Korupsi Tata Niaga Timah

Korupsi Tata Niaga Timah, Dirut PT Timah, Ahmad Dani Virsal Akui Berdampak Psikologis ke Karyawan

Dampak positif ada, Dampak negatifnya secara psikologis teman-teman paling tidak merasakan kondisi yang tidak nyaman, ujar Dirut PT Timah Tbk, Ahmad

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Evan Saputra
Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra
Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal saat diwawancari secara khusus oleh Editor In Chief Bangka Pos, Ade Mayasanto di studio Bangka Pos, Sabtu (2/3/2024) malam. 

BANGKAPOS.COM--Terungkapnya kasus Tata Niaga Timah, baru-baru membuat keguncangan pertimahan di Bangka Belitung.

Lima perusahaan smelter timah swasta terindikasi terlibat dalam sengkarut korupsi tata niaga timah.

Sebanyak 13 tersangka sudah ditahan, termasuk sejumlah pemain timah kelas kakap di Bangka Belitung.

Selain eks petinggi PT Timah Tbk yang merupakan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan timah, ada sejumlah petinggi di lima perusahaan smelter timah swasta yang terjerat kasus ini.

Perusahaan itu antara lain CV Venus Inti Perkasa, Stanindo Sariwiguna Binasentosa, Tinindo Inter Nusa dan Refined Bangka Tin.

Selain lima perusahaan smelter timah, ada sejumlah perusahaan rekanan PT Timah Tbk yang turut diperiksa terkait perkara ini.

Secara psikologis terungkapnya kasus ini rupanya berpengaruh secara psikologis terhadap karyawan PT Timah Tbk.

Bagaimana tidak sejumlah petinggi dan pejabat PT Timah telah ditetapkan jadi tersangka.

Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal mengakui terungkapnya kasus dugaan korupsi tata niaga timah ini, secara psikologis membuat perasaan tidak nyaman bagi karyawan plat merah  yang dipimpinnya.

"Dampak positif ada. Dampak negatifnya secara psikologis teman-teman paling tidak merasakan kondisi yang tidak nyaman," ujarnya.

Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal (kiri) saat diwawancarai secara khusus oleh Editor In Chief Bangka Pos, Ade Mayasanto di studio Bangka Pos, Sabtu (2/3/2024) malam.
Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal (kiri) saat diwawancarai secara khusus oleh Editor In Chief Bangka Pos, Ade Mayasanto di studio Bangka Pos, Sabtu (2/3/2024) malam. (Bangkapos.com/M Ismunadi)

Pasalnya kata dia, ketika ada hal seperti ini, positifnya pihaknya bisa introspeksi dan bisa mencoba memperbaiki perangkat peraturan, perangkat prosedur yang ada.

Kemudian tata kelola yang perlu  dievaluasi, mana yang mungkin hari ini harus diperbaiki dan disesuaikan dengan regulasi yang ada.

"Jadi kondisi tidak nyaman itu ya karena seketika bisa ada panggilan, dan itu tidak bisa kita prediksi kapan dan siapa. Nah itu yang menyebabkan teman-teman itu menjadi tidak nyaman kondisi psikologisnya," tutur Dani.

Apalagi kata dia, ketika dipanggil (diperiksa oleh APH) itu kan bisa dari pagi sampai tengah malam. 

"Memang ini tantangan buat kita, paling tidak menjadi pengalaman baru untuk lebih cermat dan lebih smart dalam melakukan pekerjaan, apalagi yang berkaitan dengan kerjasama pihak ketiga," tambahnya. 

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved