Pilpres 2024

Emak-Emak Ngadu Harga Pangan Naik, Indonesia Doyan Impor Kedelai, Ganjar: Bulog Harus Mengambil Alih

Ganjar melakukan kampanye bertemu pedagang di Pasar Baru, Balikpapan, dengarkan keluhan pedagang harga sayuran naik omset menurun

Penulis: Hendra CC | Editor: Dedy Qurniawan
istimewa
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo saat melakukan kampanye mengunjungi pedagang di Pasar Baru Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa (5/12/2023). 

Ganjar mengakui pemerintah seharusnya melakukan intervensi.

"Agar mereka yang membuat tahu tempe bisa mendapatkan perhatian khusus," kata dia.

Doyan Impor Kedelai

Indonesia tercatat menjadi salah satu negara yang doyan impor komoditas kedelai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau senilai 1,63 miliar dollar AS.

Rata-rata impor kedelai Indonesia per tahunya mencapai 2 juta-2,5 juta ton.

Dari total volume impor itu, sekitar 70 persen di antaranya dialokasikan untuk produksi tempe, 25 persen untuk produksi tahu, dan sisanya untuk produk lain.

Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto mengakui petani enggan menanam bahan baku tempe ini karena beberapa faktor.

Salah satu penyebabnya adalah karena harganya tidak sekompetitif dengan komoditas pangan lainnya seperti padi, cabai, bawang merah hingga jagung.

“Yang jadi penyebab kedelai tidak berkembang di Indonesia adalah harganya yang tidak kompetitif dibandingkan kalau dia nanam jagung atau padi. Misalnya semua ditanam satu hektaran, itu harganya kalah jadi makanya petani sangat rasional dan lebih memilih menanam padi dan jagung,” ujarnya kepada media di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Artikel ini telah ditayangkan di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved