Terbaru Kasus Guru Dianiaya hingga Buta, Zaharman Trauma Minta Pindah Sekolah, PDM Masih Jadi Siswa

Kasus Terbaru guru dianiaya hingga buta, Zaharman Traum Minta Pinda Sekolh, Status siswa PDM dipertanyakan

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Teddy Malaka
(TribunBengkulu.com)
Terbaru Kasus Guru Dianiaya hingga Buta, Zaharman Trauma Minta Pindah Sekolah, PDM Masih Jadi Siswa 

BANGKAPOS.COM--Kasus kekerasan terhadap seorang guru Pendidikan Jasmani di SMA di Kabupaten Rejang Lebong, yang menyebabkan matanya buta, masih menyisakan trauma yang mendalam.

Sudah lebih dari satu minggu sejak peristiwa tragis tersebut terjadi, namun Zaharman (58), sang guru, masih terpengaruh oleh kejadian tersebut.

Zaharman, warga Simpang Beliti Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong, telah mengajukan permohonan untuk dipindahkan dari lokasi mengajar lama.

Peristiwa kekerasan ini membuatnya takut untuk kembali mengajar di sekolah tempat kejadian itu terjadi.

Keinginan Zaharman untuk pindah lokasi mendapatkan dukungan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu serta kepala sekolah.

Namun, trauma akibat kejadian tersebut masih membayangi dirinya hingga sekarang.

Bahkan setelah satu pekan berlalu, ia masih terhantui oleh peristiwa tersebut.

Dengan harapan mendapatkan lingkungan baru yang bebas dari ingatan tragis, ia mengungkapkan keinginannya untuk pindah lokasi mengajar dan menjauh dari Kecamatan Binduriang.

Erma Tati, istri Zaharman, menjelaskan bahwa kondisi suaminya belum sepenuhnya pulih.

Terutama pada bagian saraf, ia sering mengalami sakit kepala yang tak kunjung mereda.

Foto kondisi Zaharman, guru SMA 7 Rejang Lebong, Bengkulu yang diketapel orang tua siswa. Ia kini dirawat di Rumah Sakir Ar Bunda, Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Foto kondisi Zaharman, guru SMA 7 Rejang Lebong, Bengkulu yang diketapel orang tua siswa. Ia kini dirawat di Rumah Sakir Ar Bunda, Lubuklinggau, Sumatera Selatan. (dok.pribadi)

Keluarga Zaharman sangat mengharapkan perpindahan lokasi mengajar untuk suaminya agar bisa membantu mengatasi trauma berat yang dialaminya setelah peristiwa itu.

"Kita masih berharap bisa disetujui, untuk lokasi pindahnya bisa di mana saja," ungkap Erma.

Kepala Sekolah, Tuharlan Effendi, mendukung keputusan Zaharman untuk mencari lingkungan mengajar yang baru.

Tuharlan menyatakan bahwa pihak sekolah tidak bisa memaksa guru untuk tetap mengajar di tempat yang trauma baginya.

Ia berharap agar Zaharman mendapatkan tempat mengajar yang nyaman dan aman.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved