Berita Bangka Barat

Musim Pancaroba Rentan Flu hingga DBD, Di RSUD Sejiran Setason Tak Ada Peningkatan Pasien Berobat

Kalau diperubahan cuaca seperti ini, yang dapat, menggangu kesehatan seseorang, rentan terhadap perubahan tersebut. Namun istilah

Penulis: Riki Pratama | Editor: Iwan Satriawan
bangkapos.com/Riki Pratama
Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan, RSUD Sejiran Setason, Arsul Sani. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA--Pancaroba atau peralihan musim, dari kemarau ke hujan telah terjadi di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.

Dampaknya, pada kesehatan tubuh, yang perlu beradaptasi dengan berbagai hal, termasuk kondisi udara, tidak menentu dapat memicu penyebaran penyakit.

Seperti, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) flu/batuk dan Demam Berdarah Dengue (DBD) penyakit yang perlu diwaspadai pada musim pancaroba.

Namun, Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan, RSUD Sejiran Setason, Arsul Sani, mengatakan, tidak ada peningkatkan jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit karena faktor perubahan cuaca atau pancaroba.

"Kalau diperubahan cuaca seperti ini, yang dapat, menggangu kesehatan seseorang, rentan terhadap perubahan tersebut. Namun istilah pancaroba harus spesifik lagi. Bisa saja akibat perubahan cuaca ada flu, batuk, alergi, asma, prinsipnya di rumah sakit tidak ada penyakit yang khusus," kata Arsul Sani kepada Bangkapos.com, Rabu (22/11/2023).

Arsul, menambahkan, di RSUD Sejiran Setason saat ini, banyak dokter spesialis dan RSUD telah berbentuk BLUD, sehingga rumah sakit akan memaksimalkan peningkatan pelayanan kesehatan terkait warga yang ingin berobat.

"Kalau untuk pancaroba, ini kan baru beberapa hari, belum ada peningkatakan, tidak ada tiba-tiba banyak berobat," katanya.

Lebih jauh, ia menambahkan, saat perubahan cuaca seperti saat ini, dianjurkan masyarakat untuk terus menjaga kebugaran tubuh.

"Mungkin yang sakit flu batuk itu, banyak ke Pusksesmas, karena gejala flu awal bisa diobati disana. Kalau di rumah sakit seperti Asma gradenya sudah di atas, atau Pneumonia yang ada hubungan dengan pernapasan dan sudah mendapat rujukan," katanya.

Arsul juga menyampaikan di tengah perubahan cuaca atau pancaroba, seperti saat ini diharapkan masyarakat dapat menjaga kesehatan.

Kemudian, apabila tubuh terasa kurang fit dan mulai merasakan gejala penyakit, seperti batuk dan panas dalam, segera istirahat dan lakukan upaya pengobatan.

Sementara Kasi Pelayanan dan Penunjang Medis dr Maria Ulfah, mengatakan, masyarakat yang berobat ke rumah sakit lebih banyak kasus yang berat, bukan hanya flu dan batuk biasa.

"Kasus di rumah sakit ini lebih berat, bukan karena pancaroba, biasanya kasus Asma, Pneumonia biasa sudah rujukan dari Puskesmas. Kalau hanya flu, batuk karena Pancaroba di Puskesmas atau dokter praktik," ujarnya.

Ia menjelaskan, saat ini untuk pasien yang banyak berobat ke rumah sakit, lebih banyak menderita sakit kronis dan sudah sering berobat ke rumah sakit.

"Yang datang ke rumah sakit ini, kasus lebih berat tidak hanya Asama ada kasus lebih berat lagi dan ditangani spesialis. Kalau sakit Asama karena cuaca kemudian kumat, itu bisa ke Puskesmas," terangnya.

Waspada DBD

Waspada bahaya DBD di musim Pancaroba atau penghujan. Musim hujan, saat ini sedang mengguyur Kabupaten Bangka Barat dan wilayah lainnya di Provinsi Bangka Belitung.

Tentunya, kondisi ini telah mengganggu masyarakat dengan hadirnya banjir dan juga memunculkan risiko penyebaran penyakit penyerta musim hujan seperti demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Muhammad Safi'i Rangkuti, mengatakan untuk penyakit yang banyak dikhawatirkan tertular ke warga, bukan batuk/flu, tetapi demam berdarah dengue (DBD).

"Sebetulnya untuk batuk/flu aman, itu relatif tidak perlu penanganan khusus. Yang kita takuti itu DBD penularan super cepat dan mematikan," kata Muhammad Safi'i Rangkuti.

Dia menegaskan, sampai hari ini sebanyak empat kasus kematian akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bangka Barat, sehingga harus diwaspadai oleh warga lainnya.

"Kita lebih fokus ke DBD, karena saat ini musim hujan banyaj genangan air di kiri dan kanan, jadi kami mengingatkan masyarakat. Membuat semua wadah yang dapat menampung air," ujarnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat, mencatat angka kematian akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai empat orang. Angka tersebut tercatat sejak Januari hingga November 2023. 

Jumlah kasus kematian akibat DBD ini menurun dari 2022 sebanyak 10 orang.

"Untuk DBD sampai dengan bulan ini ada empat kematian tersebar dibeberapa kecamatan dua anak-anak dan dua dewasa. 

Tentu kita berharap sampai akhir tahun ini, jangan ada lagi penambahan kasus kematian," katanya.

Untuk menekan angka kematian akibat DBD, Rangkuti mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya penyuluhan, peninjauan ke sekolah, dan mengintruksikan kepada ASN, agar promosikan terkait pencegahan disetia media sosialnya. (Bangkapos.com/Riki Pratama)

 

 


Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved