Berita Bangka Tengah
Bangka Tengah Tanam Padi Organik, Guru Besar : Sehat Dikonsumsi, Rendah Residu Bahan Kimia
Guru Besar Bidang Ilmu Pemuliaan Tanaman Universitas Bangka Belitung (UBB), Prof Dr Eries Dyah Mustikarini membeberkan keunggulan padi organik
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Guru Besar Bidang Ilmu Pemuliaan Tanaman Universitas Bangka Belitung (UBB), Prof Dr Eries Dyah Mustikarini membeberkan keunggulan padi organik yang ditanam di kawasan sawah Desa Namang, Bangka Tengah.
"Keunggulan utama dari produk organik misalnya contohnya padi organik adalah rendahnya kandungan residu bahan kimia. Rendahnya kandungan residu ini disebabkan karena padi organik tidak menggunakan bahan kimia sehingga umumnya tidak ada residu pada biji tanaman, jika ada kandungannya relatif rendah," ujar Prof Eries, Kamis (7/3/2024).
Padi organik ini lebih sehat dikonsumsi oleh masyarakat, karena tidak ada efek samping saat dikonsumsi.
"Namun tentu saja karena budidaya secara organik ini belum terlalu umum dilakukan oleh masyarakat, dan bahan-bahan alam yang diperlukan dalam input produksi terkadang harus dibuat sendiri karena belum tersedia maka harga padi atau beras organik menjadi lebih mahal," lanjutnya.
Secara umum, budidaya tanaman secara organik adalah budidaya yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia dalam proses budidayanya.
"Dalam teknik budidaya secara organik petani meninggalkan unsur-unsur bahan kimia seperti pupuk anorganik, insektisida, fungisida ataupun herbisida yang tidak dibuat secara organik.
Pupuk kimia penambah unsur hara seperti urea, SP36, dan KCl, serta pestisida anorganik untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman harusnya tidak digunakan di dalam budidaya tanaman secara organik," jelasnya.
Pada budidaya organik banyak mengandalkan bahan-bahan dari alam seperti penggunaan pupuk kandang dari kotoran hewan seperti pupuk kotoran sapi, pupuk kotoran ayam, dan lain-lain.
"Untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman juga dilakukan dengan menggunakan pestisida alami yang dibuat dari ekstrak tumbuhan yang telah teridentifikasi memiliki bahan aktif yang tidak disukai hama ataupun organisme penyebab penyakit pada tanaman. Produk tanaman akan lebih baik (sehat), dan umumnya harganya lebih mahal," katanya.
Prinsip budidaya padi organik sebenarnya relatif sederhana jika komponen yang diperlukan sebagai bahan produksi tersedia dengan baik.
Dalam budidaya organik memerlukan pupuk organik yang cukup banyak sebagai pengganti pupuk anorganik.
Sangat baik jika dalam budidaya tanaman padi secara organik dikombinasikan dengan budidaya ternak, sehingga ada sirkulasi limbah pertanian antara ternak dan tanaman budidaya.
"Misalnya dikombinasikan dengan budidaya unggas ataupun sapi. Tanaman padi dapat memperoleh pupuk dari kotoran hewan ternak tersebut, sementara limbah tanaman bisa dimanfaatkan untuk hewan ternak," katanya.
Petani juga dapat menerapkan sistem low external input sustainable agrikalture (LEISA) dalam budidaya secara organik. Penerapan LEISA ini tentu saja dapat mengurangi biaya produksi dengan cara mengurangi biaya pembelian input produksi seperti pupuk, karena pupuk ini bisa dihasilkan sendiri dari ternak.
Pada konsep ini juga dapat membantu petani untuk bisa mendapatkan penghasilan harian, pada periode waktu menunggu hasil panen tanaman. Namun masyarakat petani perlu dilakukan pembinaan secara berkelanjutan, karena umumnya budidaya secara organik ini tidak langsung memberikan keuntungan kepada petani.
| Kajari Bangka Tengah Imbau Waspadai Penipuan Mengatasnamakan Kejaksaan |
|
|---|
| Festival Anak Hebat 2025 Resmi Ditutup, Wabup Efrianda: Wadah Menumbuhkan Generasi Kreatif Bateng |
|
|---|
| 45 Kandidat Seleksi JPT Pratama Pemkab Bateng Ikuti Tes Assesment di Polda Bangka Belitung |
|
|---|
| Kapolres Bangka Tengah Terima Audiensi DPC APDESI, Sampaikan Terobosan untuk Perkuat Kemanan Desa |
|
|---|
| Dinkes Bangka Tengah Dorong Pelaku Usaha Pangan Segera Miliki Sertifikat PIRT |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.