Pilpres 2024

Dua Pengamat Beberkan Perbedaan Gaya Komunikasi dan Fokus Isu Ketiga Calon dalam Debat Capres Ketiga

Dua Pengamat Beberkan Perbedaan Gaya Komunikasi dan Fokus Isu Ketiga Calon dalam Debat Capres Ketiga.

|
Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kolase Tribunnews
Calon Presiden dan Wakil Presiden 

Menurut Erik Prabowo Subianto tampil dengan gaya komunikasi normatif dan agresif, Ini terlihat ketika dia berbicara terkait sektor pertahanan yang menginginkan Indonesia kembali kepada tujuan dasar negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia termasuk dalam mencegah terorisme.

Erik mengatakan Prabowo mengungkapkan ingin mengembangkan sistem persenjataan (alusista). Dengan mempertahankan politik luar negri yang bebas aktif dengan melibatkan diaspora Indonesia luar negeri.

"Kemudian, dalam sesi tanya jawab dengan calon lain berlangsung. Dalam beberapa kesempatan Prabowo tidak menjawab pertanyaan, tetapi malah menawarkan diskusi di luar forum debat dengan beralasan waktu terlalu singkat. Mestinya jawaban seperti ini tidak muncul, karena menimbulkan kesan ke publik dia tidak mampu menjawab persolaan yang ada, kenapa demikian? Karena posisinya hari ini dia sebagai petahana harusnya bisa menjawab dan menunjukan data terkait apa yang sudah dilakukan selama mejabat sebagai menteri pertahanan", kata Erik.

"Sedangkan Ganjar Pranowo ini tampil dengan gaya komunikasi asertif, dengan menitik beratkan pada kebutuhan, keinginan, dan harapan. Hal ini terlihat, ketika Ganjar mengatakan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif juga perlu diredefinisikan ulang dengan semangat zaman dengan memfokuskan keinginan dan memperkuat bangsa. Menurutnya kepentingan nasional hari ini adalah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia dan investasi harus banyak. Dengan cara memperkuat sistem infrastuktur diplomasi peran diplomat dan duta besar" lanjut Erik.

Di akhir closing statmen, Erik mengatakan Ganjar mengungkapkan harapanya untuk membentuk duta besar cyber dan duta besar krisis iklim.

"Ini penting karena dunia cyber hari adalah satu bentuk entitas kedaulatan digital sedangkan krisis iklim merupakan isu krusial yang harus segera ditanggulangi negara" Pungkas Erik. (*)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved