Pencalonan Gibran Sebagai Cawapres, Ikrar Nusa Bakti Umpamakan Pribahasa Mulutmu Harimaumu

Partai Golkar resmi mendukung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Penulis: Nurhayati CC | Editor: Iwan Satriawan
Dok Gerindra
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berkuda di arena kuda Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Jawa Barat, Sabtu (18/6/2022). Gibran digadang-gadang menjadi cawapres pendamping Prabowo di Pilpres 2024. 

BANGKAPOS.COM -- Partai Golkar resmi mendukung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hal itu merupakan hasil Rapimnas Golkar yang digelar di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat pada Sabtu (21/10/2023).

Putusan itu dibacakan langsung oleh Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadizly.

Terkait pencalonan Gibran sebagai cawapres ini,  pengamat politik Prof Ikrar Nusa Bhakti yang juga Guru Besar Riset di Pusat Penelitian Politik LIPI angkat suara.

Dia mengungkapkan, dari informasi yang didapatnya Gibran akan diajukan oleh Partai Golkar di Koalisi Indonesia Maju (KIM), melalui underbouw Partai Golkar yakni Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI).

"Nah ini yang kemudian saya juga kaget. Loh kok lewat AMPI bukan langsung ke Partai Golkar saja. Saya menduga kenapa melalui AMPI, supaya Gibran itu dipersonifikasikan sebagai anak muda," kata Ikrar Nusa Bhakti di tayangan Metro TV, Minggu (22/10/2023).

Menurut Ikrar Nusa Bhakti, meski begitu tidak serta merta Gibran akan dianggap sebagai representasi anak muda di mata pemilih.

"Saya tidak melihat ya bahwa generasi milenial dan generasi Z itu, kemudian juga akan melihat bahwa Gibran dari generasi mereka dan mereka akan mendukung penuh Gibran," kata Ikrar Nusa Bhakti.

Apalagi  Ikrar menilai begitu gencarnya berbagai pandangan negatif dari para Ahli Tata Negara dan pengamat politik dengan majunya Gibran, anak Presiden Jokowi sebagai bacapres Prabowo Subianto.

"Yang ingin saya katakan di sini, buat Prabowo, Gibran itu bisa saja bukan aset politik yang besar, tapi bisa menjadi faktor liabilitas ya. Faktor kelemahan pasangaan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024," kata Ikrar.

Ia juga menilai sikap Jokowi yang membiarkan anaknya menjadi cawapres dari partai lain, karena Gibran merupakan kader PDIP, akan dinilai negatif oleh masyarakat kebanyakan.

"Megawati ya jadi lebih lepas, dengan dengan sikap presiden seperti ini. Orang bisa menilai sendirilah Apakah dia itu tidak loyal kepada partai, tidak loyal kepada pimpinan partai," ungkapnya.

Ikrar juga menilai pernyataan-pernyataan Gibran sebelumnya yang mengatakan akan tegak lurus pada PDIP dan Megawati ternyata bohong belaka, akan menjadi penilaian negatif bagi masyarakat pemilih.

"Terakhir juga bilang, enggak bikin SKCK, kok ternyata ada. Dan anda tahu yang namanya pernyataan Gibran itu adalah janji politik atau utang politik dan di dalam peribahasa Indonesia, mulutmu adalah harimamu ya," bebernya.

Sikap ini dikatakan Ikrar menunjukkan ketidak konsistenan Jokowi dan Gibran.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved