Jejak Islam di Pulau Bangka
Jejak Awal Islam di Bangka, Keberadaan Orang Mapur
Pada buku yang berjudul “Korpus Mapur Dalam Islamisasi Bangka” yang ditulis Teungku Sayyid Deqi pada tahun 2014.
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pada buku yang berjudul “Korpus Mapur Dalam Islamisasi Bangka” yang ditulis Teungku Sayyid Deqi pada tahun 2014, memberikan perspektif baru mengenai sejarah penyebaran islam di Pulau Bangka.
Tulisan pada buku itu, dihasilkan dari adanya penelitian selama delapan tahun.
Pada bagian pertama bukunya, Teungku Deqi menyampaikan mengenai keberadaan suku Mapur, yang akrab disapa orang Lum.
Banyak orang di Pulau Bangka yang mengatakan, keberadaan masyarakat ini dikaitkan dengan kelompok masyarakat yang tidak beragama.
”Orang Lum identik dengan suku Melayu non muslim atau orang adat primitif yang wilayah pemukimannya di dalam hutan dan sekitar pesisir. Pandangan mengenai jejak Islam Orang Lum merupakan pernyataan yang banyak mengundang kontroversi karena secara umum dan menurut kepercayaan publik Bangka bahwa Orang Lum memang belum beragama, apalagi Islam,” salah satu isi dari karya yang ditulis Teungku Sayyid Deqi.
Masih mengutip dari buku tersebut, Mapur disebutkan sebagai wilayah tertua dengan segala rahasia supranaturalnya yang luas dan disegani.
Peradaban wilayah ini digambarkan sebagai awal peradaban Orang Lum dengan tingkat kemistisan yang paling tinggi.
Melalui penelitian yang ia lakukan, disebutkan telah melahirkan hal lain yang lebih memberikan peluang untuk meneliti kembali hubungan Islamisasi di ranah magis Bangka.
“Padahal dalam penelitian saya, ada simpulan-simpulan secara empiris, yang menyatakan keberadaan agama Islam sudah ada sejak Abad ke 10 lalu. Kedatangan orang Mapur terjadi pada abad 9 atau 10 dari daratan Indo-Cina secara tidak sengaja karena adanya serangan dari dinasti Nguyon,” jelas Deqi kepada Bangkapos.com.
Suatu permasalahan yang kompleks dialami leluhur Orang Lum di Champa-Kamboja itu berkaitan, dengan adanya penyerangan Dinasti Nguyen dan Annamese-Vietnam, sehingga mereka lari menggunakan sebuah kapal.
Deqy melanjutkan, orang-orang yang berasal dari Negri Champa itu, pada awalnya sudah berinteraksi dengan ajaran agama Islam.
Mereka mendapatkan ajaran itu, dari para pedagang sekaligus penyebar agama Islam yang berasal dari India ataupun juga Persia.
Sehingga, hal itu membuat adanya pengaruh dari agama Islam pada diri mereka.
“Dahulu negara Cina itu multi monarki, yang kebanyakan Hindu Mahayana, kemudian mereka berinteraksi dengan para pedagang dan belajar agama Islam. Pada proses itu, akhirnya mendapat serangan, sehingga memilih lari dan sampai ke tanah Bangka,” ungkap Deqi.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan jika asal meraka dari negara maritim yang besar, membuat kedatanganya juga menggunakan kapal.
| Ketua MUI Ajak Organisasi Islam Bersatu Sebarkan Islam Rahmatan Lil Alamin |
|
|---|
| Perkembangan Agama Islam Masa Kini, Organisasi Keagamaan Menjadi Ujung Tombak |
|
|---|
| Dinamika Perkembangan Penyebaran Islam di Bangka, dari Kacamata Ketua MUI Bangka Belitung |
|
|---|
| Tokoh Syeikh Muhammad Sulaiman dan Kisahnya Mencetuskan Nama Pangkalpinang |
|
|---|
| Wilayah Kemuja-Mendo Barat, Punya Pengaruh Besar Pada Sejarah Perkembangan Islam di Bangka |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.