Berita Kriminalitas
Siapa Pelaku dan Motif Pembunuhan Keji Bocah Perempuan di Bangka Barat masih Misteri
Pihak kepolisian masih terus menyelidiki siapa pelaku pembunuhan keji terhadap bocah perempuan usia delapan tahun bernama Hafiza.
Penulis: Nurhayati CC | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pihak kepolisian masih terus menyelidiki siapa pelaku pembunuhan keji terhadap bocah perempuan usia delapan tahun bernama Hafiza ini.
Apalagi saat ini ada indikasi Hafiza diculik dan dimintai tebusan senilai Rp 100 juta yang dikirimkan si pelaku dalam pesan WhatsApp ke nomor handphone orang tua Hafiza.
Dalam pesan tersebut si pelaku mengirim foto Hafiza dengan kaki dan tangan terikat di semak-semak.
Namun belum diketahui motif kasus dugaan pembunuhan yang menyebabkan tewasnya Hafiza, di mana ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan, hingga Minggu (12/3/2023) lalu.
Diketahui, Hafiza ditemukan di Perkebunan Kelapa Sawit Bukit Intan Bine Blok S47-48 Divisi 3 PT BPL Desa Ibul, Simpangteritip, dengan tangan, kaki terikat dan kondisi hancur, pada Kamis (9/3/2023) lalu.
Menurut Kabid Humas Polda Bangka Belitung, AKBP Jojo Sutarjo, saat ini pihak kepolisian, masih melakukan penyelidikan (Lidik) terhadap kasus tersebut.
"Perkembangan terakhir sementara dari Polda backup melakukan penyelidikan di lapangan, nanti kalau sudah ada perkembangan lanjut kami update kembali," kataJojo Sutarjo kepada Bangkapos.com, Minggu (12/3/2023).
Mantan Kapolres Belitung Timur ini juga, meminta dukungan dan doa dari masyarakat agar kasus ini cepat dapat terungkap oleh pihak kepolisian.
"Kami masih melakukan lidik, mohon doa rekan-rekan sekalian. Semoga kasus ini cepat terungkap," harapnya.
Sebelumnya, ia juga menyampaikan terkait tim Identifkasi Polda Bangka Belitung, yang ikut membackup, penemuan mayat serang bocah di Perkebunan Sawit Bukit Intan Bine PT BPL Desa Ibul, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan identifikasi oleh Tim Inafis Polda Bangka Belitung dengan mengajak pihak dokter RSUD Depati Hamzah.
Dari hasil identifikasi awal bahwa dinyatakan oleh dokter, korban sudah meninggal dunia selama 2-3 hari.
"Dilakukan juga pengecekan atau identifikasi kelamin bahwa berkelamin perempuan. Selain itu, hasil autopsi ditemukan juga diduga adanya tanda-tanda kekerasan pada korban. Karena pada saat ditemukan tangan dan kaki mayat tersebut dalam keadaan terikat," jelas Jojo kepada Bangkapos.com, Jumat (10/4/2023) sore.
Kemudian, lanjutnya, Tim Inafis membawa jenazah ke RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, pada Jumat (10 /3/2023) sesuai petunjuk dari dokter maupun pimpinan untuk dilakukan autopsi.
"Untuk autopsi di RSUD Depati Hamzah ini dilakukan oleh Seksi Identifikasi Polda Babel dan Tim Dokpol Polda serta pihak dari RSUD Depati Hamzah. Dari hasil autopsi, ditemukan ada bekas kekerasan benda tajam dan organ tubuh yang rusak," ungkapnya.
Selain itu, kata Jojo, Tim Inafis Polda Bangka Belitung juga melakukan autopsi melalui property seperti tanda-tanda khusus pada korban.
"Seperti barang yang digunakan korban, serta ciri khusus pada korban yakni adanya tahi lalat di tangan lengan sebelah kiri korban. Dengan hasil tersebut, dari pihak keluarga pun menyatakan bahwa identik dengan anak mereka yakni HA (8) dan sesuai dengan tanda-tanda khusus yang dimiliki oleh korban," lanjutnya.
Untuk lebih jelas, sambung Jojo, Tim Inafis Polda Bangka Belitung juga telah melakukan uji tes DNA dengan mengambil sampel DNA Korban dan kedua orang tua korban untuk pencocokan.
"Untuk hasil uji tes DNA ini masih harus menunggu hasil dari dokpol forensik," tegasnya.
Dengan adanya kejadian ini, dikatakan Jojo, menjadi perhatian semua pihak. Ia meminta ke para orang tua dan masyarakat, untuk bisa mengawasi serta memantau aktivitas anak-anaknya.
"Jika ada hal-hal yang mencurigakan seperti tidak pulang ke rumah atau sebagainya. Segera laporkan ke pihak berwajib untuk ditindak lanjuti. Selain itu, kami juga meminta peran serta rekan-rekan media mengenai pemberitaan agar tidak menyebar pemberitaan yang belum pasti. Baik itu sebab maupun hasil dari autopsi itu sendiri," imbau Jojo.
"Kami minta kita saling menunggu, saat ini rekan-rekan kita juga dari Tim Inafis masih melakukan identifikasi. Demikian ini hasil sementara yang kita terima, apabila ada informasi lain akan kami sampaikan kembali," kata Jojo.
Selidiki Pesan WA
Sementara itu pihak Jajaran Polres Bangka Barat, terus mendalami pesan WhatsApp yang dikirim oleh orang tak dikenal, kepada Zaidah (35) Ibunda Hafiza dan meminta uang tebusan sebanyak Rp100 juta.
Dikutip dari berita sebelumnya, Edi Purwanto (39) ayah Hafiza mengakui sehari sebelum Hafiza ditemukan, ada seseorang yang tak dikenal mengirim pesan WhatsApp (WA) ke ponsel istrinya, Rabu (8/3/2023) malam.
Edi mengungkapkan isi pesan itu foto yang diyakini sebagai Hafiza dalam kondisi tangan dan kaki terikat berada di semak-semak. Pengirim WA meminta uang tebusan sebesar Rp100 juta.
"Saat itu, kondisi anak kami sudah terikat kaki dan tangan, sama seperti saat ditemukan. Hanya saja saat ditemukan, berada di air. Sedangkan saat minta tebusan, anak kami di semak-semak," kata Edi, di Pangkalpinang, Jumat (10/3/2023).
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bangka Barat, Iptu Ogan Arif Teguh Imani mengatakan, masih mendalami pesan WA orang tak dikenal (OTD) yang meneror kepada ibu korban yang meminta uang tebusan sebanyak Rp100 juta.
"Memang ada yang minta tebusan ke orang tua korban. Kami masih mendalami hal tersebut apakah benar yang bersangkutan atau orang iseng, yang memanfaatkan situasi dan keadaan," kata Ogan Arif saat dikonfirmasi terpisah.
Hafiza bocah 8 tahun diduga menjadi korban pembunuhan oleh orang tidak dikenal, lantaran jasad yang ditemukan terdapat beberapa luka akibat senjata tajam serta kondisi dengan keadaan tangan dan kaki terikat.
"Hasil autopsi belum keluar. Hasil visum luar terdapat banyak luka sayatan akibat benda tajam di punggung dan beberapa di kepala," ungkapnya.
Sementara itu, motif pembunuhan serta siapa pelaku yang tega menghabisi bocah yang masih duduk di kelas 2 sekolah dasar (SD) itu masih diselidiki pihak kepolisian setempat.
Kata Ogan, tindaklanjuti pihaknya terhadap kasus ini akan berusaha semaksimal menangkap pelaku pembunuhan itu. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Bangka Belitung untuk mengejar pelaku.
"Kami akan berusaha semaksimal menangkap pelaku ini, kami juga telah berkoordinasi dengan Dirkrimum Polda Babel dan mengerahkan semua tim dan kekuatan untuk mengungkap kasus ini," ucap Ogan.
Periksa Pelabuhan
Jajaran Satpolair Polres Bangka Barat, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Tanjungkalian, Muntok dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VII Sumsel Babel, memeriksa sejumlah kendaraan di Pelabuhan Tanjungkalian, Sabtu (11/3/2023).
