Tribunners

Urgensi Sensus Pertanian 2023

Penyelenggaraan ST2023 menjadi momentum pembenahan carut-marut data di sektor pangan nasional, terutama terkait pupuk bersubsidi

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Rojani, S.S.T., M.M. - Statistisi di Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 

Oleh: Rojani, S.S.T., M.M. - Statistisi di Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

SEKTOR pertanian berperan dalam membangun perekonomian Indonesia. Saat pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 2,07 persen pada 2020, tetapi sektor pertanian tetap tumbuh positif sebesar 1,77 persen. Pada tahun 2021, sektor pertanian juga tumbuh 1,87 persen dan pada tahun 2022 sektor pertanian tumbuh 2,25 persen dan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional sebesar 12,40 persen pada tahun 2022. Sektor ini juga mampu menyerap 40,69 juta orang atau 29,36 persen tenaga kerja pada Februari 2023.

Sektor pertanian yang tumbuh 2,25 persen pada tahun 2022 belum mampu mengurangi kemiskinan di pedesaan. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah penduduk miskin di perdesaan dari 12,29 persen pada Maret 2022 menjadi 12,36 persen pada September 2022. Meskipun sektor pertanian cukup banyak menyerap tenaga kerja, namun hal ini belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Permasalahan petani

Jika dilihat penguasaan lahan pertanian oleh petani, masih terdapat 14,25 juta rumah tangga petani gurem, yaitu petani yang menguasai lahan pertanian kurang dari 0,5 hektare. Bagaimana petani bisa sejahtera, jika hasil produksi pertaniannya harus dibagi lagi dengan pemilik lahan.

Harga jual beberapa komoditas cenderung rendah, sementara itu biaya produksi tinggi, menyebabkan petani merugi jika terus berproduksi. Belum lagi masalah cuaca dan gangguan hama dan penyakit yang mengakibatkan panen berkurang, bahkan gagal panen.

Presiden Jokowi pada panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, 9 Maret 2023, mengatakan, kelangkaan pupuk menjadi salah satu permasalahan petani saat ini. Rasanya semua petani di negeri ini mengeluh terhadap harga pupuk nonsubsidi yang mahal, di satu sisi pupuk subsidi sedikit didapat para petani. Pertanyaan sederhana yang timbul dari harga pupuk nonsubsidi yang mahal adalah bagaimana petani melanjutkan usaha taninya, di satu sisi kebutuhan terhadap pupuk sangat penting. Dari usaha on farm (proses bertanam atau budi daya) membutuhkan pupuk yang merupakan sarana produksi yang sangat penting. Cost terhadap penggunaan pupuk besar sebagai cost variable setelah penggunaan benih/bibit, obat-obatan, sewa lahan, dan tenaga kerja.

Manfaat sensus pertanian bagi petani

Pertanyaan oleh kalangan pertanian, khususnya petani bertanya apa manfaat bisa diperoleh dari sensus pertanian, tampaknya wajar. Apalagi, bagi pertanian yang bersifat usaha, tentu orientasinya adalah keuntungan. Wajar jika petani atau kalangan terkait usaha pertanian bertanya manfaat apa.

Kebutuhan data pertanian yang akurat menjadi salah satu upaya menjawab permasalahan di bidang pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan sensus pertanian ketujuh pada 1 Juni hingga 31 Juli 2023 (ST2023) di seluruh Indonesia. Sensus pertanian yang dilaksanakan 10 tahun sekali ini merupakan amanat UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan merupakan rekomendasi FAO kepada negara-negara anggota PBB.

Sejumlah petugas sensus pertanian dengan tanda pengenal resmi, mendatangi berbagai pelaku usaha pertanian di Indonesia, baik petani individu, perusahaan, maupun lainnya. Data ST2023 ini sangat diperlukan untuk menjawab isu strategis terkini di sektor pertanian. Misalnya, terkait potensi petani milenial dan modernisasi adopsi teknologi pertanian.

Yang didata adalah usaha pertanian perseorangan, usaha pertanian berbadan hukum, serta usaha pertanian lainnya, misalnya pesantren, sekolah, atau yayasan yang melakukan usaha pertanian. Ada 7 cakupan ST2023, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa pertanian. Hasilnya dijadikan data pokok pertanian nasional, data petani gurem, SDGS pertanian, petani skala kecil, dan data geospasial statistik pertanian.

Penyelenggaraan ST2023 menjadi momentum pembenahan carut-marut data di sektor pangan nasional, terutama terkait pupuk bersubsidi dan komoditas strategis. Melalui ST2023 diharapkan diperoleh data yang akurat sehingga para pengambil keputusan memiliki pijakan yang kuat dalam membuat kebijakan pangan yang tepat dan tidak menimbulkan keluhan di kemudian hari dari petani.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu diperlukan langkah strategis dari pemerintah untuk menarik petani kembali bersemangat menggarap lahannya. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga tani sebanyak 26,14 juta rumah tangga. Terjadi perubahan mata pencarian dari sektor pertanian ke sektor yang lain. Hal ini dikarenakan sektor pertanian dianggap kurang menguntungkan, tidak cepat memberikan hasil, dan penguasaan lahan pertanian yang makin berkurang di tingkat petani.

Petani di Indonesia didominasi petani berusia tua. Sementara itu, petani milenial/generasi muda kurang tertarik bekerja di sektor pertanian. Untuk kembali menarik petani/generasi muda kembali ke kebun perlu dibuat payung yang melindungi petani dari kegagalan panen seperti asuransi petani. Hal ini untuk mengantisipasi kegagalan panen yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan dampak bencana lainnya.

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved