Berita Pangkalpinang

Dindikbud Tegaskan Bibit Cabai Tidak Diwajibkan bagi Peserta Didik, Gerakan Menanam Cabai untuk Guru

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pangkalpinang menegaskan, bibit cabai tidak diwajibkan untuk peserta didik di sekolah.

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra
Ilustrasi bibit cabai 

BANGKAPOS.COM, BELITUNG -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pangkalpinang menegaskan, bibit cabai tidak diwajibkan untuk peserta didik di sekolah.

Sebelumnya,  Dinas Pendidikan Pangkalpinang sempat mengeluarkan edaran agar semua sekolah negeri dan swasta melaksanakan gerakan menanam cabai di pekarangan sekokah yang tersedia (bagi yang punya lahan kosong dan pada polibag bagi yang tidak punya lahan) dengan jumlah minimal 50 batang.

Rupanya, gerakan tersebut hanya diperuntukkan untuk guru-guru di sekolah saja bukan diwajibkan untuk peserta didik.

"Gerakan itu hanya untuk guru-guru di sekolah saja, bukan untuk peserta didik. Jadi kalau ada guru di sekolah minta bawakan bibit cabai jangan mau," tegas Erwandy kepada Bangkapos.com, Senin (20/2/2024).

Menurutnya, gerakan menanam cabai memanfaatkan perkarangan sekolah itu memang program Dindikbud Kota Pangkalpinang dalam upaya membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang dalam menekan angka inflasi daerah.

"Jadi kami mengarahkan sekolah itu untuk menanamkan cabai dari pada menanam pohon lain, hasilnya itu nanti pihak sekolah juga yang memanfaatkan. Lumayan yang sebelumnya harus beli cabai dengan panen sendiri bisa mengurangi, dengan membawa 50 bibit cabai yang sudah cukup baik," jelasnya.

Gerakan menanam cabai 50 batang itu, ditegaskan Erwandy diperuntukkan untuk guru-guru di sekolah saja.

"Misal gurunya ada 20-an, berarti kalau targetnya 50 batang satu guru bisa membawa bibit dua batang bibit. Bisa juga misalnya Ppguyuban di sekolah pengen ikutan menanam cabai itu boleh, nah itu sudah berdasarkan kesepakatan," jelasnya.

"Kalau peserta didik diwajibkan bawa bibit cabai, udah ribuan pastinya. Jadi makanya hanya guru, dan setiap sekolah itu kami minta hanya 50 batang dulu, terus kalau sudah ada hasilnya untuk orang-orang di sekolah itulah," ungkap Erwandy.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved