap anak-anak tersebut.
"Persisnya seperti apa itu masih belum dapat informasi yang valid tentang itu karena saat ini kan kawan-kawan masih melakukan investigasi atau penyelidikan terhadap kasus itu di lapangan oleh PPPA kita," katanya.
Korban yang diduga masih anak-anak SD ini disinyalir lebih dari satu orang, tapi sampai sekarang Kepala Dinsospemdes Beltim masih menunggu konfirmasi resmi dari petugas PPPA yang melakukan investigasi di lapangan terkait berapa jumlah pasti korbannya.
Ronny mengaku Dinsospemdes Beltim memang masih belum mendapatkan banyak informasi karena proses pengumpulan dari lapangan oleh petugas PPPA masih belum selesai dilaksanakan dan hal tersebut cukup membutuhkan lebih banyak waktu.
"Investigasi butuh keterangan yang lebih komperhensif dari masing-masing pihak, sepanjang ini belum selesai jadi mereka masih belum bisa memberikan laporan ke kita, sama lah kayak penyelidikan," jelasnya.
Sementara itu, terhadap anak yang diduga korban pelecehan seksual, Dinsospemdes melalui Bidang PPRA sudah mendatangkan psikolog guna melakukan pendampingan.
"Kondisi anaknya masih tetap sekolah masih TPA, sampai hari ini sih tidak ada pelecehan terbaru yang dilakukan oleh diduga tersangka," ungkapnya.
"Cuma ada beberapa orang tua yang keberatan kalau ini diselesaikan secara musyawarah baik-baik, artinya mau menyelesaikan ke ranah hukum, sudah kita laporkan ke pihak polres, tinggal bagaimana tindakan pihak polres terhadap kasus ini," lanjutnya.
Ronny berharap kasus ini dapat segera diselesaikan dengan baik lewat jalur hukum atau pun tidak dan sejauh ini tidak ada kasus-kasus serupa yang dibiarkan oleh Dinsospemdes Beltim. (Posbelitung.co/Sepri)
| Tanaman Petani Mempaya Belitung Timur Terancam Gagal Panen Akibat Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| Leni Reziyustikha Guru asal Belitung Timur Raih Juara Dua di ASEAN Live Creator for Change 2025 |
|
|---|
| Diduga Alami Kejang, Perempuan di Belitung Timur Ditemukan Meninggal di Aliran Sungai |
|
|---|
| Harga Daging Ayam Naik, Pedagang Mie Ayam di Belitung Timur Bertahan Tanpa Menaikkan Harga |
|
|---|
| Stok Menipis, Harga Daging Ayam Naik Jadi Rp50.000 di Belitung Timur selama Sepekan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.