Awas DBD di Bangka Selatan Meningkat, Januari hingga Awal Februari 2024 Sudah 47 Kasus, 1 Meninggal

Pada musim pancaroba dari kemarau ke musim hujan ini masyarakat harus waspada menjaga kesehatan karena saat ini kasus Demam Berdarah Dengue.

Penulis: Nurhayati CC | Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid saat menaburkan bubuk abate di bak penampungan air di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Senin (5/2/2024). Fogging dan penyebaran bubuk abate dilakukan mengingat tingginya kasus DBD di Kecamatan Toboali. 

Sedangkan untuk tiga kasus lainnya tersebar di Kecamatan Airgegas sebanyak satu kasus dan tiga kasus di Kecamatan Tukak Sadai. 

Mirisnya dari kasus tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia dari Kecamatan Toboali.

Lakukan Fogging

Sejumlah petugas dari Puskesmas Toboali dan Dinas Kesehatan saat melakukan fogging di Kelurahan Toboali, Kamis (25/1/2024). Fogging dilakukan setelah kasus DBD di Kecamatan Toboali meningkat tajam. Peningkatan mencapai 26 kasus dan satu orang meninggal dunia.
Sejumlah petugas dari Puskesmas Toboali dan Dinas Kesehatan saat melakukan fogging di Kelurahan Toboali, Kamis (25/1/2024). Fogging dilakukan setelah kasus DBD di Kecamatan Toboali meningkat tajam. Peningkatan mencapai 26 kasus dan satu orang meninggal dunia. ((Bangkapos.com/Cepi Marlianto))

Pengasapan atau Fogging kembali dilakukan di sejumlah wilayah dengan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (25/1/2024). 

Pengasapan dilakukan setelah muncul laporan atau permintaan dari Puskesmas setempat setelah ada warga yang positif menderita DBD. 

Pengasapan bertujuan untuk untuk membunuh nyamuk dewasa, sehingga dapat memotong siklus penyebaran DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan, pihaknya kembali melakukan pengasapan di Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali. 

Langkah itu diambil setelah peningkatan kasus DBD di Kecamatan Toboali melonjak tajam. 

Menurut Slamet tak hanya pengasapan di dalam rumah warga, fogging juga dilakukan di pekarangan dan kebun warga. 

Sejumlah saluran air yang diduga menjadi sarang nyamuk juga tak luput dari pengasapan. 

Meski penderita DBD hanya terkonsentrasi di wilayah petugas tidak hanya melakukan fogging di tempat tersebut. 

Pengasapan dilakukan hampir di semua wilayah Kelurahan Toboali.

Pasalnya, penyebaran DBD diyakini berkaitan erat dengan faktor kebersihan lingkungan. 

Tak hanya itu, petugas juga melakukan pemantauan jentik nyamuk di tempat penampungan air maupun selokan. Dengan harapan setelah dilakukan fogging mereka lebih tenang dalam beraktivitas, terutama bagi anak-anak yang kerap bermain di luar rumah.

“Jika dilihat tren peningkatan kasus mulai start di awal Desember 2023, masuk puncak di bulan Januari 2024. Mungkin nanti tren penurunan terjadi di bulan Februari 2024,” jelas Slamet. 

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved