Tribunners
Dukun Akar: Praktik Baik P5 Kearifan Lokal Masyarakat Belitung
proyek ini dapat menjadi pengalaman belajar yang bermanfaat dan menginspirasi mereka untuk menjaga dan menghormati kearifan lokal
Oleh: Syahrial, S.T. - Guru Ahli Madya di SMAN 1 Damar
"Pendidikan adalah kunci untuk menjaga dan menghormati kearifan lokal serta keanekaragaman hayati di sekitar kita."
IMPLEMENTASI Kurikulum Merdeka yang melibatkan pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dengan mengenalkan kearifan lokal berupa obat-obatan tradisional dari akar-akar pohon merupakan inisiatif yang menarik dan bermanfaat. Mengajarkan siswa tentang kearifan lokal dan pengobatan tradisional tidak hanya membantu memperluas pengetahuan mereka, tetapi juga memupuk rasa cinta dan kepedulian terhadap warisan budaya serta keanekaragaman hayati di sekitar mereka.
Sejalan dengan itu, SMAN 1 Damar mendatangkan narasumber dari praktisi pengobatan tradisional di Pulau Belitung untuk memberikan wawasan langsung kepada siswa. Dengan demikian, siswa dapat belajar secara langsung dari para ahli yang memiliki pengetahuan dan pengalaman praktis dalam pengobatan tradisional menggunakan tanaman obat lokal.
Selama pelaksanaan proyek, siswa dapat dikenalkan dengan berbagai macam akar, batang, dan daun tanaman obat yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Mereka dapat mempelajari karakteristik, manfaat, cara penggunaan, dan pengolahan tanaman obat tersebut. Selain itu, siswa juga dapat belajar tentang pentingnya menjaga keberlanjutan penggunaan tanaman obat tradisional, termasuk praktik budi daya yang berkelanjutan dan perlindungan terhadap spesies yang terancam punah.
Dalam proyek ini, penting untuk memastikan keberlanjutan pengetahuan siswa dan memanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang melibatkan pengalaman langsung, seperti kunjungan lapangan, percobaan praktis, serta proyek penelitian dan presentasi. Hal ini akan membantu siswa untuk lebih memahami serta mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan.
Selain itu, proyek ini juga dapat mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada siswa, seperti gotong royong dan saling menghormati keanekaragaman budaya. Melalui kerja sama dalam proyek ini, siswa dapat belajar bekerja secara tim, saling berbagi pengetahuan, dan menghormati pandangan dan keahlian orang lain.
Penting untuk mencatat bahwa dalam mengenalkan pengobatan tradisional kepada siswa, perlu ditekankan pula bahwa tanaman obat tradisional bukan pengganti medis dan tidak boleh menggantikan konsultasi dengan tenaga medis yang berkompeten. Siswa perlu menyadari bahwa pengobatan tradisional dapat menjadi pelengkap dalam perawatan kesehatan, tetapi tetap harus memperhatikan saran dan rekomendasi dari tenaga medis yang berwenang.
Secara keseluruhan, proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang mengenalkan kearifan lokal berupa obat-obatan tradisional dari akar-akar pohon adalah pendekatan yang kaya akan manfaat pendidikan. Melalui proyek ini, siswa dapat belajar tentang kearifan lokal, keanekaragaman hayati, nilai-nilai budaya, serta praktik kolaboratif. Mereka juga dapat mengembangkan keterampilan riset, komunikasi, dan kepemimpinan melalui proyek ini.
Selain itu, proyek ini juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Siswa dapat berbagi pengetahuan mereka dengan keluarga dan teman-teman mereka sehingga meningkatkan kesadaran akan pengobatan tradisional dan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati. Selain itu, dengan mempelajari tanaman obat lokal, siswa juga dapat menjadi duta lingkungan dan ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan.
Untuk menjalankan proyek ini, beberapa langkah praktis dapat dilakukan. Pertama, sebaiknya ada kerja sama yang baik antara sekolah, narasumber lokal, dan komunitas setempat. Hal ini akan memastikan keberlanjutan proyek dan memberikan manfaat nyata bagi siswa dan masyarakat.
Kedua, perlu memastikan keamanan dan etika dalam pengumpulan dan penggunaan tanaman obat. Siswa harus diberikan pemahaman yang baik tentang tanaman obat yang aman dan cara yang benar dalam mengumpulkannya. Selalu tekankan pentingnya menjaga keberlanjutan tanaman dan tidak merusak lingkungan.
Ketiga, libatkan siswa dalam kegiatan praktis seperti pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan tanaman obat. Dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, mereka akan lebih tertarik dan memahami materi dengan lebih baik.
Keempat, siswa dapat diarahkan untuk melakukan penelitian dan presentasi tentang tanaman obat tertentu. Mereka dapat belajar tentang sifat, manfaat, dan penggunaan tanaman tersebut, serta berbagi temuan mereka dengan teman-teman mereka.
Terakhir, jangan lupakan evaluasi dan refleksi terhadap proyek ini. Dengan melibatkan siswa dalam proses evaluasi, baik melalui diskusi, kuis, atau penilaian proyek, mereka dapat melihat perkembangan dan pencapaian mereka sendiri. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan proyek di masa depan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.