Kapal Tenggelam di Bangka Selatan
KLM Berkah Pandawa Setia Karam di Perairan Selat Bangka, Nakhoda Klaim Tak Overload
Kapal Layar Motor (KLM) Berkah Pandawa Setia muatan sagu diketahui tenggelam pada Senin (17/7/2023) kemarin.
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kapal Layar Motor (KLM) Berkah Pandawa Setia muatan sagu diketahui tenggelam pada Senin (17/7/2023) kemarin.
Kapal konstruksi kayu itu karam usai berlayar selama tiga hari di Perairan Selat Bangka.
Dengan rute Pelabuhan Selatpanjang, Provinsi Riau - Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.
Baca juga: BREAKING NEWS: Terombang-ambing di Laut 12 Jam, 8 ABK KLM Berkah Pandawa Setia Diselamatkan Nelayan
Baca juga: Begini Kronologi Karamnya KLM Berkah Pandawa Setia di Perairan Selat Bangka
Kapten KLM Berkah Pandawa Setia, Arianton memastikan kapal tersebut tidak dalam kondisi overload atau kelebihan kapasitas.
Di mana kapal itu memiliki kapasitas muatan sebanyak 500 ton. Namun saat tenggelam kapal bermuatan sagu seberat 450 ton.
“Tidak ada indikasi kelebihan muatan, karena muatan kita rutin sebanyak itu,” kata Arianton kepada Bangkapos.com di Toboali, Rabu (19/7/2023).
Menurutnya ukuran kapal cukup besar yakni memiliki Gross Tonnage (GT) mencapai 235 GT.
Di mana GT merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besarnya volume kapal untuk menampung muatan.
Tidak hanya itu, ia mengklaim KLM Berkah Pandawa Setia masih tergolong baru.
Kapal itu baru keluar dari Dok sekitar tahu 2020 silam dari pertama kali dibuat.
Artinya kapal itu baru tiga tahun pemakaian.
Selama satu tahun kapal itu dinakhodai oleh
Arianton, dengan lima kali trip Pelabuhan Selat Panjang - Pelabuhan Sunda Kelapa.
“Saya melaut sudah dari umur 14 tahun sampai sekarang. Nakhoda KLM sudah satu tahun. Sudah jalan lima trip, dari Selatpanjang – Sunda Kelapa sudah 10 kali putaran. Sebelumnya tidak pernah kejadian aman-aman saja,” papar Arianton.
Jauh sebelum berlayar pihaknya telah menerima prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat.
Prakiraan itu sebagai acuan tujuh hari ke depan, dari tanggal 14 Juli sampai 20 Juli 2023. Saat itu cuaca diprediksi masih aman jika digunakan untuk berlayar.
Ketinggian ombak diperkirakan mulai dari 50 sentimeter sampai 1,5 meter.
Namun saat berada di Perairan Selat Bangka ketinggian ombak di luar prediksi semula.
Bahkan mencapai dua kali perkiraan sebelumnya, yakni satu meter sampai tiga meter.
“Sebenarnya kita masih mampu. Tetapi meleset di luar perkiraan kita, ketinggian ombak dua kali lebih tinggi. Kita sudah berada di tengah-tengah sudah jauh dari daratan, dan kapal bocor,” ucapnya.
Walaupun begitu Arianton merasa sangat bersyukur dapat kembali ke daratan dengan selamat berkat bantuan nelayan Toboali.
Setelah sebelumnya sempat pasrah akan keadaan tersebut.
“Kami bersyukur bisa diselamatkan oleh nelayan,” kata Arianton.
Ditemukan Nelayan Toboali
Kapal Layar Motor (KLM) Berkah Pandawa Setia yang berkonstruksi kayu tenggelam di perairan Selat Bangka, Senin (17/7/2023) kemarin. Diketahui KLM Berkah Pandawa Setia bermuatan sagu seberat 450 ton karam usai mengalami kebocoran.
Satu kapten kapal dan tujuh anak buah kapal (ABK) berhasil diselamatkan oleh nelayan, setelah 12 jam terombang-ambing dihantam ombak di laut lepas.
Aksi penyelamatan delapan ABK termasuk kapten asal Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau berhasil dievakuasi oleh nelayan yang mencari ikan di sekitar kawasan tersebut.
Di mana peristiwa itu pertama kali diketahui oleh dua orang nelayan asal Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung.
Mereka yakni Jeli (20) dan Bondan (33). Di mana keduanya masing-masing tengah menakhodai kapal saat tengah mencari ikan.
Bondan mengatakan, peristiwa penemuan delapan orang terombang-ambing di lautan pada hari Selasa (18/7/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.
Saat itu kapal yang dinakhodai oleh Jeli melihat beberapa orang berada di tengah laut yang berpegangan sebuah rakit.
Ketika itu Jeli langsung menghampiri mereka untuk memberikan pertolongan.
“Yang menemukan itu bukan saya, tapi kawan saya (Jeli),” kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (19/7/2023).
Usai menyelamatkan kedelapan orang itu kata Bondan, Jeli langsung membagi penumpang dengan kapal miliknya.
Hal ini karena kapasitas kapal tidak mencukupi.
Hingga akhirnya empat orang dibawa kapal milik Jeli dan empat orang lainnya dibawa menggunakan kapal miliknya.
Saat itu kapal yang dinakhodai Bondan tengah berlayar untuk kembali ke daratan setelah lima hari melaut.
Sedangkan kapal milik Jeli masih dalam keadaan mencari ikan, setelah dua hari berlayar.
“Saat itu kami mau pulang. Dan kami yang mengantar pulang ke sini. Posisi pulang melaut, memang sudah target kami setelah lima malam. Yang menemu itu baru dua malam,” jelas Bondan.
Sementara itu pantauan awak media di lapangan, kapten bersama tiga orang ABK berhasil dievakuasi ke daratan sekitar pukul 22.12 WIB.
Sedangkan empat orang ABK lainnya tiba satu jam setelahnya, sekitar pukul 23.18 WIB.
Beruntungnya semua dalam kondisi selamat.
Saat ini kapten kapal telah dimintai keterangan oleh aparat kepolisian dari Satpolair Polres Bangka Selatan.
Ketika proses evakuasi sendiri turut mengundang perhatian warga setempat.
Alami Kebocoran
Kapal Layar Motor (KLM) Berkah Pandawa Setia yang berkonstruksi kayu pelayaran Pelabuhan Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau - Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara karam di perairan Selat Bangka pada Senin (17/7/2023) malam kemarin.
Kapal tersebut tenggelam usai mengalami kebocoran setelah dihantam ombak tinggi di perairan tersebut.
Satu kapten dan tujuh anak buah kapal (ABK) KLM Berkah Pandawa Setia dipastikan selamat dalam peristiwa tersebut.
Setelah sempat terombang-ambing di tengah laut lepas selama 12 jam.
Kapten KLM Berkah Pandawa Setia, Arianton (43) mengatakan, peristiwa tenggelamnya kapal yang terjadi pada hari Senin (17/7) kemarin sekitar pukul 22.00 WIB.
Saat itu kapal yang dirinya bawa mengalami kebocoran usai diterjang ombak tinggi.
Empat unit mesin pompa yang diaktifkan tak lagi mampu memompa air untuk keluar dari lambung kapal.
“Kita tidak tahu bocornya di mana. Mungkin di bagian depan, kalau kita cek bagian belakang kapal itu tidak ada,” kata dia kepada Bangkapos.com di Toboali, Rabu (19/7/2023).
Arianton memaparkan, di dalam kapal tersebut terdapat tujuh ABK. Mereka masing-masing yakni Endri, Hendri, Endri, Endra, Aprizal, Topik, dan Edison.
Rencananya KLM Berkah Pandawa Setia yang membawa 450 ton sagu dan 50 bal baju hendak berlayar menuju Pelabuhan Sunda Kelapa.
Di mana kapal itu berangkat dari Pelabuhan Selatpanjang pada hari Jumat (14/7/2023) sekitar pukul 01.00 WIB, dengan rute sepanjang 146 mil dari Pelabuhan Selatpanjang.
Namun setelah tiga hari berlayar, serta jarak yang telah ditempuh sepanjang 51 mil kapal mengalami karam.
Sebelum karam, Arianton sempat memutarkan haluan kapal menuju Pulau Maspari, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan untuk memasang jangkar.
Hal itu dirinya lakukan supaya kapal tak tenggelam di tengah laut.
Akan tetapi perkiraan itu ternyata meleset, bukannya sampai ke Pulau Maspari justru KLM Berkah Pandawa Setia lebih dahulu tenggelam. Usai beberapa mesin pompa tak mampu lagi bekerja secara maksimal.
Hingga akhirnya kapal tenggelam.
“Kita ini putar balik, jarak yang kita tempuh itu 146 mil. Posisi kita berlayar sudah tinggal 95 mil ke lokasi tujuan. Namun saat itu air terus naik, akhirnya kita putar balik. Rencana awal kami ingin putar balik ke Pulau Maspari untuk menjatuhkan jangkar,” beber Arianton.
Sebelum kapal benar-benar tenggelam, Arianton bersama tujuh ABK masih sempat bertahan di atas dek kapal.
Sembari menggunakan life jaket serta menjatuhkan rakit seadanya. Namun karena ombak kian tinggi akhirnya kapal tersebut benar-benar tenggelam.
Rakit tersebut juga tidak bertahan lama, karena gulungan ombak rakit sering terbalik. Sampai kedelapan orang itu bertahan dengan cara berpegangan ke rakit.
Baca juga: Mantan Honorer BPN Bangka Barat jadi DPO Korupsi Sertifikat Tanah Rp5,6 M, Lima Tersangka Ditahan
Baca juga: Detik-detik Pelaku Mutilasi di Sleman Jogja Panik saat Mahasiswa UMY Redho Korbannya Tewas
Setelah selama 12 jam di lautan mereka ditemukan oleh nelayan yang sedang melaut.
“Kondisi kita dari hari Senin (17/7) 22.00 WIB ditemukan nelayan Selasa (18/7) jam 10.00 pagi. 12 jam kita di laut, kita bertahan menggunakan rakit dengan menggunakan jaket pelampung,” urainya.
Hingga berita ini diturunkan, para ABK KLM Berkah Pandawa Setia telah dievakuasi di rumah warga di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. Saat ini aparat kepolisian tengah menggali keterangan dari para ABK kapal. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.