Pemeriksaan kendaraan yang keluar masuk dari Pelabuhan Tanjungkalian, merupakan pintu masuk ke Pulau Bangka dilakukan menyusul dugaan isu kasus penculikan anak dan penjualan organ dalam manusia.
Kasatpolair Polres Bangka Barat, Iptu Sugiyanto mengatakan, pihaknya melakukan menyekatan dan pemeriksaaan setiap kendaraan yang keluar masuk Pelabuhan Tanjungkalian, Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
"Pemeriksaan ini dilakukan atas atensi pimpinan, untuk memeriksaan setiap kendaraan yang menyebrang keluar Pulau Bangka," kata Sugiyanto, Sabtu (11/3/2023).
Dengan adanya isu-isu yang berkembang di masyarakat, Sugiyanto meminta masyarakat tidak panik dengan adanya isu tersebut.
Tetap lakukan pengawasan kepada anak dan apabila melihat orang yang mencurigakan segera laporkan kepada polisi terdekat.
"Kami dari Polair Polres Bangka Barat mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dengan isu-isu yang berkembang terkait dugaan kasus penculikan anak dan penjualan organ manusia," imbaunya.
Menurut Sugiyanto, pihaknya terus melakukan pemeriksaan mobil barang guna dipastikan tidak membawa barang-barang terlarang yang di bawa ke luar Pulau Bangka Belitung.
"Kami ingatkan kepada orangtua untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap anak-anaknya dan segala melaporkan kepolisian setempat apabila mencurigakan orang tak dikenal. Demi menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak," pesan Sugiyanto.
Belasungkawa
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, menyampaikan belasungkawa atas sedalamnya atas kejadian yang menimpah anak perempuan bernama Hafiza (8) yang menjadi korban pembunuhan.
Ucapan dukacita itu disampaikan oleh Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, saat dikonfirmasi Bangkapos.com, via telpon, Sabtu (11/3/2023) malam.
Bong Ming Ming meminta, kepolisian segera mengungkap tersangka pembunuh anak yang tidak berdosa, sebab, pembunuhan itu dilakukan oleh pelaku secara sadis yang terjadi di Kabupaten Bangka Barat.
"Kerja keras dari teman-teman Basarnas, BPBD, TNI/Polri dan relawan lainnya untuk mencari keberadaan Hafiza cukup maksimal. Sudah berbagai upaya dilakukan, namun ternyata saat ditemukan Hafiza sudah meninggal dunia," kata Bong Ming Ming.
Bong Ming Ming juga berharap pelaku segera tertangkap polisi, sebab, sebelum tersangka itu ditemukan akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Kasus ini digiring seakan akan, ini seakan-akan kasus penculikan. Padahal kita belum tahu motif sesungguhnya seperti apa. Kita percayakan dan serahkan kepada kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini," ungkapnya.
Bong Ming Ming menduga perbuatan yang dilakukan oleh pelaku ini sudah direncanakan.
Ia minta jika pelakunya sudah tertangkap bisa dihukum setinggi-tingginya.
"Sebab pelaku ini menghabisi nyawa anak-anak yang merupakan generasi bangsa dan saya menduga perbuatan ini sudah direncanakan saya berharap dihukum setinggi-tingginya," tegas Bong Ming Ming
(Bangkapos.com/Riki Pratama/Yuranda/Nurhayati)
Pelaku Pembunuhan
bocah hilang
Hafiza
Motif Pembunuhan
Polda Bangka Belitung
Polres Bangka Barat
Bangka Barat
Bangkapos.com
| Soal Korupsi Insentif Covid-19 Belitung Timur, Ini Kata Kepala Ruang Isolasi |
|
|---|
| Korupsi BPRS Toboali, Ini Kata Kepala Personalia BPRS Soal Terdakwa Yusman |
|
|---|
| Korupsi BPRS Toboali, Saksi Sebut Ada Pembiayaan Terhadap Keluarga Terdakwa Yusman |
|
|---|
| Sat Narkoba Polres Bangka Bekuk Pengedar Di Pinggir Jalan |
|
|---|
| Tersangka Mat Raye Dulu Pedagang, Sekarang Perompak Kapal, Mengaku Menyesal Usai Ditangkap Polisi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.