Berita Pangkalpinang

Harga Sawi Terjun Bebas Rp 1.500/Kg, Petani Bangka Kesal Tebas Sayuran, Dinas Pangan Turun Tangan

Sejumlah sayuran segar di Pasar Pagi Pangkalpinang terpantau stoknya berlimpah, dengan harga cenderung lebih murah dari biasanya.

Penulis: Khamelia CC | Editor: khamelia
youtube
Budidaya Sayur Sawi 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sejumlah sayuran segar di Pasar Pagi Pangkalpinang terpantau stoknya berlimpah, dengan harga cenderung lebih murah dari biasanya.

Terutama sayur sawi yang dijual perdua ikat cuma Rp 5.000, atau jika ditimbang kurang lebih satu kilogram. 

"Stok lagi banyak, yang beli gak banyak, dari pada layu dan busuk mending kasih murah aja," ujar Ferdy di Pasar Pagi Pangkalpinang, Kamis (06/07/2023).

Berdasarkan informasi, di tingkat petani harga sawi anjlok atau terjun bebas.

Bahkan, beredarnya video seorang petani sawi yang menebas tanamannya karena kesal harganya jatuh mendapatkan perhatian Dinas Pangan dan Pertanian (Panpertan) Kabupaten Bangka.

Kejadian tesebut menurut Kadis Pangpertan Bangka, Syarli Nopriansyah terjadi di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.

"Tim kita langsung turun dan melakukan pengecekan terkait hal tersebut karena viral di medsos dikhawatirkan menimbulkan berbagai persepsi negatif," kata Syarli Nopriansyah, Kamis (6/7/2023) 

Dalam berbagai permasalahan yang dihadapi petani, pihak Dinas Pangpertan Bangka selalu berupaya melakukan bimbingan agar ada solusi membantu petani.

Diharapkan juga petani melaporkan dan berkoordinasi dengan jajaran Dinas Pangpertan Bangka.

"Kalau dilaporkan atau diinformasikan, kita cari solusinya atau bantuan yang akan disalurkan pihak kita. Tapi kalo posting ke medsos malah kemana-mana ceritanya," kata Syarli Nopriansyah.

Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka melalui Koordinator BPP Merawang langsung mendatangi petani tersebut guna mengonfirmasi video yang beredar tersebut.

Peristiwa itu terjadi di kebun warga Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.

Diketahui alasan petani tersebut melakukan pemotongan sayur, sebagai berikut:

1. Harga sayur sawi ditingkat petani rendah yaitu Rp 1.500/ kg. Sedangkan biaya panen sampai ke pengepul Rp700/kg jadi petani hanya mendapatkan Rp800/kg. 

2. Kalau dibiarkan tidak dipanen makan dikhawatirkan akan menjadi inang hama penyakit sayuran makanya dibasmi dengan cara ditebas. 

3. Harga pupuk dan pestisida mahal sehingga tidak balik modal dengan harga Rp1.500,-/ kg. 

4. Pengepul tidak membeli sayuran petani karena sudah berapa hari ini sayuran yang dibawa ke pasar dibawa pulang kembali. 

Syarli Nkvriansyah mengharapkan agar masyarakat lebih bijak memposting sesuatu ke media sosial karena bisa menimbulkan persepsi yang jauh dari permasalahan.

Kemudian terkait mahalnya pupuk yang dikeluhkan bahwa berdasarkan Permentan No 10 tahun 2022 tentang 9 komoditas yang ditanggung pupuk subsidi.

Selanjutnya terkait pestisida disarankan agar berkoordinasi dengan penyuluh pertanian untuk melapor setiap serangan hama penyakit ke Dinparpertan Kabupaten Bangka sehingga bisa mendapatkan rekomendasi untuk mendapatkan bantuan pestisida.

"Perlu diketahui juga petani yang dikonfrontir ternyata termasuk petani calon penerima bantuan pompa air konversi BBM ke BBG tahun 2023 dan setelah tahu mereka mengucapkan terima kasih kepada Dinas Dinpanpertan," kata Syarli Nopriansyah. (Deddy Marjaya)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved