Berita Bangka Tengah

Harga Lada di Bangka Tengah Hanya Rp70 Ribuan Per Kg, Petani Merugi dan Pilih Beralih ke Sawit

Penyataan itu rasanya tidak berlebihan, lantaran semakin banyak petani lada yang memilih meninggalkan komoditi yang

Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: Iwan Satriawan
Dokumentasi Posbelitung.co
Ilustrasi tanaman lada 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Lada sebagai komoditi pertanian ciri khas di Negeri Serumpun Sebagai Bangka Belitung kini seakan terancam 'tersisihkan'.

Penyataan itu rasanya tidak berlebihan, lantaran semakin banyak petani lada yang memilih meninggalkan komoditi yang masyarakat lokal kenal dengan sebutan sahang itu.

Pasalnya, sudah cukup banyak petani lada yang harus terus menerus menelan kerugian lantaran harga lada yang kian turun.

Lada kering
Lada kering (dok Bangkapos.com)

Salah satunya yang dirasakan oleh Sainah (67), salah seorang petani lada asal Desa Sungaiselan Atas, Kecamatan Sungaiselan, Bangka Tengah.

Kepada Bangkapos.com, Jumat (2/6/2023) dia mengaku sudah menanam lada sejak sekitar 7 tahun lalu. 

"Saya itu awalnya punya kebun karet, dulu nanam sahang (lada) itu karena waktu itu kan harganya lagi tinggi, bahkan sempat Rp120 ribu per kilogram," ungkap Sainah.

Namun kini hal itu seolah hanya menjadi kisah indah di masa lalu. Pasalnya kata dia, sejak kebun lada miliknya mulai berbuah dan panen, harga jual biji lada yang sudah kering tak pernah lagi mencapai angka Rp100 ribu per kilogram.

Bahkan, terakhir kali dia menjual lada hasil panen miliknya, harga rempah-rempah itu hanya dihargai Rp78 ribu per kilogram.

"Makanya biasanya kami kumpulin dulu ladanya sambil nunggu siapa tau harga naik. Tapi setelah disimpan bertahun-tahun, harganya tetap segitu-gitu saja," terangnya.

Menurut Sainah, harga segitu sangat jauh dari kata untung. Apalagi biaya produksi yang dikeluarkan cukup besar, terutama untuk membeli pupuk yang harganya bisa mencapai Rp400 ribuan per 50 kilogramnya.

Hal itulah yang membuat dirinya semakin tidak bergairah untuk melanjutkan perkebunan ladanya tersebut.

"Dulu awalnya saya itu ada hampir 1000 batang (lada), tapi sekarang paling sisa 100 aja. Nanti kalau udah mati batang yang sisa ini, saya mau nanam sawit aja," terangnya.

Lebih lanjut, dari data Dinas Pertanian  Kabupaten Bangka Tengah, harga lada per Rabu, 31 Mei 2023 lalu hanya Rp74 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Tengah, Demsi Apriadi menyampaikan bahwa setidaknya ada 3 faktor yang menyebabkan harga lada menjadi kian turun.

"Jumlah produksi menurun, jumlah luas panen pun berkurang, standar kualitas panen belum terpenuhi," jelas Demsi, singkat.

(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved