Tribunners

Pembelajaran Diferensiasi dalam Pembinaan Kepramukaan

Pramuka mengingatkan kita akan pentingnya membentuk karakter pemuda yang tangguh dan berkualitas

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Nilawati, S.Pd.I., M.Pd. - Pembina Pramuka Penegak SMAN I Airgegas 

Oleh: Nilawati, S.Pd.I., M.Pd. - Pembina Pramuka Penegak SMAN I Airgegas

GERAKAN Pramuka Indonesia adalah nama organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Pramuka merupakan organisasi nonformal yang memiliki sistem pendidikan kepanduan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Salah satu tujuan dari Gerakan Pramuka adalah membina Pramuka menjadi manusia yang berakhlak mulia bertakwa, berkepribadian, taat hukum, kreatif, inovatif. Pramuka harus mampu dan bisa mengikuti perkembangan zaman, terlebih lagi keanggotaan Pramuka didominasi usia muda, tentunya harus melek teknologi di era milenial ini.

Di zaman milenial ini, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang pesat. Tentunya hal ini berdampak di semua kalangan maupun sektor, baik sektor ekonomi, pariwisata, pendidikan formal maupun nonformal, tak terkecuali Pramuka. Keanggotaan Pramuka yang rata-rata pada usia 7 tahun hingga 25 tahun, sebagai tempat para pemuda pemudi yang dituntut untuk melek teknologi, dan mampu beradaptasi dengan berkembang teknologi serta ilmu pengetahuan di era digital ini. Begitu juga dalam melaksanakan pembinaan peserta didik di bagian ekstrakurikuler Pramuka perlu melakukan pembinaan dengan pola pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan dan memfasilitasi bakat minat serta kebutuhan dari peserta didik.

Berpijak pada tujuan pembinaan Pramuka, menjadikan manusia berakhlak mulia bertakwa, berkepribadian, kreatif, inovatif, maka dengan Gerakan Pramuka pada pelaksanaan kegiatan sosial dan kemasyarakatan yang berakar pada kebudayaan setempat, akan menjadi dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan di era sekarang ini. Dengan demikian, Pramuka era milenial tetap memiliki sikap yang berkepribadian, berkarakter, dan berjati diri. Pentingnya Pramuka dalam membentuk karakter generasi penerus Indonesia tidak bisa diabaikan.

Melalui pendidikan yang dilandasi oleh trisatya dan janji-janji Pramuka, pemuda Indonesia dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas, bertanggung jawab, dan berbakti kepada masyarakat dan negara. Sebagai gerakan yang terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, Pramuka terus menginspirasi pemuda untuk memiliki rasa tanggung jawab sosial, semangat kepemimpinan, dan cinta terhadap tanah air. Pada setiap perayaan Hari Pramuka Nasional, kita diingatkan akan arti penting dari komitmen ini dalam membentuk fondasi yang kuat bagi bangsa.

Melangkah ke Masa Depan dengan Semangat Pramuka Diferensiasi

Semangat dan jiwa Pramuka dalam setiap aspek kehidupan kita perlu dikelola dengan baik sebagai perwujudan berbakti kepada negara, bersahabat dengan sesama, dan mengasah potensi diri kita secara terus-menerus. Peran Pramuka sebagai garda terdepan dalam membentuk generasi penerus Indonesia yang unggul. Dengan trisatya dan dasa darma yang merupakan ketentuan moral dan janji sebagai anggota Pramuka, Pramuka harus memiliki landasan yang kokoh untuk melangkah ke masa depan, membawa semangat kepemudaan, keberanian, dan kepemimpinan dalam setiap langkah kita.

Pramuka mengingatkan kita akan pentingnya membentuk karakter pemuda yang tangguh dan berkualitas. Lewat trisatya dan janji-janji Pramuka, setiap anggota Pramuka berkomitmen untuk mengembangkan diri dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan negara dengan semangat kepemudaan dan mengajak kita semua untuk terus menginspirasi dan mewujudkan masa depan yang cerah bagi Indonesia. Sebagai suatu gerakan, semua anggota Gerakan Pramuka semua turut berperan, turut bergerak aktif menjadi pemain dan tidak ada yang menjadi penonton.

Di sisi lain sebagai gerakan pendidikan, kesemuanya harus mengandung unsur-unsur pendidikan dan tidak melanggar norma-norma pendidikan. Berbagai ketentuan yang diciptakan maupun segala kegiatan yang dilakukan adalah untuk mendidik anggotanya. Setiap kegiatan mempunyai maksud dan nilai-nilainya sendiri yang sering tidak dimengerti orang luar.

Membina berarti memberi arah dan bimbingan, yang dilakukan oleh pembina selaku orang dewasa secara terus-menerus dengan memperhatikan segala aspek kebutuhan peserta didik sebagai penegak binaan di ambalannya. Pembinaan merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu. Kesemuanya diusahakan ditanamkan melalui latihan-latihan sehingga kesemuanya tumbuh dari dalam, tidak dari luar dipaksakan. Sesuatu dilakukan karena memang harus dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan dan berangkat dari inisiatif dan kesadaran diri yang terus tumbuh untuk membentuk dan menghayati janji dan ketentuan moral Pramuka.

Berikut ini penulis merangkum beberapa latihan atau pembinaan kepramukaan yang berpola diferensiasi yang dilakukan pada hakikatnya dapat dibagi ke dalam empat golongan, yaitu pertama, karakter. Watak atau karakter adalah sesuatu yang penting, baik untuk bangsa maupun warga negaranya sebagai individu. Karakter ini akan menentukan jalan hidup seseorang. Bibitnya sudah ada dan tinggi ditumbuhkembangkan.

Seorang sarjana pernah mengatakan, “When wealth is lost, nothing is lost. When character is lost, everything is lost.” (Jika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang. Jika kesehatan hilang, sesuatu terasa hilang. Jika karakter hilang, segalanya pun hilang dan musnah). Karakter dilatih melalui satya dan darma Pramuka, sistem beregu, tanggung jawab pemimpin, permainan bersama yang dilakukan dengan jujur, berkemah dan sebagainya.

Sebagai anggota pramuka tentunya membutuhkan karakter yang tangguh, mandiri, dan hal ini secara berkelanjutan seorang pembina pramuka agar peserta didiknya menjadi pribadi dan cikal bakal pemimpin masa depan dengan semangat kepramukaan yang tinggi.

Kedua, kesehatan dan kekuatan nilai suatu kesehatan yang baik dan kekuatan jasmaniah untuk menikmati hidup adalah tak ternilai. Kita tidak dapat sejahtera bila tidak sehat. Kegiatan di alam bermain di luar, pengembaraan atau hiking akan membuat seseorang sehat dan kuat secara alami dan tidak secara artificial.

Jika seorang pramuka dan pembina yang kreatif tentu segala kebaikan akan dilakukan demi perbaikan karakter untuk peserta didik binaannya, dengan selalu melaksanakan program kerja yang kreatif dan inovatif serta menarik bakat minat peserta didik, terutama peserta didik usia penegak pandega yang mayoritas suka hal yang menarik dan menantang sebagai transformasi pencarian jati dirinya sebagai kaum pemuda yang sehat jasmani dan rohani, karena jiwa seorang Pramuka harus memiliki jiwa yang sehat terhadap akal yang sehat.

Ketiga, keterampilan dan kecerdasan, banyak material pada waktu ini yang terbuang karena pekerjaan yang tidak efisien, disebabkan kurang keterampilan dan kecakapan. Keterampilan dan kecakapan atau kecerdasan ini membuat seseorang akan lebih berguna dalam berbakti kepada sesama. Kegiatan di luar seperti berkemah, pionering, membuat jembatan adalah langkah-langkah untuk membekali diri supaya dapat berguna bagi sesama. Tanda Kecakapan Khusus merupakan usaha untuk merangsang potensi yang terpendam sehingga tersalurkan ke dalam hobi atau keterampilan.

Keempat, berbakti kepada sesama. Bila kita telah menjadi warga negara yang sehat dan bahagia dengan tujuan menjadi seorang individu yang baik, maka ia adalah egoistis. Pembentukan karakter, peningkatan kesehatan, dan kekuatan adalah untuk membekali diri agar dapat berbakti kepada sesama.

Tujuan kepramukaan adalah untuk meningkatkan standar dari warga negara kita di masa datang, terutama dalam karakter dan kesehatan, untuk menggantikan AKU menjadi BAKTI (The aim of Scouting is to improve the standard of our future citizenhood, especially in character and health to replace self by service). Jangan dilupakan bahwa proses pendidikan ini harus dilakukan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Hal ini merupakan ciri yang esensial, jika tidak ada, maka gerakan ini bukanlah gerakan pendidikan kepramukaan atau kepanduan, walaupun anggota-anggotanya berseragam, memakai tanda pangkat atau kecakapan serta melakukan kegiatan-kegiatan seperti Pramuka.

Pemuda usia penegak (16-20 tahun) adalah merupakan masa pemuda yang masih berkembang, emosi mudah berubah dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Masa ini merupakan masa mencari identitas diri dengan meniru sikap dan tingkah laku seseorang yang dikaguminya. Ia membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk mencurahkan perasaan dan pikiran serta memperoleh keyakinan akan keputusan yang diambilnya.

Usia pandega (21-25 tahun) sudah harus dipandang sebagai orang dewasa muda. Masa yang telah mengarah pada kematangan dan kemantapan berpikir, sikap serta tindakan yang realistis, kritis, dan analitis. Masa yang terpengaruh jiwa petualang (adventure) dan keinginan untuk merombak hal-hal yang dinilainya tidak sesuai lagi. Usia ini membutuhkan dukungan yang membesarkan semangat serta menghendaki kejelasan dan keterbukaan dalam segala hal. Usia yang mengarah pada pemikiran mengenai status dalam masyarakat dan ketetapan dalam cita-citanya.

Memperhatikan hal tersebut, jelaslah bahwa masa Pramuka penegak adalah masa yang labil, sedang masa Pramuka pandega adalah masa menuju kemantapan. Pengaruh lingkungan sangat besar, memengaruhi baik buruk dirinya. Usia tersebut adalah masa seseorang ingin menunjukkan kedewasaan dirinya. Oleh karena itu mereka diberi keleluasaan bergerak sendiri. Mereka merencanakan dan melaksanakan aktivitasnya sendiri sehingga merasakan salah benarnya untuk mengetahui jalan mana yang seharusnya ditempuh.

Pembina lebih berperan sebagai pendamping, yang menempati posisi lebih sukar. Di satu pihak ia harus mengusahakan agar para peserta didiknya dapat berkembang maju atas upayanya sendiri dan di lain pihak ia harus ingat bahwa ia bertanggung jawab untuk tercapainya tujuan Gerakan Pramuka sebagai suatu gerakan pendidikan, yang mempunyai aturan main yang khas. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved